. Pengaruh Pemberian Janjang Kosong terhadap Porositas Tanah Lom Berpasir dan Tanah Lom Berklei
Daftar Isi:
- Berbagai upaya pengelolaan lahan di perkebunan sawit telah dilakukan, namun produksi optimal yang diharapkan masih belum tercapai. Salah satu penyebabnya adalah karena tingkat kesehatan tanah yang rendah, yang ditunjukkan dengan bobot isi (BI) tanah > 1,3 g cm-3 dan tingkat porositas serta infiltrasi yang rendah, maka perkembangan akar terbatas di permukaan saja. Salah satu upaya untuk meningkatkan porositas tanah terebut, aplikasi janjang kosong sawit telah dilakukan pada tanah perkebunan sawit P.T. Astra Agro Lestari, Kumai tahun 2012 sebesar 20 Mg ha-1, namun demikian pengukuran perubahan porositas tanah masih belum dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan organik (janjang kosong atau jankos) dalam jangka pendek terhadap sifat fisik tanah (bobot isi, bobot jenis, dan porositas) pada lapisan permukaan pada tanah lom berklei dan lom berpasir. Hipotesis dari penelitian ini bahwa pemberian vahan organik (BO) berupa jankos akan: (1) Meningkatkan total porositas tanah pada lapisan atas (kurang dari 10 cm) tetapi belum dapat memperbaiki porositas tanah di lapisan bawahnya, (2) Peningkatan jumlah pori total pada lom berklei lebih banyak dibandingkan lom berpasir. Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT. Astra Agro Lestari PT. GSIP-AMR, Kumai Pangakalanbun Kalimantan Tengah pada bulan Februari hingga- Juli 2013. Plot penelitian dipilih dari 2 blok kebun yaitu Blok AMR OA 29 (tekstur lom berklei) dan Blok AMR OA 40 (tekstur lom berpasir). Pengambilan contoh tanah pada masing-masing blok dilakukan pada tiga kondisi BO yaitu: (a) Zona gawangan mati (GM) dengan masukan daun+pelepah sawit yang diberikan setiap kali pemanenan sejak tahun 2008, (b) Zona antar pokok dengan aplikasi jankos sekaligus 20 Mg ha-1 yang diberikan pada tahun 2012 (APJ), dibandingkan dengan (c) Zona antar pokok tanpa aplikasi jankos sebagai kontrol (APNJ). Contoh tanah diambil dari empat kedalaman tanah: 0-5 cm, 5-10 cm, 10-20 cm, 20-30cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah lom berpasir pemberian jankos selama setahun saja ternyata berpengaruh sama dengan penambahan BO secara terus-menurus (jangka panjang) di GM dalam menurunkan nilai bobot isi (BI) tanah dari 1,3 g cm-3 menjadi 1,2 g cm-3, meningkatkan porositas tanah dari dari 47% menjadi 52% bila diukur dengan metoda BI dan BJ, atau meningkat dari 44% menjadi 48% bila ditetapkan dengan metode penjenuhan. Penurunan BI dan peningkatan porositas tanah pada tanah lom berpasir tersebut hanya terjadi di lapisan permukaan (0-5 cm) saja. Namun demikian, perbaikan porositas tanah tersebut tidak terjadi pada tanah bertekstur lom berklei, pengaruh pemberian BO baru terukur dari pemberian BO secara terus menerus pada zona GM, rata-rata BI tanah 1,2 g cm-3 dan porositas tanah 51% (dengan perhitungan BI dan BJ) dan 56% (dengan metode penjenuhan). Pemberian jankos pada tanah lom berklei tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (tanpa pemberian jankos), rata-rata BI tanah 1,3 g cm-3 dan porositas tanah 47% (perhitungan BI dan BJ) dan 45% (dengan metode penjenuhan). Data ini menunjukkan bahwa untuk perbaikan porositas tanah melalui penambahan bahan organik pada permukaan tanah saja masih perlu ditambah dengan upaya pembenamannya ke dalam tanah secara biologi, salah satu cara adalah dengan penanaman LCC yang tahan naungan dan berperakaran dalam yang diharapkan dapat memecahkan lapisan padat di lapisan bawah sehingga dapat meningkatkan infiltrasi tanah dan aktivitas biota.