Fitoremediasi Tanah Tercemar Merkuri (Hg) Limbah Tailing Tambang emas Menggunakan Lindernia crustacea, Digitaria radicosa, dan Cyperus rotundus serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tana
Main Author: | Siahaan, BonauliChristianoyd |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129499/1/Skripsi_fix.pdf http://repository.ub.ac.id/129499/ |
Daftar Isi:
- Amalgamasi merkuri (Hg) merupakan metode tradisional yang digunakan untuk mendapatkan emas. Sisa proses tradisional tersebut berupa limbah (berlumpur) yang mengandung merkuri dan berbagai logam berat lainnya dibuang di lahan pertanian sehingga mencemari lahan pertanian. Desa Pesanggaran, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan salah satu lokasi TESKA. Kadar logam berat pada lahan pertanian dapat dikurangi dan dinetralisir dengan metode yang murah, yang dikenal dengan fitoremediasi. Dalam upaya memanfaatkan tanaman untuk reklamasi tanah tercemar tailing, maka dilakukan percobaan dengan menggunakan Lindernia crustacea Linn. (kerak nasi), Digitaria radicosa Presl. Miq.a (jampang pait), Cyperus rotundus L. (rumput teki) sebagai fitoekstaktor tanah yang tercemar oleh limbah tambang emas mengandung unsur Hg dengan penambahan bahan organik. Efektifitas tanaman fitoekstraktor tersebut, kemudian diuji dengan mengamati pertumbuhan tanaman jagung pasca fitoremidiasi. Penelitian dilakukan di Rumah kaca melalui percobaan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 faktor yang dikombinasi dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah kandungan limbah tailing dalam tanah. Faktor kedua adalah Pemberian bahan organik dan tanpa bahan organik. Faktor ketiga adalah tanaman fitoektraktor pada tanah limbah tailing. Parameter yang diamati adalah tinggi, jumlah daun, bobot kering, serapan N tanaman, kandungan Hg dalam tanah diukur sebelum dan sesudah fitoremediasi (tanumbuhan fitorekstraktor dan jagung). Data dianalisis dengan uji F taraf 5 %, serta uji korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antar parameter. Hasil penelitian menunjukkan tanah tercemar tailing 10% (T1) memiliki kandungan Hg dua kali lebih sedikit dibandingkan tanah tercemar tailing 20% (T2). Penambahan bahan organik dapat membantu dalam penyediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan kesuburan tanah, sehingga potensi serapan meningkat dan dapat menurunkan kandungan Hg pada tanah tercemar tailing. Tumbuhan C. rotundus. berpotensi dalam menurunkan kandungan Hg lebih tinggi dibandingkan tumbuhan L. crustacea, D. radicosa. Penurunan kandungan Hg akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selanjutnya yaitu jagung. Laju pertumbuhan tanaman jagung terbaik terdapat pada perlakuan yang memiliki kandungan Hg terendah yaitu tanah yang tercemar tailing 10% menggunakan penambahan bahan organik dan pada tahap fitoremediasi menggunakan tumbuhan C. rotundus.