Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara agraris dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 257.516.167 jiwa di tahun 2012 (BPS, 2012), sekitar 90 persen dari jumlah tersebut mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan utamanya. Keberadaan beras yang tidak dapat digantikan oleh komoditas lain menyebabkan ketersediaannya harus selalu terjaga bahkan harus ditingkatkan. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa produksi padi nasional pada tahun 2011 sebanyak 65.756.904 ton dan meningkat menjadi 68.956.292 ton di tahun 2012 atau mengalami peningkatan produksi sebesar 4,87 persen (BPS, 2012). Peningkatan produksi padi nasional sebesar 4,87 persen tersebut tidak lepas dari peran Jawa Timur sebagai provinsi penghasil padi terbanyak di Indonesia. Jawa Timur menghasilkan 12.043.924 ton padi di tahun 2012 atau sekitar 17,47 persen dari total produksi padi nasional. Selain itu Provinsi Jawa Timur juga memiliki produktivitas tertinggi sebesar 61,11 ku/ha (BPS, 2012). Kecamatan Lawang Kabupaten Malang adalah salah satu daerah penghasil padi di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah produksi padi pada tahun 2012 sebesar 15.335 ton. Selain itu Kecamatan Lawang memiliki produktivitas rata-rata padi sebesar 79,01 ku/ha di tahun 2012. Produktivitas rata-rata padi Kecamatan Lawang ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata padi Provinsi Jawa Timur yang hanya 61,11 ku/ha di tahun 2012 (BPS, 2012). Dibalik tingginya produktivitas rata-rata padi Kecamatan Lawang, ternyata Desa Sumberporong yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Lawang ini hanya memiliki produktivitas rata-rata padi sebesar 60,1 ku/ha. Hal ini terpaut cukup jauh dengan produktivitas rata-rata padi Kecamatan Lawang yang mana selisih antara produktivitas rata-rata Kecamatan Lawang dengan produktivitas Desa Sumberporong sekitar 19,02 ku/ha. Selisih tersebut mencerminkan bahwa usahatani yang dilakukan di Desa Sumberporong belum maksimal. Guna meningkatan produksi padi Desa Sumberporong dan nasional, salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah adalah dengan menyediakan input produksi seperti benih, pupuk, dan obat-obatan yang bermutu, mudah didapat dan terjangkau. Selain dengan jalan penyediaan input produksi juga perlu diperhatikan cara pemanfaatan faktor produksi secara efisien dalam proses usahataninya. Efisiensi produksi sangat penting diperhatikan oleh petani karena upaya peningkatan produksi padi melalui jalur ekstensifikasi semakin sulit. Terbatasnya lahan pertanian produktif dan maraknya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian yang sulit dicegah menjadikan upaya peningkatan produksi padi melalui efisiensi produksi menjadi salah satu pilihan yang tepat. Menurut Soekartawi (2002), dalam melakukan usahatani, seorang petani akan selalu berupaya mengalokasikan input produksi yang dimiliki seefisien mungkin agar memperoleh produksi yang maksimal. Pemikiran yang demikian wajar mengingat petani memiliki tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Jika petani mampu mencapai efisiensi teknis secara maksimal maka produksi yang dicapai akan maksimal pula sehingga pendapatan petani juga meningkat. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi di Desa Sumberporong. Selain itu juga perlu pengetahuan mengenai tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi padinya agar dapat memberikan informasi kepada petani. Sehingga upaya peningkatan produksi padi yang efisien dalam kaitannya untuk memaksimalkan keuntungan dapat diperoleh. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling. Besar sampel ditentukan menggunakan metode yang dikemukakan Parel, et al. (1973), dengan metode tersebut diperoleh sampel sejumlah 31 petani. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui factor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi frontier dan tingkat efisiensi yang dicapai oleh masing – masing petani adalah dengan menggunakan fungsi produksi cobb douglas stochastic frontier dengan menggunakan software Frontier 4.1. Sedangkan untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yang dicapai digunakan regresi berganda. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. dengan pertimbangan bahwa Desa Sumberporong merupakan salah satu sentral penghasil beras. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang berpengaruh positif dan nyata pada taraf kepercayaan 95 persen terhadap produksi frontier dalam usahatani padi adalah luas lahan, tenaga kerja, sedangkan benih berpengaruh negatif. Faktor produksi pupuk, pestisida padat dan cair dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya. Efisiensi teknis dari usahatani padi ini sudah cukup tinggi, 64,51persen dari responden sudah berada pada tingkat efisiensi teknis lebih dari 0,80. Faktor yang berpengaruh nyata pada efisiensi teknis adalah lama berusahatani, jumlah anggota keluarga, dan dummy status kepemilikan lahan. Sedangkan umur dan pendidikan tidak tampak pengaruhnya dalam analisis ini.