Kelayakan Finansial Usaha Untuk Memperoleh Kredit Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Jamu Di Kabupaten Sukoharjo

Main Author: Marhastuti, Asrini
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129298/1/skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129298/
Daftar Isi:
  • Kondisi strategis Indonesia sebagai negara agraris merupakan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Bentuk pembangunan ekonomi di sektor pertanian salah satunya adalah dengan memajukan sektor agroindustri. Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memilik spesies tanaman. Oleh karena itu, industri, jamu di Indonesia cukup banyak. . Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penghasil jamu tradisonal tebesar di Indonesia. Industri kecil jamu tradisional mulai berdiri sejak 1970 an hingga 1980. Kabupaten Sukoharjo khususnya Kecamatan Nguter merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya pedagang kios jamu tradisional yang terletak di Pasar Nguter Sukoharjo. Oleh karena itu pemerintah kabupaten Sukoharjo saat ini menetapkan jamu sebagai image kabupaten. Sehingga Kabupaten Sukoharjo saat ini dinamakan sebagai Kota Jamu. Akan tetapi, berbagai upaya yang dilakukan masih sebatas rencana dan wacana. Bantuan peralatan dan pembangunan masih dalam proses. Permasalahan timbul saat pemerintah fokus dalam pembentukan image sebagai Kota Jamu banyak pengusaha jamu khususnya pengusaha jamu yang gulung tikar. Hal ini dikarenakan turunnya volume penjualan jamu dalam kurun tiga tahun terakhir. Penurunan penjualan jamu diakibatkan karena tingginya persaingan diantara para produsen jamu. Selain itu, kegiatan usaha yang tidak tepat mengakibatkan pendapatan yang diperoleh agroindustri jamu di Sukoharjo tidak mampu menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. Sehingga banyak agroindustri jamu yang merugi dan akhirnya gulung tikar. Banyaknya agroindustri jamu di Kabupaten Sukoharjo, menjadikan industri jamu menyerap banyak tenaga kerja. Akan tetapi, dengan adanya penurunan jumlah produsen jamu banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan mereka. Hal ini sangat disayangkan, apabila di masa depan industri jamu di Sukoharjo tidak berkembang karena akan meningkatkan jumlah pengangguran di kabupaten Sukoharjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kelayakan finansial agroindustri jamu di kabupaten Sukoharjo. Dan juga untuk mengetahui kondisi lingkungan agroindustry jamudan merumuskan strategi alternatif untuk pengembangan agroindustri jamu di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan yang tepat untuk meningkatkan pendapatan produsen Jamu di Kabupaten Sukoharjo. Oleh karena itu dalam analisis kelayakan usaha menggunakan analisis kelayak dalam mendapatkan kredit. Analisis ini menggunakan 5C (character,capital,capacity,condition dan collateral) yang di dalamnya meliputi rasio keuangan seperti rasio laverage, rasio aktivitas, rasio likuiditas ,rasio profitabilitas dan CRR (credit risk ratio). Pentingnya analisis berdasarkan kelayakan penggambilan kredit ini karena saat ini pengembangan agroindustri membutuhkan bantuan kredit untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Sehingga, diharapkan nantinya melalui perhitungan analisis usaha ini produsen jamu sudah layak untuk mendapatkan kredit. Dengan diketahuinya hal tersebut maka kelangsungan kegiatan operasional perusahaan dapat didukung oleh kredit dari bank. Sedangkan strategi pengembangan diperlukan agar produsen jamu mampu bersaing dengan produsen jamu sejenis yang saat ini cukup banyak di Kabupaten Sukoharjo. Sehingga dengan adanya efisiensi usaha dan strategi pengembangan yang tepat diharapkan pengusaha jamu di Sukoharjo mampu bersaing dengan pengusaha yang dari daerah lainnya. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan agroindustri jamu di kabupaten Sukoharjo seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Secara keseluruhan agroindustri jamu yang ada di kabupaten Sukoharjo layak untuk dikembangan. Keseluruhan agroindustri telah layak untuk mendapatkan kredit sehingga dilihat dari kondisi finansial layak untuk dikembangkan. Kondisi secara umum agroindustri di kabupaten Sukoharjo memiliki rasio lancar sebesar 165 persen. Sedangkan rasio cepat agroindustri di Sukoharjo sebesar 94 persen. Untuk kemampuan membayar bunga menggunakan laba kotor sebesar 2440 persen. Perbandingan modal dengan total asset yang dimiliki sebesar 68 persen/ ROI tahun 2012 ini juga mengalami peningkatan dari 67 persen menjadi 76 persen. Sedangkan profit margin tahun ini juga mengalami peningkatan dari tahun 2011 dari 65 persen menjadi 73 persen. Dari peningkatan tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi pertumbuhan penjualan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan analisis 5 C (character, capital,capacity,collateral and condition) agroindustri jamu sudah layak untuk menerima kredit. Sehingga dalam proses pengembangannya dapat melakukan peminjaman kredit untuk meningkatkan produksi dan penjualan perusahaan. Alternative strategi yang paling dipertimbangkan adalah strategi SO (strength-opportunities). Hal ini dilihat dari matrik Grand Strategy dan juga analisi SWOT yang sudah dilakukan. Strategi SO adalah memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dalam melakukan stategi SO ada beberapa pilihan alternative strategi diantaranya adalah meningkatkan kapasitas produksi, inovasi terhadap jenis produk, meningkatkan promosi dan melakukan peminjaman kredit. Selain itu, alternative strategi yang telah dirumuskan juga nantinya akan mampu menghadapi persaingan jamu yang berasal dari daerah lain. Sehingga jamu dari kabupaten Sukoharjo mampu bertahan dan tetap menjadi ikon dari kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat dipertimbangkan untuk agroindustri jamu diharapkan meningkatkan meningkatkan kapasitas produksi, inovasi terhadap jenis produk, meningkatkan promosi dan melakukan peminjaman kredit sehingga keuntungan agroindustri jamu di kabupaten Sukoharjo juga dapat meningkat. Sedangkan untuk pemerintah daerah diharapkan lebih intensif dalam mewujudkan kabupaten Sukoharjo menjadi kota Jamu. Sehingga nantiny pembinaan terhadap agroindustri jamu juga semakin lebih intensif