Uji Metode Inokulasi Dan Patogenisitas Blood Disease Bacterium (BDB) Pada Buah Pisang (Musa sp.)

Main Author: Devi, RatriKusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129491/1/Skripsi_Ratri_Kusuma_Devi_Agroekoteknologi_2009_MinatHPT.pdf
http://repository.ub.ac.id/129491/
Daftar Isi:
  • Pisang merupakan ekspor utama buah Indonesia khususnya pada tahun 1996 – 1999. Tetapi sejak tahun 2000 terjadi penurunan ekspor yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan adanya serangan bakteri Blood Disease Bacterium (BDB) pada pertanaman pisang yang mengakibatkan beberapa perkebunan swasta menghentikan proses produksinya (Deptan, 2012). Pengetahuan metode inokulasi dan patogenisitas BDB dalam menimbulkan penyakit pada buah pisang cukup penting untuk pemulia tanaman dan peneliti penyakit tanaman. Untuk pemulia tanaman, pengetahuan tersebut berguna dalam menyeleksi ketahanan tanaman pisang terhadap BDB sedangkan bagi peneliti penyakit tanaman bermanfaat untuk mengetahui karakteristik patogenisitasnya (Rustam, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa metode inokulasi dalam rangka uji patogenisitas BDB pada buah pisang. Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Bakteriologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Mei sampai Desember 2012. Percobaan pertama bertujuan untuk menemukan metode inokulasi BDB yang dapat menyebabkan gejala penyakit darah pada buah pisang. Percobaan pertama terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan masing – masing perlakuan menggunakan kontrol aquades steril dan diamati setiap hari selama 7 hari. Percobaan kedua bertujuan untuk membandingkan gejala yang ditimbulkan oleh BDB dengan gejala patogen lain pada buah pisang. Patogen yang digunakan adalah Xanthomonas oryzae, Ralstonia solanacearum, Pantoea sp. dan Erwinia carotovora yang diinjeksikan kedalam buah pisang. Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi suspensi bakteri patogen BDB pada perkembangan gejala penyakit darah pada buah pisang. Percobaan ketiga dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pengamatan panjang dan prosentase gejala dilakukan pada hari ketiga dan keenam. Berdasar hasil penelitian, Metode inokulasi injeksi dan pengolesan suspensi bakteri menggunakan cotton bud mampu menimbulkan gejala penyakit darah pada buah pisang, Metode injeksi merupakan metode inokulasi yang paling efektif karena dapat menimbulkan gejala penyakit darah pada hari pertama setelah inokulasi pada buah pisang. Pengujian beberapa bakteri patogen lain dan BDB pada buah pisang menunjukkan perbedaan kenampakan gejala. Bakteri patogen Xanthomonas oryzae, Pantoea sp dan Erwinia carotovora, Ralstonia solanacearum mampu menimbulkan gejala pada daging buah, tetapi berbeda dengan gejala yang ditimbulkan oleh BDB. BDB dapat menimbulkan gejala berwarna kecoklatan baik pada daging maupun pada plasenta buah, sedangkan pathogen yang lain tidak mempu menimbulkan gejala yang sama. Kerapatan populasi BDB 108 dan 109 CFU/ml mampu menimbulkan gejala penyakit darah pada hari ketiga dan keenam setelah inokulasi. Sedangkan suspensi bakteri BDB pada kerapatan 107 CFU/ml tidak mampu menimbulkan gejala sampai hari ke enam setelah inokulasi.