Analisis Nilai Pergerakan Permintaan Dalam Supply Chain (Bullwhip Effect) Di Tingkat Distributor dan Ritel pada PT. Coffee Toffee Indonesia Wilayah Surabaya
Daftar Isi:
- PT. Coffee Toffee Indonesia merupakan agroindustri hilir yang bergerak di bidang pengolahan minuman kopi dengan mengangkat kopi lokal Indonesia sebagai bahan baku. Agroindustri tersebut memiliki keterkaitan antara hulu hingga hilir (backward and forward linkages) yang akan membentuk supply chain. Terdapat permasalahan yang sering terjadi dalam supply chain sehingga membuat kinerja supply chain menjadi tidak optimal. Salah satu permasalahannya adalah distorsi (perubahan) informasi dimana perubahan informasi tersebut dikarenakan kurangnya koordinasi dari pihak-pihak yang berada dalam supply chain. Distorsi informasi tersebut akan mengakibatkan pola permintaan yang semakin fluktuatif ke arah hulu supply chain yang disebut bullwhip effect. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis besarnya nilai bullwhip effect di tingkat distributor dan ritel pada PT. Coffee Toffee Indonesia, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi bullwhip effect di tingkat distributor dan ritel pada PT. Coffee Toffee Indonesia. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian mengenai bullwhip effect, teknik analisis ini mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi bullwhip effect pada PT. Coffee Toffee Indonesia. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan rumus bullwhip effect. Pengukuran tersebut digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama yaitu menganalisis besarnya nilai bullwhip effect di Tingkat distributor dan ritel. Data yang digunakan adalah data order dan demand kemudian dilakukan perhitungan AVR (Average), STD (Standard Deviation), CV (Coefficient Variance) untuk masing-masing order dan demand serta perhitungan akhir yaitu BE (Bullwhip Effect). Hasil dari analisis nilai bullwhip effect, Coffee Toffee Specialty Rungkut memiliki nilai BE tertinggi sebesar 4,146. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa variabilitas permintaan meningkat (teramplifikasi) 4,146 kali. Sedangkan nilai BE pada Coffee Toffee Specialty Klampis sebesar 3,663, artinya variabilitas permintaan meningkat (teramplifikasi) 3,663 kali. Nilai BE terendah terdapat pada Coffee Toffee Specialty JX sebesar 1,505, artinya variabilitas permintaan meningkat (teramplifikasi) 1,505 kali. Faktor-faktor yang menyebabkan BE pada PT. Coffee Toffee Indonesia adalah demand forecast updating dan order batching.