Pengendalian Persediaan Pupuk Di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) (Studi Kasus di Selucing Agro Estate (SAGE), PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group, Kalimantan Tengah)
Daftar Isi:
- Tandan Buah Segar (TBS) merupakan buah yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit. Semakin tinggi produktifitas TBS semakin tinggi pula produktivitas minyak sawit dan inti sawit sebagai produk olahannya. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktifitas (TBS) adalah pupuk. Persediaan merupakan masalah penting yang harus dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Jika pupuk mengalami kekurangan maka aplikasi pemupukan akan terganggu, sebaliknya jika persediaan pupuk mengalami kelebihan dapat menyebabkan biaya persediaan tinggi. Selain itu, pupuk tidak bisa disimpan terlalu lama karena dapat membatu dan akan memerlukan biaya lebih untuk menghancurkannya. Fenomena di lapang, yaitu sering terjadinya kelebihan persediaan pupuk. Begitu juga yang terjadi di Selucing Agro Estate yang terletak di Wilayah 4 dan di bawah naungan salah satu anak perusahaan BGA Group, yaitu PT. Windu Nabatindo Lestari. Permasalahan persediaan pupuk dapat diatasi dengan melakukan pengendalian persediaan pupuk agar dapat mencukupi kebutuhan pupuk dengan biaya yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendiskripsikan manajemen pengendalian persediaan pupuk di Selucing Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group. Serta (2) Menganalisis pengendalian persediaan pupuk yang dilakukan oleh Selucing Agro Estat, PT. Windu Nabatindo Lestari, BGA Group sudah efisien atau belum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pengendalian persediaan pupuk yang dilakukan oleh perusahaan dan analisis tingkat persediaan dengan cara mencari rasio antara persediaan pupuk dengan kebutuhannya. Metode lain yang digunakan adalah Part Period Balancing (PPB), dimana metode ini ditujukan untuk mencari frekuensi pemesanan yang mampu meminimalkan biaya persediaan. Hasil yang diperoleh untuk menjawab tujuan pertama adalah pengendalian persediaan pupuk yang dilakukan oleh SAGE terdiri dari perencanaan dan pengadaan, pengelolaan persediaan, serta monitoring dan administrasi persediaan pupuk. Tujuan kedua dijawab dengan melakukan analisis efisiensi pengendalian persediaan pupuk di SAGE. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa pengendalian persediaan pupuk untuk semua jenis pupuk yang diaplikasikan di Selucing Agro Estate pada tahun 2012 adalah belum efisien. Hal tersebut terlihat dari tingkat persediaan pupuk yang masih lebih besar dari kebutuhannya dan biaya persediaannya yang masih belum efisien. Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian lebih, evaluasi, dan solusi alternatif yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengendalikan persediaan pupuk agar lebih efisien, terutama untuk kebijakan dalam penentuan kuantitas dan frekuensi pemesanan pupuk.