Analisis Persepsi Kualitas Produk Pupuk Pada Petani Cabai (Studi Kasus di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)
Daftar Isi:
- Subsektor hortikultura sebagai bagian dari sektor pertanian berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional, khususnya dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini dikarenakan komoditas hortikultura (buah, sayur, florikultura dan tanaman obat) memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik yang berskala kecil, menengah maupun besar. Salah satu komoditas sayuran yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sehari-hari adalah cabai. Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai pelengkap bumbu makanan sehari-hari. Kebutuhan cabai sangat fluktuasi, untuk kebutuhan sehari-hari dipasaran masih dapat terpenuhi, namun saat hari libur besar keagamaan harga cabai dapat melonjak tinggi. Harga cabai yang tinggi disebabkan banyakan petani mengalami gagal panen. Salah satu solusi yang perlu dilakukan dalam menstabilkan harga dan kebutuhan cabai dipasaran yaitu dengan meningkatkan produksi dan produktivitas cabai yang optimal sebagai satu solusi pemenuhan kebutuhan cabai dengan cara mengembangkan daerah-daerah yang membudidayakan cabai. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai adalah dengan meningkatkan kegiatan budidaya, salah satu caranya dengan meningkatkan faktor input seperti pupuk. Pemilihan pupuk ditentukan sendiri oleh petani secara langsung, karena petani bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari tanaman cabai. Hal ini yang menyebabkan petani memiliki persepsi tersendiri terhadap kualitas produk pupuk. Kualitas dari produk pupuk tersebut dinilai pertani dengan cara mengacu pada tiap-tiap atribut suatu produk pupuk. Dari adanya hal tersebut, maka perusahaan dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas sesuai dengan harapan petani terhadap persepsi kualitas pupuk. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi atribut-atribut apa saja yang dipertimbangkan oleh petani cabai pada produk pupuk, (2) menganalisis perceived quality (persepsi kualitas) produk pupuk oleh petani, (3) mengidentifikasi atribut-atribut apa saja yang perlu dibenahi oleh perusahaan produk pupuk. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja di Desa Bocek, Kecamatan Karangplosos, Kabupaten Malang. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik petani cabai didaerah penelitian, (2) analisis kuantitatif yang terdiri dari Uji asosiasi Cochran, analisis perceived quality, dan analisis pembenahan atribut produk. Sedangkan untuk uji instrument kuisioner menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pada penelitian didapatkan hasil berupa hasil uji Cochran Q test terdapat 13 atribut produk pupuk yang dipertimbangkan oleh petani cabai. Atribut tersebut atara lain warna pupuk, kemasan, merek, keamanan bagi lingkungan, kandungan pupuk, kemudahan diperoleh, kemudahan mendapat informasi, promosi dan iklan ii produk, harga, desain, nama baik perusahaan, nama baik produk, dan manfaat produk. Pada hasil uji perceived quality diperoleh produk pupuk yang memiliki persepsi kualitas tertinggi dibanding 4 macam produk pupuk pesaingnya yaitu pupuk Phonska dengan skor 1,05. Pada hasil uji pembenahan atribut produk pupuk yang perlu dibenahi oleh perusahaan antara lain untuk pupuk Petroganik adalah warna pupuk, merek, kandungan pupuk, kemudahan diperoleh, nama baik produk dan manfaat produk. Pada pupuk Mutiara 16-16-16 adalah keamanan produk pupuk, harga, desain, dan nama baik perusahaan. Selanjutnya pada pupuk Super Star Cap Tawon merek, keamanan bagi lingkungan, harga, dan nama baik perusahaan. Terakhir pada pupuk Phonska adalah keamanan bagi lingkungan, kemudahan diperoleh dan manfaat produk pupuk.