Daftar Isi:
  • Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama daun yang penting karena mempunyai kisaran inang yang luas yaitu kedelai, kacang tanah, kubis, ubi jalar, kentang. Serangan S. litura menyebabkan kerusakan sekitar 12,5% dan lebih dari 20% pada tanaman umur lebih dari 20 hari setelah tanam. Pengendalian ulat grayak pada tingkat petani kebanyakan masih menggunakan insektisida kimia. Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan banyak masalah lingkungan. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan yaitu menggunakan patogen serangga. Jamur Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai agen pengendali hayati, yaitu menyebabkan sakit dan kematian larva ordo Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Orthoptera. Dari ordo tersebut merupakan hama-hama penting pada tanaman budidaya, dan salah satunya adalah larva S. litura. Penelitian mengenai perbedaan kerapatan konidia B. bassiana perlu dilakukan karena setiap isolat memiliki virulensi yang berbeda dalam mematikan larva S. litura. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui patogenisitas B. bassiana pada kerapatan 105, 106, 107, 108,dan 109 konidia/ml terhadap larva S. litura dan pengaruhnya terhadap keberhasilan larva S. litura menjadi pupa. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi dan Growth Chamber, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, mulai bulan Desember 2011 sampai Mei 2012. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang diulang tiga kali, dengan menggunakan perlakuan kerapatan B. bassiana yaitu: 0 (sebagai kontrol), 105, 106, 107, 108, 109 konidia/ml. Setiap kerapatan menggunakan 20 ekor larva. Uji patogenisitas menggunakan metode celup larva, larva S. litura dimasukkan ke dalam suspensi kerapatan konidia B. bassiana selama 5 detik dan dikeringanginkan. Sebagai pembanding perlakuan kontrol larva S. litura dicelupkan dalam aquades. Pengamatan kematian larva akibat terinfeksi B. bassiana dilakukan setiap 24 jam selama 20 hari, setelah perlakuan hingga larva menjadi pupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan yang menyebabkan kematian larva S. litura tertinggi yaitu pada 1,47 x 109 konidia/ml dengan kematian 51,37 %. Sedangkan kerapatan yang menyebabkan larva S. litura menjadi pupa terendah yaitu pada 1,47 x 109 konidia/ml dengan keberhasilan larva S. litura menjadi pupa sebesar 48,63 %. Kerapatan jamur B. bassiana yang menyebabkan Median Lethal Time (LT50) tercepat pada larva S. litura yaitu pada 1,47 x 109 konidia/ml dalam waktu 298,97 jam.