Keragaman Jenis Salak Bangkalan {Salacca Zalacca (Gaertner) Voss} Menggunakan Penanda Morfologi dan Analisis Isozim
Daftar Isi:
- Berdasarkan hasil survei dan wawancara pada lokasi penelitian, di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, dari ciri spesifik berbagai jenis salak Bangkalan berdasarkan respon petani ditemukan 6 (enam) jenis tanaman salak dan belum diidentifikasi, ke-6 (enam) jenis tanaman salak tersebut yaitu, Apel, Bunter, Cocor, Kerbau, Penjalin, dan Senase. Tanaman salak yang bervariasi perlu diidentifikasi untuk melihat sifat dan keragaman tanaman, yaitu dengan penanda morfologi dan analisis isozim. Namun keragaman secara morfologi belum tentu menunjukkan keragaman genetik yang berbeda. Analisis isozim merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi dan mengklasifikasi koleksi plasma nutfah, karena isozim relatif stabil terhadap lingkungan dan umumnya polimorfik dan dapat dipertimbangkan untuk memperoleh informasi genetik dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ke-6 (enam) jenis tanaman salak Bangkalan untuk mengetahui keragaman jenis tanaman salak Bangkalan menggunakan penanda morfologi dan analisis isozim. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat keragaman dan perbedaan jarak genetik antar ke-6 (enam) jenis tanaman salak Bangkalan yang diidentifikasi dengan penanda morfologi dan analisis isozim. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2014 di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan dan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan adalah pengamatan morfologi dan analisis isozim. Karakter morfologi yang diamati adalah karakter kualitatif berdasarkan Radford (1986) dan Departemen Pertanian Rebuplik Indonesia (2006). Analisis isozim menggunakan metode Wendel dan weeden (1989) dengan beberapa modifikasi menurut prosedur Fajriani (2008). Data hasil karakterisasi morfologi kualitatif disajikan secara deskriptif. Selanjutnya data morfologi diterjemahkan menjadi data biner, nilai 1 (satu) untuk fenotip yang diekspresikan dan nilai 0 (nol) untuk fenotip yang absen. Data hasil analisis isozim yang berupa pola pita kemudian digambar zimogramnya, selanjutnya diterjemahkan menjadi data biner, nilai 0 untuk genotipe (pita) yang tidak hadir/ muncul dan nilai 1 untuk genotipe (pita) yang hadir/ muncul. Berdasarkan pada data biner pola pita isozim maupun data morfologi selanjutnya dianalisis menggunakan Cluster Simple Matching Coefficient Analysis dengan metode Unweighted Pair Group Methode with Arithmatic Average (UPGMA) pada program komputer Multi Variate Statistical Package (MVSP) dan hasilnya disajikan dalam bentuk dendogram. Dendogram yang dihasilkan menunjukkan tingkat kemiripan atau nilai similaritas antara sampel dari jenis-jenis tanaman salak Bangkalan. terdapat perbedaan hasil pada ke-6 (enam) jenis tanaman salak Bangkalan yang diidentifikasi dengan penanda morfologi kualitatif dan analisis isozim. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan jarak genetik dari ke-6 (enam) jenis tanaman salak Bangkalan yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi dengan keragaman sebesar 18-25% atau jarak genetik 0,18-0,25 dan besarnya perbedaan polimorfisme pola pita isozim PER (peroksidase) dengan keragaman sebesar 0-70% atau jarak genetik 0,00-0,70. Berdasarkan analisis isozim, enzim PER (peroksidase) memiliki keragaman pola pita (polimorfik) sedangkan enzim EST (Esterase) tidak memperlihatkan pola pita (tidak ada pola pita yang tampak/ muncul). Berdasarkan enzim PER (peroksidase) terdapat 3 variasi pola pita. Pola pita I adalah salak jenis Apel, Bunter, dan Cocor, pola pita ke-II adalah salak jenis Kerbau dan Senase dan pola pita ke-III adalah salak jenis penjalin. Keragaman genetik kultivar-kultivar salak tersebut sesuai dengan sifat salak Bangkalan yang mempunyai sifat menyerbuk silang sehingga keturunannya akan berbeda satu sama lain. Salak jenis Apel, Buter, Cocor, Kerbau, Penjalin, dan Senase perlu dipelihara dan dikembangkan. Namun, dalam segi rasa salak jenis Penjalin, Cocor, Apel, dan Senase merupakan genotipe yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan salak jenis Bunter dan Kerbau.