Volatilitas Harga Kedelai (Glycine Max .L) Di Jawa Timur
Daftar Isi:
- Indonesia memiliki sumber daya berlimpah yang dapat digunakan sebagai komoditi perdagangan. Sumber daya alam, sumber daya manusia dan letak yang strategis merupakan faktor penting bagi Indonesia dalam menciptakan keunggulan komperatif. Salah satu komoditas tanaman pangan yang strategis dan terpenting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung adalah kedelai. Kedelai banyak digunakan sebagai bahan baku utama untuk beberapa industri pangan seperti industri tahu, tempe dan kecap serta untuk pakan ternak. Kondisi yang dihadapi pada saat ini yaitu produksi kedelai di Jawa Timur menurun dan impor kedelai semakin meningkat. Dengan adanya impor kedelai telah menimbulkan beberapa permasalahan, antara lain, murahnya harga kedelai impor yang telah membuat petani enggan untuk menanam kedelai. Dengan demikian petani merasa tidak mendapatkan insentif untuk menanam kedelai, apalagi tidak ada jaminan harga pada saat musim panen telah tiba. Implikasinya yaitu ketergantungan dengan kedelai impor akan meningkat. Jika demikian maka akan sulit bagi pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai dikarenakan kedelai impor sepenuhnya dikendalikan oleh harga pasar Internasional, sehingga berdampak terhadap volatilitas harga kedelai di pasar domestik. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui perkembangan volatilitas harga kedelai di Jawa Timur dan mengetahui pengaruh volatilitas harga kedelai terhadap penawaran kedelai di Jawa Timur, sehingga diharapkan dapat memberi informasi dan gambaran mengenai perkembangan volatilitas harga kedelai kepada petani dan sebagai masukan bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, karena berdasarkan data produksi komoditas kedelai di Dinas Pertanian, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi kedelai yang strategis dan terbesar di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang terdiri dari data sekunder. Metode analisis volatilitas harga kedelai menggunakan metode historical volatility, sedangkan untuk menganalisis pengaruh volatilitas harga kedelai terhadap jumlah penawaran harga kedelai di Jawa Timur menggunakan metode analisis penawaran dengan pendekatan dinamis dalam Navie model serta menggunakan analisis kointegrasi dan ECM, yang sebelumnya data time series di stasionerkan terlebih dahulu dengan menggunakan bantuan aplikasi Eviews6. Berdasarkan hasil analisis perkembangan volatilitas baik pada harga nominal dan harga riil kedelai di Jawa Timur, menunjukkan bahwa pergerakan volatilitas harga kedelai cenderung tidak stabil. Sehingga dengan adanya ketidakpastian harga kedelai membuat petani enggan untuk menanam kedelai dan akan mengakibatkan meningkatnya impor kedelai di Jawa Timur. Sedangkan dari hasil analisis hubungan antara volatilitas harga kedelai dengan penawaran kedelai yang ada di Jawa Timur yang menggunakan metode analisis kointegrasi dan ECM diperoleh bahwa volatilitas harga kedelai dengan penawaran kedelai mempunyai hubungan jangka panjang dan jangka pendek. Di dalam analisis kointegrasi dan ECM masing-masing diperoleh koefisien yang negatif, dimana arti nilai negatif tersebut menyebutkan bahwa apabila nilai volatilitas harga kedelai di Jawa Timur naik maka jumlah penawaran kedelai yang ada di Jawa Timur akan menurun. Adapun hasil dari analisis ECM yang menunjukkan bahwa nilai ECt-1 bernilai negatif, maka dapat di interpretasikan bahwa variabel volatilitas harga kedelai dan penawaran kedelai saling menjauh dari keseimbangan, hal ini diduga karena terjadi asimetri informasi antara petani dengan pemerintah mengenai harga kedelai di pasaran. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti untuk bisa mengurangi adanya ketidakpastian atau volatilitas harga kedelai di Jawa Timur sebagai berikut: 1) Perlu adanya kebijakan pemerintah untuk memberikan jaminan harga kedelai disaat musim panen kedelai; 2) Perlu adanya kebijakan pemerintah mengenai pembatasan kuota impor atau pemberlakuan tarif impor kedelai; 3) Bagi petani diharapkan untuk membentuk suatu kelompok tani kedelai dengan tujuan peningkatan usahataninya, serta juga aktif dalam mengakses informasi harga kedelai di pasaran; 4) Diharapkan peran penting penyuluh untuk aktif menyampaikan informasi mengenai penggunaan benih unggul, penanganan hama penyakit tanaman kedelai, alat dan sarana produksi, keterampilan petani dalam budidaya kedelai, serta informasi harga kedelai di pasaran dan lain sebagainya agar petani lebih intensif dalam kegiatan peningkatan produksi kedelai lokal.