Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)danDampaknyaterhadap Produktivitasdan Pendapatan Usahatani Padi(Studi Kasus pada SL-PTTPadi Hibrida dannon-hibridadi

Main Author: Widodo, Heri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129314/1/Heri_Widodo_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129314/
Daftar Isi:
  • Subsektor tanaman pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pembangunan nasional. Salah satu tanaman pangan yaitu beras. Konsumsi beras di Indonesia mencapai 95persen dari jumlah penduduk. Namun produksi beras nasional belum optimal karena rendahnya efisiensi pemupukan, belum efektifnya pengendalian hama penyakit, penggunaan benih kurang bermutu, sifat fisik tanah tidak optimal dan pengendalian gulma kurang optimal (Makarim, 2000). Sedangkan Manan, (2009) menjelaskan penggunaan pupuk kimia an-organik berlebihan menyebabkan 60 persen atau 3 juta dari 5 juta tanah irigasi terancam rusak. Untuk mengatasi masalah tersebut mucul inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah (hibrida dan non-hibrida) memalui Sekolah Lapang (SL). Keberhasilan program ini tidak terlepas dari partisipasi petani sendiri sehingga adopsi atau alih teknologi dapat berjalan dengan baik. Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah1) apakah terdapat hubungan positif antara tingkat partisipasi petani peserta SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida dengan adopsi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT) di Desa Jabon?, 2) apakah terdapat hubungan positif antara tingkat adopsi teknologi PTT dengan produktivitas padi peserta SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida di Desa Jabon?, 3) apakah terdapat hubungan positif antara produktivitas padi dengan tingkat pendapatan patani peserta SL-PTT hibrida dan non-hibrida di Desa Jabon? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1)menganalisis hubungan antara tingkat partisipasi petani peserta SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida dengan adopsi teknologi PTT di Desa Jabon, 2) menganalisis hubungan antara tingkat adopsi teknologi PTT dengan produktivitas padi peserta SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida di Desa Jabon, 3) menganalisis hubungan antara produktivitas padi dengan tingkat pendapatan petani peserta SL-PTT hibrida dan non-hibrida di Desa Jabon. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja di Desa Jabon dengan pertimbangan desa tersebut terdapat program SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida pada musim penghujan tahun 2011/2012. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus yaitu semua populasi dijadikan sebagai responden yang jumlahnya 25 peserta SL-PTT padi hibrida dan 25 peserta SL-PTT padi non-hibrida.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara (terstruktur dengan kuisioner dan tidak terstruktur dengan petani kunci), observasi serta dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriftif digunakan untuk mendiskripsikan tingkat partisipasi, adopsi, produktivitas dan pendapatan petani peserta SL-PTT padi hibrida dan non-hibrida. Analisis kuantitatif dengan analisis korelasi rank Spearmanyang digunakan untuk menganalisis hubungan tingkat partisipasi dengan tingkat adopsi, hubungan tingkat adopsi dengan tingkat produktivitas padidankorelasi Product Moment Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan tingkat produktivitas dengan tingkat pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, 1)terdapat hubungan positif antara tingkat partisipasi petani peserta SL-PTT padi hibrida dengan tingkat adopsi teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT), dengan nilai sebesar 0,38. Sedangkan hubungan antara tingkat partisipasi petani peserta SL-PTT padi non-hibridadengan tingkat adopsi teknologi PTT juga positif dengan nilai sebesar 0,62.Belum optimalnya partisipasi petani dalam kegiatan program disebabkan oleh kesibukan petani yang memiliki pekerjaan sampingan atau tetap diluar usahatani padi seperti peternak, pedagang, tukang dan PNS. Sehingga adopsi teknologi PTT belum dapat dilakukan dengan baik,2) terdapat hubungan positif antara tingkat adopsi teknologi PTT dengan produktivitas padi peserta SL-PTT padi hibrida, dengan nilai sebesar 0,38.Sedangkan hubungan antara tingkat adopsi teknologi PTT dengan produktivitas padi peserta SL-PTT padi non-hibrida di sebesar 0,11.Hubungan antara adopsi teknologi PTT dengan tingkat produktivitas tergolong rendah. Hal ini karena sebagian besar petani tidak melaksakan teknik budidaya sesuai anjuran penyuluh. Sedangkan tingginya produktivitas padi pada musim penghujan 20111/2012 di Desa Jabon dipengaruhi oleh keadaan iklim yang mendukung untuk budidaya padi, 3)terdapat hubungan positif antara produktivitas padi dengan tingkat pendapatan petani peserta SL-PTT padi hibrida dengan nilai sebesar 0,96.Sedangkan hubungan antara produktivitas padi dengan tingkat pendapatan petani peserta SL-PTT padi non-hibrida sebesar 0,97.Nilai keeratan hubungan antara produktivitas dengan pendapatan termasuk dalam kategori sangat erat, hal tersebut menunjukkan bahwa, semakin tinggi produktivitas padi, maka pendapatan petani cenderung semakin tinggi pula. Saran yang dapat diberikan, 1) kelompok tani yang mendapatkan program SL-PTT seharusnya kelompok tani aktif baik anggota maupun pengurus kelompok tani, 2) pemilihan peserta SL-PTT seharusnya petani yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani dan pekerjaan sampingan yang tidak jauh dari kegiatan pertanian, 3) persiapan sebelum pelaksanaan program Sekolah Lapang dilakukan minimal satu bulan sebelum tanam sehingga petani benar-benar siap waktu pelaksanaan program, 4) materi dan demo seperti pembuatan bokashi dari jerami, pupuk kandang, pembuatan pestisida nabati, Mikro Organisme Lokal (MOL) harus dilakukan sehingga dapat dipahami dan diterapkan oleh petani, 5) pertemuan antara penyuluh pertanian Kecamatan Kalidawir dengan seluruh anggota Kelompok Tani serta buruh tani lebih diperbanyak agar inovasi teknologi PTT dapat disebarkan kepada seluruh petani,6) diharapkan para petani padi di Desa Jabon dapat melakukan perbaikan-perbaikan usahataninya dengan menerapkan anjuran teknologi PTT yang ada dalam program SL-PTT, 7) untuk penelitian selanjutnya tidak hanya terbatas pada petani peserta program saja melainkkan kepada petani non peserta program SLPTT.