Daftar Isi:
  • Semburan lumpur Lapindo merupakan bencana ekologis nasional. Bencana lumpur Lapindo mengakibatkan kerugian di berbagai bidang, baik bidang sosial, ekonomi maupun ekologi. Salah satu upaya pengendalian lumpur Lapindo adalah dengan membuang lumpur Lapindo ke sungai Porong. Pencemaran air sungai oleh lumpur Lapindo mengakibatkan kualitas air sungai menurun sehingga membahayakan kehidupan biota perairan serta kesehatan manusia. Salah satu logam berat yang mencemari air sungai adalah logam kadmium. Kandungan logam kadmium yang melebihi ambang batas dalam perairan dapat menjadi racun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan fitoremediasi. Beberapa tanaman air mempunyai kemampuan tinggi menyerap logam berat. Eceng gondok, kayu apu dan kiambang dapat dijadikan sebagai fitoremediator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan eceng gondok, kayu apu dan kiambang dalam menyerap logam kadmium pada media air tercemar kadmium dari lumpur Lapindo, menentukan spesies tanaman yang paling efektif untuk menyerap logam kadmium di perairan dan mengetahui persentase penurunan konsentrasi logam kadmium pada masing-masing perlakuan. Penelitian dilakukan di rumah plastik di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang, Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, dan Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan April sampai Mei 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 12 satuan percobaan. Perlakuan-perlakuan tersebut terdiri dari: A0= Media air tanpa tanaman (kontrol), A1= Media air + tanaman eceng gondok, A2= Media air + tanaman kayu apu dan A3= Media air + tanaman kiambang. Pengamatan konsentrasi kadmium dalam media air dilakukan pada 2, 4, 6, 8, dan 10 HST sedangkan konsentrasi kadmium pada tanaman, bobot segar, suhu, pH, BOD, COD, dan DO dilakukan pada 0 HST dan 10 HST. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F pada taraf 5% dan jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, perlakuan A3, yaitu media air yang ditanami tanaman kiambang merupakan tanaman yang paling efektif dalam menyerap konsentrasi kadmium dalam media air tercemar kadmium dari lumpur Lapindo. Setelah 10 HST, konsentrasi kadmium pada media air yang ditanami kiambang menurun dari 0,2 ppm menjadi 0,006 ppm atau sebesar 97,17%, sedangkan pada tanaman eceng gondok menjadi 0,010 ppm atau 94,83% dan tanaman kayu apu menjadi 0,019 ppm atau 90,50%.