Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi. (Studi Kasus di Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang Kabupaten Malang)

Main Author: Nugroho, Ilham
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129408/1/Skripsi_Full.pdf
http://repository.ub.ac.id/129408/1/1.2.Cover.Halaman_Judul_13.Daftar_Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/129408/
Daftar Isi:
  • Beras sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, menjadi salah satu komoditas dalam program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Hal ini dikarenakan bagi orang Indonesia, pada umumnya beras merupakan komoditas yang mempunyai nilai sosial tinggi dibanding komoditas pangan lainnya, sehingga tidak mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Beras adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi (Papanek, 2005). Produksi beras Nasional pada tahun 2011 sebesar 39.454.142,4 ton dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 41.373.775,2 ton. Kenaikan produksi tersebut, disebabkan adanya peningkatan luas panen padi. Kenaikan produksi nasional tak lepas pula dari produksi beras di Provinsi Jawa Timur yang mampu menghasilkan beras pada tahun 2011 sebesar 6.345.925,8 ton dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 7.226.354,4 ton. Sumbangan produksi Provinsi juga tak lepas dari tingkat Kabupaten Malang yang menyumbang produksi beras pada tahun 2010 sebesar 264.069,4 ton. Kecamatan Lawang sebagai salah satu Kecamatan dari Kabupaten Malang memiliki luas panen gabah padi pada tahun 2011 sebesar 1.941 ha, produksi 14.802 ton, sehingga produktivitasnya adalah 7,62 ton/ha. Produksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2010 yang memiliki produksi 15.202 ton. Penurunan produksi tersebut dikarenakan adanya pengaruh luas panen padi. Luas panen padi mengalami penurunan, dikarenakan lahan berubah fungsi menjadi pemukiman, dan lahan industri. Hal tersebut juga dialami oleh petani padi di Desa Sumberporong. Desa Sumberporong memiliki produktivitas hasil panen padi sebesar 6 ton/ha yang masih rendah dibandingkan dengan produktivitas di tingkat Kecamatan Lawang. Produktivitas tersebut masih dapat ditingkatkan dengan pengombinasian faktor-faktor produksi yang ada secara efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan faktor produksi usahatani padi secara efisien adalah dengan menghitung efisiensi alokatif. Efisiensi alokatif tercapai jika nilai produk marginal setiap faktor produksi sama dengan harganya. Dengan mengetahui tingkat efisiensi akan dapat diperoleh masukan untuk peningkatan pendapatan usahatani. Berdasarkan uraian tersebut, dirasa penting dilakukan penelitian tentang efisiensi faktor-faktor produksi usahatani padi untuk memperoleh masukan sebagai upaya meningkatan pendapatan usahatani padi. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai: “sejauh mana tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan petani berpengaruh pada tingkat pendapatan usahataninya”. Untuk menjawab masalah tersebut, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:(1) menganalisis faktor produksi yang berpengaruh pada produksi padi di daerah penelitian, (2) menganalisis faktor produksi yang berpengaruh pada pendapatan usahatani padi di daerah penelitian, (3) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani padi di daerah penelitian, (4) menganalisis kelayakan usahatani padi di daerah penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling. Besar sampel ditentukan menggunakan metode yang dikemukakan Parel, et al. (1973), dengan metode tersebut diperoleh sampel sejumlah 33 petani. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, fungsi pendapatan, analisis efisiensi alokatif dan analisis RC Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor-faktor yang berpengaruh positif pada produksi usahatani padi di daerah penelitian adalah pestisida, tenaga kerja dan lama berusahatani yang berarti dari penambahan input dari variabel tersebut akan meningkatkan produksi usahatani padi. Sedangkan benih dan pupuk berpengaruh negatif terhadap produksi usahatani padi yang berarti penambahan input akan menurunkan produksi usahatani padi. Faktor-faktor yang berpengaruh positif pada pendapatan usahatani padi di daerah penelitian adalah produksi gabah padi dan biaya tenaga kerja. Sedangkan biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida padat, dan biaya pestisida cair tidak tampak pengaruhnya terhadap pendapatan usahatani padi dalam analisis ini. Penggunaan benih dan pupuk di daerah penelitian pada tingkat harga yang berlaku tidak efisien karena sudah terlalu banyak. Sedangkan pestisida dan tenaga kerja pada tingkat harga yang berlaku saat penelitian, penggunaan masih terlalu sedikit. Usahatani padi di daerah penelitian layak diusahakan karena nilai R/C rasio lebih dari 1 sebesar 2,84. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi di daerah penelitian menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani padi di daerah penelitian, penggunaan benih dan pupuk harus dikurangi karena sudah terlalu banyak. Penggunaan optimal pada lahan 1 ha diperoleh sebesar 32,3 kg untuk benih, sedangkan pupuk 440 kg. Penggunaan pestisida, tenaga kerja masih terlalu sedikit pada tingkat harga yang berlaku, sehingga dapat ditambah dengan penggunaan optimal masing-masing sebesar 1.842,9 gr pestisida padat, 2,61 l pestisida cair ditambahkan terutama saat ada serangan hama penyakit dan 232 HKSP tenaga kerja. Pendapatan usahatani padi dapat ditingkatkan, karena rata-rata produksi padi pada saat penelitian sebesar 4,76 ton/ha. Mengingat benih unggul yang ada dapat menghasilkan produksi gabah 6-7 ton/ha, sehingga potensi produksi padi untuk meningkat setiap kali musim tanam terbuka jika pengkombinasian faktor produksi dan manajemen yang tepat dengan harapan peningkatan pendapatan petani juga akan meningkat.