Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Pisang Mas Kirana untuk Melakukan Kemitraan (Studi Kasus di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang)

Main Author: Firmasari, PutriMaulidya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129595/1/FULL_TEKS.pdf
http://repository.ub.ac.id/129595/
Daftar Isi:
  • Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang potensial karena sampai saat ini sektor pertanian masih berperan penting dalam memperkuat landasan pembangunan nasional. Sektor pertanian dibagi menjadi beberapa subsektor, salah satunya subsektor hortikultura. Salah satu bagian penting dalam subsektor hortikultura adalah buah-buahan. Pisang merupakan komoditas buah yang hampir ada di setiap pekarangan dan merupakan komoditas unggulan nasional yang terbesar kontribusinya terhadap produksi buah nasional (BPS, 2013). Kabupaten yang terkenal di Jawa Timur sebagai kota pisang adalah Kabupaten Lumajang. Salah satu varietas pisang unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Lumajang diantaranya adalah Pisang Mas Kirana. Kecamatan Senduro merupakan salah satu sentra produksi Pisang Mas Kirana di Kabupaten Lumajang. Petani Pisang Mas Kirana pada Kecamatan Senduro juga melakukan kemitraan untuk mengembangkan usahataninya. Pada Kecamatan Senduro masih banyak petani yang tidak melakukan kemitraan namun menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sumardjo (2004) petani yang melakukan kemitraan dapat memiliki beberapa keuntungan yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Gambaran tersebut menunjukkan perlunya dianalisis pendapatan dan faktor-faktor yang m mpengaruhi keputusan petani Pisang Mas Kirana untuk melakukan kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pendapatan usahatani Pisang Mas Kirana petani Pisang Mas Kirana yang melakukan kemitraan dan yang tidak melakukan kemitraan dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani Pisang Mas Kirana untuk melakukan kemitraan sehingga diharapkan dengan mengikuti kemitraan, pendapatan petani Pisang Mas Kirana dapat meningkat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara. Data sekunder dikumpulkan dari pustaka, penelitian terdahulu dan lembaga atau instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tujuan pertama adalah dengan analisis pendapatan usahatani Pisang Mas Kirana dan analisis uji beda rata-rata sedangkan tujuan kedua menggunakan analisis regresi model logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan dari usahatani Pisang Mas Kirana petani yang melakukan kemitraan lebih tinggi daripada petani Pisang Mas Kirana yang tidak melakukan kemitraan. pendapatan petani Pisang Mas Kirana yang melakukan kemitraan sebesar Rp. 15.646.216/hektar, sedangkan petani Pisang Mas Kirana yang tidak melakukan kemitraan adalah Rp. 11.876.196/hektar. Hasil dari uji beda rata-rata disimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan nilai Fhitung > Ftabel sehingga nilai varian atau ragam pendapatan usahatani petani Pisang Mas Kirana yang melakukan kemitraan dan pendapatan usahatani petani Pisang Mas Kirana yang tidak melakukan kemitraan tidak identik dan berbeda nyata dan berdasarkan hasil uji t nilai thitung > ttabel sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan yang nyata antara pendapatan petani Pisang Mas Kirana kemitraan dan non kemitraan. Hal ini dikarenakan perbedaan biaya dan penerimaan yang ada pada petani Pisang Mas Kirana kemitraan dan non kemitraan. Hasil analisis uji regresi model logit menunjukkan bahwa hasil uji signifikansi didapatkan faktor yang memiliki signifikansi <0,05 adalah luas lahan dengan nilai signifikansi 0,021, pendidikan terakhir dengan nilai signifikansi 0,011, dan pengalaman berusahatani dengan nilai signifikansi 0,009, hal ini berarti bahwa luas lahan, pendidikan terakhir, pengalaman berusahatani berpengaruh nyata terhadap keputusan petani Pisang Mas Kirana untuk melakukan kemitraan, sedangkan untuk umur petani Pisang Mas Kirana dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara nyata terhadap keputusan petani Pisang Mas Kirana untuk melakukan kemitraan. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang diajukan adalah: 1) Untuk petani Pisang Mas Kirana yang tidak melakukan kemitraan dengan adanya penelitian ini disarankan untuk melakukan kemitraan karena dapat meningkatkan pendapatan dari petani Pisang Mas Kirana yang tidak melakukan kemitraan dan juga bisa mendapat tambahan pengetahuan mengenai packaging, informasi baru, teknologi baru juga bisa merambah pasar yang lebih besar lagi. 2) Untuk Asosiasi Petani Pisang Mas Kirana Seroja diharapkan menambah beberapa tempat untuk melakukan kegiatan pasca panen atau membebaskan petani Pisang Mas Kirana untuk melakukan kegiatan pasca panen di rumah sendiri tetapi dengan kardus yang sudah ada di Asosiasi Petani Pisang Mas Kirana Seroja. Hal ini dilakukan supaya petani yang tidak melakukan kemitraan merasa terkurangi kesulitannya apabila ingin melakukan kemitraan, karena dengan adanya penambahan beberapa tempat untuk melakukan kegiatan pasca panen petani Pisang Mas Kirana tidak perlu mengantar hasil panen ke rumah tertentu yang melakukan kemitraan.