Strategi Petani Dalam Agribisnis Tembakau (Studi Kasus di Desa Taro’an, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan)
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara agraris yang didukung oleh berbagai komoditas pertanian, yaitu komoditas pangan dan industri. Penduduk Indonesia yang sebagian besar petani sangatlah bergantung kepada hasil pertanian, komoditas industri yang dihasilkan melalui sektor perkebunan, salah satunya adalah komoditas tembakau. Tembakau merupakan komoditas yang dapat memberikan sumber pendapatan yang menjanjikan, jika melihat Indonesia memiliki beberapa produsen rokok dari skala industri rumah tangga hingga industri skala nasional. Tembakau memiliki prospek yang baik dalam pasar tembakau di Indonesia khususnya Jawa Timur. Bahkan di wilayah marginal, seperti Bojonegoro, Madura, dan beberapa daerah di Lamongan berdasarkan iklim, tingkat kesuburan lahan dan topografinya, hanya cocok untuk ditanami tembakau sehingga tanaman tembakau merupakan andalan. Salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang penduduknya banyak membudidayakan tanaman tembakau adalah daerah Madura. Desa Taro’an menjadi salah satu desa yang ada di Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan yang sebagaian besar penduduknya membudidayakan tanaman tembakau dan menjadi penyuplai tembakau ke beberapa gudang perwakilan pabrik rokok di Pamekasan. Pada pelaksanaanya sebagai supplier, petani harus menghadapi kerasnya proses pemasaran tembakau Madura yang sangat fluktuatif apabila berbicara permasalahan harga di tingkatan – tingkatan atau simpul – simpul saluran pemasaran. Fluktuasi harga yang sulit untuk diprediksi tinggi rendahnya, sangat bergantungnya tembakau terhadap cuaca menjadikan petani sangat terjepit dan dilematis. Akibatnya, risiko yang diambil petani sangat tinggi karena jika masih sulit dalam memasarkan, maka hal ini dapat mengancam petani semakin jatuh ke dalam kemiskinan dan tidak mampu lagi memiliki modal untuk berusahatani tembakau. Fenomena ini berlangsung secara terus - menerus dari tahun ke tahun selama musim tembakau. Walaupun resiko rugi sangatlah besar petani tembakau di desa ini tetap terus menanam tembakau. Apapun itu akan dilakukan oleh para petani tembakau di desa ini. Dalam menjaga keberlangsungan usahataninya, petani tembakau dalam berusahatani tembakau di desa ini melakukan beberapa strategi ataupun beberapa cara – cara aktif agar mampu berperan banyak dalam berusahatani tembakau. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan agribisnis yang dilakukan petani tembakau di Desa Taro’an, mendeskripsikan bentuk strategi yang dilakukan petani tembakau di Desa Taro’an, dan menganalisis strategi berdasarkan kepemilikan luasan lahan . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu proses pencarian data untuk memahami fenomena sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh (holistic), dibentuk oleh kata – kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah. Daam penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan berbagai situasi dan kondisi tentang strategi agribisnis yang dilakukan oleh petani tembakau. Analisisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif dari Miles dan Hubetman (1984). Analisis data dilakukan dalam periode April – Juli 2013. Adapun hasil dari penelitian ini diperoleh : Pertama, kegiatan usahatani yang dilakukan petani di Desa Taro’an adalah, pada persiapan saprodi petani mempersiapkan pengadaan benih yang dibeli dipasar, pupuk, modal biaya usahatani, alat – alat pertanian dan obat – obatan hama penyakit. Kegiatan yang dilakukan adalah penyemaian, penanaman, perawatan, panen, pengolahan pasca panen dengan merajang daun tembakau hanya dilakukan oleh 2 petani yang memiliki modal biaya lebih untuk dialokasikan pada kegiatan tersebut. Kedua dalam pengelolaan kegiatan agribisnis petani memiliki cara – cara khusus yang dilakukan dengan memanfaat asset modal yang dimiliki petani itu sendiri untuk beradaptasi. Cara khusus tersebut disebut strategi. Secara adopsi atau intuitif oleh petani diterapkan untuk mengatasi permasalahan dalam beragribisnis tembakau, tujuannya selain untuk memperoleh untung, juga untuk mengantisipasi kelanjutan dari usahatani tembakau. Strateginya pertama adalah