Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris L) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Kambing Dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon
Daftar Isi:
- Penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang kambing bermanfaat untuk mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah, mendorong kehidupan jasad renik tanah sehingga keseimbangan unsur hara didalam tanah menjadi lebih baik, membantu menetralkan pH tanah dan menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah. Peningkatan serapan hara juga dapat dilakukan melalui zat pengatur tumbuh. Salah satu hasil inovasi aplikasi zat pengatur tumbuh yang telah dihasilkan ialah Dekamon. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kotoran kambing dan zat pengatur tumbuh Dekamon terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang buncis dan 2) Mendapatkan dosis pupuk kotoran kambing dan konsentrasi zat pengatur tumbuh Dekamon yang tepat dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang buncis. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : (1) Pemberian pupuk kotoran kambing dan zat pengatur tumbuh Dekamon dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang buncis, (2) Peningkatan dosis pupuk kotoran kambing dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh Dekamon sampai dosis tertentu dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang buncis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2012 di di desa Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang kambing, yaitu : 10 ton/ha (P1), 20 ton/ha (P2), 40 ton/ha (P3), 60 ton/ha (P4); Faktor kedua ialah konsentrasi zat pengatur tumbuh dengan 3 taraf yaitu 0 % tanpa zat pengatur tumbuh (Z0), 2 cc/l (Z1), 4 cc/l (Z2). Pengamatan pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun per tanaman dan jumlah cabang. Pengamatan dektruktif meliputi luas daun per tanaman dan bobot kering total tanaman. Pengamatan hasil panen meliputi panjang polong, diameter polong, jumlah polong per tanaman, bobot per polong, bobot polong per tanaman, bobot polong per hektar. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh diantara perlakuan, dilakukan uji perbandingan menggunakan BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara perlakuan berbagai dosis pupuk kotoran kambing dan zat pengatur tumbuh Dekamon terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Perlakuan pupuk kotoran kambing berpengaruh terhadap panjang tanaman (28 hst sampai 42 hst), jumlah daun dan jumlah cabang (21, 28, 35 dan 42 hst), luas daun, bobot kering total tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman dan bobot per hektar. Pemberian pupuk kotoran kambing sampai dengan dosis 40 ton/ha meningkatkan bobot per hektar sebesar 5,88 ton/ha, sedangkan dosis 40 ton/ha menjadi 60 ton/ha terjadi peningkatan sebesar 2,15 ton/ha. Perlakuan zat pengatur tumbuh Dekamon berpengaruh terhadap panjang tanaman (28 hst sampai 42 hst), jumlah daun dan jumlah cabang (21, 28, 35 dan 42 hst), luas daun, bobot kering total tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot per tanaman dan bobot per hektar. Bobot per hektar pada pemberian zatpengatur tumbuh Dekamon menunjukkan hasil tertinggi dengan dosis 2 cc/l, diikuti dengan dosis 4 cc/l dan tanpa pemberian zat pengatur tumbuh Dekamon (0 cc/l) yaitu, 32,97 ton/ha, 30,66 ton/ha, 27,48 ton/ha.