Aplikasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Benih Sawi (Brasicca rapa)
Daftar Isi:
- Tanaman sawi (Brassica rapa) satu famili dengan kubis-krop, kubis bunga, brokoli dan lobak atau rades, yaitu famili cruciferae (Brassicaceae) oleh karena itu sifat morfologis tanaman hampir sama, terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Sawi termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi masyarakat. Sawi hijau bias dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan maupun dalam bentuk olahan dalam berbagai macam masakan (Cahyono, 2003). Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2009) produksi tanaman sawi selama periode tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami penurunan minus 1,44% per tahun, hal ini terjadi karena berkurangnya luas lahan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan sawi adalah dengan meningkatkan kegiatan penelitian di sektor pertanian, khususnya dalam bidang pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman bisa dilakukan dengan berbagai cara: persilangan, mutasi, atau melalui rekayasa genetik tanaman. Pemuliaan tanaman melalui mutasi kromosom sudah banyak dilakukan, khususnya menggunakan bahan kimia yang disebut kolkhisin. Setiap tanaman memberikan tanggapan yang berbeda terhadap perlakuan kolkhisin, bergantung pada konsentrasi dan lama perendaman, termasuk juga tanaman sawi. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi kolkhisin dan lama perendaman terhadap pertumbuhan dan produksi benih sawi. Hipotesis yang diajukan adalah interaksi konsentrasi kolkhisin dan lama perendaman dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi benih sawi. Penelitian ini dilaksanakan di Karangploso Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan November 2012. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah cawan petri, pipet, pinset, polybag, gelas ukur, alat bercocok tanam, sprayer, kertas merang, penggaris, label, timbangan analitik, mikroskop cahaya, Leaf Area Meter (LAM), kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi (Brassica rapa) galur PC O2, pupuk kandang, dan pupuk NPK (16:16:16) sebagai pupuk susulan, media semai dan aplikasi pestisida seperti, fungisida, dan insektisida dilakukan untuk pencegahan terhadap hama dan penyakit Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode RALF (Rancangan Acak Lengkap Faktorial) dengan menggunakan 2 perlakuan (konsentrasi dan lama perendaman), yaitu: Perlakuan pertama: S1; 0.01%, S2; 0.02%. Perlakuan kedua: W1; 2 jam, W2; 4 jam, W3; 6 jam, dan W4; 8 jam sehingga terdapat 8 kombinasi dan setiap kombinasi diulang sebanyak 5 kali. Parameter yang diamatai antara lain panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, umur berbunga, jumlah benih, viabilitas F2, vigor F2, dan kenampakan kromosom. Data yang diperoleh dianalisa dengan analisa ragam untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu perendaman yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil benih tanaman sawi dan apabila perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) maka perhitungan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (Honestly Significant Difference Test) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kolkhisin dengan konsentrasi 0,01% dan 0,02% dengan lama perendaman 2, 4, 6, dan 8 jam memberikan pengaruh berbeda terhadap jumlah daun, luas daun, bobot basah, bobot kering, umur berbunga pada tanaman sawi tetapi tidak berpengaruh terhadap panjang tanaman dan jumlah benih. Pada pengamatan jumlah daun semakin lama perendaman maka semakin sedikit rerata jumlah daun pada konsentrasi 0,01%. Tetapi dengan konsentrasi 0,02% maka jumlah daun semakin banyak dengan lama perendaman 2,4,dan 6 jam tetapi terjadi penurunan pada lama perendaman 8 jam. Berdasarkan hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa luas daun berkorelasi positif dengan bobot basah dan kering tanaman. Semakin tinggi luas daun maka semakin tinggi bobot basah dan bobot kering tanaman sawi. Perlakuan kolkhsin dengan konsentrasi 0,01% tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap umur berbunga tetapi perlakuan kolkhisin dengan konsentrasi 0,02% dengan perendaman selama 4 jam sampai 6 jam memberikan umur berbunga lebih lama yaitu berkisar antara 38,8 hst sampai 39,4 hst dibandingkan dengan perlakuan tanpa kolkhisin yaitu 36,2 hst. Perlakuan perendaman kolkhisin 0,02% selama 2-8 jam memperlihatkan kenampakan jumlah kromosom lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan yang lain.