Daftar Isi:
  • Pembangunan dalam sektor pertanian sedang dilaksanakan oleh pemerintah dengan tujuan meningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan pengembangan agroindustri. Agroindustri merupakan model pembangunan perekonomian dengan pemberdayaan masyarakat. Agroindustri “Podange” merupakan agroindustri yang dikelola kelompok tani wanita “ Budidaya” yang mengolah produk dengan bahan baku mangga podang salah satunya keripik mangga podang. Melimpahnya produksi mangga podang pada panen raya akan menyebabkan rendahnya nilai jual produk. Oleh karena itu, pengolahan mangga podang menjadi berbagai produk turunan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang waktu simpan dan meningkatkan nilai jual buah mangga podang, serta meningkatkan pendapatan petani khususnya petani mangga podang. Peningkatan nilai tambah juga akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh oleh agroindustri. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis besarnya nilai tambah di Agroindustri Pengolahan Mangga Podang “Podange” khususnya untuk produk keripik mangga podang di Dusun Sumber Bendo, Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri (2)Menganalisis besarnya nilai profitabilitas di Agroindustri Pengolahan Mangga Podang “Podange” khususnya untuk produk keripik mangga podang di Dusun Sumber Bendo, Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri Penelitian menggunakan teknik penentuan sampel non probability sampling. Total responden dalam penelitian sebanyak tiga orang yaitu ketua kelompok tani wanita “ Budidaya ”, penanggung jawab proses produksi keripik mangga podang, dan bendahara kelompok tani wanita “Budidaya”. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan metode analisis nilai tambah Hayami, analisis biaya, analisis penerimaan, analisis break even point secara matematis, dan analisis profitabilitas dengan menggunakan MOS (Margin Of Safety) dan MIR (Margin Of Ratio), sehingga untuk hasil profitabilitasnya dinyatakan dalam bentuk ratio dengan satuan %. Dasar perhitungan dalam analisis nilai tambah pada agroindustri pengolahan mangga podang menggunakan 1300 kg mangga podang sebagai bahan utama. Harga rata- rata bahan baku mangga podang segar di tempat penelitian yaitu Rp 2.000,00 per kilogram. Curahan tenaga kerja curahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg mangga podang menjadi keripik mangga podang sebanyak 0,45 jam atau 26,86 menit. Apabila harga output sebesar Rp 100.000,00 / kg dan faktor konversi sebesar 0,154 , maka nilai produksi sebesar Rp 15.385. Nilai produksi ini dihasilkan untuk bahan baku yang berupa mangga podang segar sebesar Rp 2.000, dan input – input agroindustri lannya, termasuk penyusutan peralatan sebesar Rp 8.593. Dengan demikian, nilai tambah yang terdapat pada setiap kg mangga podang segar adalah Rp 4.947,62 atau 32,16% dari nilai produksi. Pendapatan tenaga kerja dari setiap kilogram mangga podang segar yang diolah menjadi keripik mangga podang adalah Rp 560 atau 11,68 %. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa rate keuntungan sebesar 88,32% dari nilai produksi, artinya setiap 100 kg nilai produksi yang diproduksikan akan diperoleh keuntungan sebanyak 88 kg.Penerimaan agroindustri diperoleh melalui sumbangan input lain, bahan baku dan nilai tambah. Persentase terbesar adalah dari input lain yaitu 54,84% Nilai tersebut menunjukkan bahwa penyumbang terbesar adalah input lain, hal ini menunjukkan bahwa input tambahan yang diberikan dalam pengolahan keripik mangga podang merupakan faktor utama yang memberikan nilai tambah pada pengolahan mangga podang segar. Berdasarkan perhitungan profitabilitas dapat diketahui bahwa pihak pengelola pada usaha produksi keripik mangga podang minimal harus memproduksi dan menjual habis keripik mangga podang yang dihasilkan sebanyak 1,55 kg keripik mangga podang dan menjual habis sekitar 81 bungkus keripik mangga podang kemasan 80 gram dalam satu bulan. Pendapatan minimal yang harus diperoleh Rp 43.584,08/kg. Berdasarkan perhitungan Marginal Income Ratio (MIR), setiap tahun usaha produksi keripik mangga podang mampu memberikan 41,46 % dari hasil penjualannya untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan laba dan tingkat penjualan bagi usaha keripik mangga podang tidak boleh turun lebih dari 62,71% dari hasil penjualan aktual agar usaha tidak merugi, Tingkat profitabilitas sebesar 26 %. Hal ini berarti bahwa bahwa apabila usaha tersebut mampu menjual seluruh hasil produksi, maka laba atau profit yang diperoleh dari hasil penjualan adalah. 26 %. Dari hasil analisis nilai tambah dan profitabilitas, kegiatan usaha pengolahan mangga podang menghasilkan nilai tambah untuk produk keripik mangga podang sebesar 32,16 %. Besarnya nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai tambah pengolahan mangga podang segar menjadi keripik tergolong ke dalam kriteria nilai tambah sedang yaitu berada diantara 15 % dan 40 %. Berdasarkan perhitungan nilai profitabilitas, agroindustri ini mampu memberikan % dari hasil penjualannya untuk menutupi biaya tetap usaha dan menghasilkan laba. Tingkat laba produksi keripik mangga podang adalah 26% apabila agroindustri ini mampu menjual seluruh hasil produksi. Saran yang dapat disampaikan terkait dengan hasil penelitian adalah Peningkatan nilai tambah keripik mangga podang dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku penolong dengan harga yang lebih terjangkau, khususnya minyak goreng, sehingga mampu menekan biaya produksi.Agroindustri pengolahan mangga podang sebaiknya mampu memotivasi anggota kelompok untuk meningkatkan jumlah pemasaran untuk menjangkau potensi pasar di wilayah lain, seperti lebih sering mengikuti pameran produk. Peningkatan penjualan produk melalui pengintensifan penjualan dengan pengenalan produk dan keteraturan dalam melakukan pengiriman stok pada pusat oleh – oleh yang potensial.