Komposisi Penggunaan Kompos Limbah Penyulingan Nilam (Lpn) Dan Pupuk Urea Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merr) Varietas Wilis

Main Author: Elizabeth, Murnita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129310/1/SKRIPSI_FULL_MURNITA_ELIZABETH__0610410028_.pdf
http://repository.ub.ac.id/129310/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L) Merr) merupakan salah satu komoditi pangan utama yang menyehatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol yang rendah. Kebutuhan akan komoditi kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat produksi yang rendah disinyalir akibat kegagalan pemerintah merealisasikan program peningkatan produksi kedelai di dalam negeri. Melalui pertanian berkelanjutan yakni dengan cara meningkatkan penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, diharapkan akan meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah kompos Limbah Penyulingan Nilam (LPN) yang dihasilkan dari proses penyulingan tanaman nilam (Pogestemon cablin Benth) kering. Menurut Takiyah Salim dan Srihartati (2003), uji coba kompos LPN dapat mempercepat dan memperbanyak tumbuhnya tunas-tunas baru pada tanaman nilam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi pupuk urea dan pupuk kompos LPN yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Desember 2012 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, timbangan analitik, meteran, tali raffia, alat semprot (knapsack sprayer), alat tugal, oven, Leaf Area Meter (LAM), dan cangkul. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tanaman kedelai (Glycine max (L) Merr) varietas Wilis, kompos LPN, pupuk anorganik (Urea, SP36, dan KCl) sesuai perlakuan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan sebagai berikut : A = Pupuk Urea 100 % dari kebutuhan; B = Pupuk Urea 75 % dari kebutuhan + kompos LPN 25 % setara dengan 160 kg/ha kompos LPN; C = Pupuk Urea 50 % dari kebutuhan + kompos LPN 50 % setara dengan 320 kg/ha kompos LPN; D = Pupuk Urea 25 % dari kebutuhan + kompos LPN 75 % setara dengan 480 kg/ha kompos LPN; E = 100 % kompos LPN setara dengan 640 kg/ha kompos LPN. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan yakni meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, sedangkan pengamatan panen meliputi persentase polong per tanaman, berat 1000 butir biji, dan berat kering biji per tanaman dan per m2. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 35, 65, dan 80 HST, dan dilakukan analisis data dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) serta untuk menguji perbedaan di antara perlakuan digunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos LPN dapat menggantikan peran pupuk urea baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Walaupun terkadang hasil pemberian pupuk urea 100 % menunjukkan hasil tertinggi baik terhadap pertumbuhan dan hasil perlakuan, namun secara analisis statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan pada p = 0,05. Kandungan hara N pada pupuk kompos LPN dapat digunakan sebagai salah satu sumber penyedia hara yang ramah lingkungan dan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Selain sebagai sumber N pupuk kompos LPN mengandung K2O (3,66%) dan P2O5 (2,61%).