Analisis Pendapatan dan Faktor Pengambilan Keputusan Petani Sayuran Organik Dalam Keanggotaan Kelompok Tani Brenjonk (Studi Kasus Dusun Penanggungan, Desa Penanggungan, Kec.Trawas, Kab.Mojokerto)
Daftar Isi:
- Salah satu solusi untuk menjaga kelestarian alam dan mengurangi ketergantungan akan bahan-bahan kimia adalah dengan menggunakan sistem pertanian organik, seperti halnya adalah sayuran organik. Kelompok tani Brenjonk merupakan satu-satunya kelompok tani yang anggotanya mengusahatanikan berbagai macam sayuran organik di kota Mojokerto. Dalam pengambilan keputusan menjadi anggota kelompok tani Brenjonk, petani memiliki alasan yaitu dengan harapan bahwa dapat memberi pendapatan yang tinggi dengan usahatani sayuran organik. Namun, tidak semua petani ikut bergabung dalam kelompok tani Brenjonk tersebut. Pertimbangan lain seperti tidak bebas dalam melakukan kegiatan usahatani di lahan sendiri. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan kelompok tani Brenjonk, 2) Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani sayuran organik dalam keanggotaan kelompok tani, 3) Menganalisis pendapatan petani sayuran organik yang ikut kelompok tani Brenjonk. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa pengisian kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur sebagai penunjang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster sampling (area sampling). Teknik ini dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu kelompok tani dan non-kelompok tani. jumlah petani kelompok brenjonk yang terdapat di dusun Penanggungan adalah sebanyak 24 orang dan yang non-kelompok tani adalah 10 orang. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan melalui analisis deskriptif serta analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis logit dan analisis usahatani. Hasil penelitian pada pelaksanaan kegiatan kelompok tani adalah setiap petani melakukan kegiatan budidaya sayuran organik dengan standart kelompok. Budidaya dimulai adalah: 1) Persiapan green house yang diberi ukuran 5 x 10 m2 yang terdapat 4 bedeng. Kemudian 2) Persiapan alat dan bahan, meliputi : Green house, cangkul, midek, pupuk kompos, dekomposer, gembor, air, bibit, benih, selang, paranet. 3) Pengolahan media tanam: penyiapan lahan, menaruh jerami pada tiap bedeng, memberi pupuk kandang diatas bedengan. 4) Pembibitan dilakukan untuk benih kaelan dilakukan pada siang hari. 5) Perawatan ada penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian OPT. 6) kegiatan panen dilakukan setiap hari rabu atau kamis. 7) kegiatan pasca panen : perompesan sayur, sortasi sayur, penimbangan, pengemasan, dan terakhir pemberian label. 8) dilakukan kegiatan pemasaran dilakukan setiap hari selasa, jumat, dan minggu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam keanggotaan kelompok antara lain adalah: a. Luas Lahan yang menyatakan adanya pengaruh terhadap pengambilan keputusan petani. Tingkat signifikansi terhadap keputusan petani adalah 0,019 yang berarti kurang dari α = 0,10. Hal ini menyatakan bahwa semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani maka kemungkinan petani untuk bergabung dengan kelompok adalah semakin besar. b. Pekerjaan utama yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam keanggotaan kelompok. Hal ini dijelaskan dengan tingkat signifikasni kurang kurang dari α = 0,10 yaitu sebesar 0,063. Hal ini berarti bahwa semakin banyak jumlah petani yang menjadikan petani sebagai pekerjaan utama, maka kemungkinan petani ikut bergabung dalam keanggotaan kelompok tani akan semakin besar dibandingkan dengan non-kelompok. a. Jaminan pasar yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam keanggotaan kelompok. Hal ini dijelaskan dengan tingkat signifikansi kurang kurang dari α = 0,10 yaitu sebesar 0,003. Hal ini berarti tersedianya pasar yang pasti untuk petani kelompok maupun non-kelompok maka kemungkinan petani bergabung dengan kelompok brenjonk semakin besar. Berdasarkan hasil analisis usahatani sayuran organik bayam hijau dan kailan per musim tanam per bedengnya dengan ukuran 12,5 m2, maka diperoleh rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh petani sayuran bayam hijau adalah Rp 35.580 dan hasil penerimaan usahatani bayam hijau adalah Rp 184.825 dengan hasil produksi yang dihasilkan adalah sebesar 45,5kg/bungkus. Sehingga diperoleh pendapatan untuk sayuran organik bayam hijau adalah sebesar Rp 149.244 dalam setiap musim tanam. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh petani sayuran kailan adalah Rp 38.434, dengan hasil penerimaan usahatani adalah sebesar Rp 124.018 dengan hasil produksi pada setiap musim tanam adalah sebesar 23Kg/Bungkus, sehingga diperoleh pendapatan untuk sayuran organik kailan adalah sebesar Rp 85.583. Dari hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang diberikan yakni: 1) Variabel luas lahan, pekerjaan utama, dan jaminan pasar mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan dalam keanggotaan kelompok. Sehingga perlunya perluasan lahan petani sehingga lahan tersebut menjadi organik dan meningkatkan produksi sayuran sehingga meningkatkan pendapatan petani. Diharapkan juga semakin banyak jumlah petani yang menjadikan petani sebagai pekerjaan utama sehingga meningkatkan jumlah anggota kelompok. Semakin pasti jaminan pasar bagi petani agar adanya kepercayaan terhadap komunitas brenjonk sehingga meningkatkan jumlah anggota kelompok. 2) diperlukan peningkatan jumlah hasil produksi pada setiap musim tanam dan perawatan dari masing-masing komoditas sayuran seingga terjadi peningkatan pendapatan dari masing-masing Komoditas