Analisis Manajemen Rantai Pasok Kentang (Solanum tuberosum L.) Studi Kasus di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupeten Malang
Daftar Isi:
- Rata-rata kenaikan pertumbuhan penduduk indonesia yaitu 1,49 % pertahun (BPS, 2010). Kondisi ini menyebabkan kenaikan permintaan produk hortikultura, salah satunya adalah komoditas kentang (Solanum tuberosum L.). Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang merupakan salah satu sentra produksi kentang di Jawa Timur. Permasalahan utama yang dihadapi petani kentang Desa Ngadas kecamatan Poncokusumo adalah tidak stabilnya jumlah penawaran kentang (supply), terbatasnya akses informasi, tidak lancarnya aliran finansial, tidak adanya aktivitas transformasi produk menjadi produk olahan lain, serta lemahnya koordinasi antar lembaga yang terlibat didalam rantai pasokan kentang Ngadas mulai dari petani, penebas lokal, pedagang besar hingga ke tingkat pengecer. Berdasarkan permasalahan pada sistem rantai pasokan kentang tersebut, maka diperlukan penerapan manajemen rantai pasok yang terintegrasi dengan baik dan berkesinambungan. Oleh karena itu dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : (1) Bagaimana rantai pasokan kentang di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo? (2) Bagaimana efisiensi pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran kentang di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo?. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis rantai pasokan kentang di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo (2) Menganalisis efisiensi pemasaran kentang pada masing-masing saluran pemasaran kentang di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan alasan bahwa Desa Ngadas merupakan daerah penghasil kentang (Solanum tuberosum L.) tertinggi di Kabupaten Malang yaitu sekitar 51,9 ton. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Maret 2013. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengatahui aspek manajemen rantai pasok yang meliputi identifikasi anggota rantai pasok, berbagai aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran, kegiatan yang menjadi area manajemen rantai pasok, serta pola aliran barang, uang dan informasi dalam rantai pasok kentang desa Ngadas. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi 3 saluran yang terdapat pada rantai pasok kentang Ngadas. Hasil analisis deskriptif didapatkan hasil yaitu anggota primer rantai pasok kentang desa Ngadas terdiri dari petani, penebas lokal, pedagang besar dan pedagang pengecer. Manajemen rantai pasok mencakup kegiatan mendapatkan bahan baku, kegiatan perencanaan produksi, kegiatan produksi dan kegiatan pendistribusian kentang ke konsumen. Pada kegiatan distribusi kentang terdapat 3 saluran uatama pemasaran yaitu saluran pemasaran ke Pasar Induk gadang, Pasar Agrobisnis Mantung Kec. Pujon dan Saluran pemasaran Pasar Tradisional Wajak. Permasalahan utama yang dihadapi petani kentang Desa Ngadas kecamatan Poncokusumo adalah tidak stabilnya jumlah penawaran kentang (supply), terbatasnya akses informasi, tidak lancarnya aliran finansial, tidak adanya aktivitas transformasi produk menjadi produk olahan lain, serta lemahnya koordinasi antar lembaga yang terlibat didalam rantai pasokan kentang Ngadas mulai dari petani, penebas lokal, pedagang besar hingga ke tingkat pengecer. Selain itu terdapat permasalahan yang terjadi akibat dipengaruhi faktor eksternal yaitu perubahan iklim serta serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Selanjutnya analisis data kuantitatis pada penelitian ini mendapatkan data yaitu perincian nilai total margin pada saluran pemasaran I adalah Rp. 1.600,00 / kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp. 2.300,00 / kg, dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 1.300,00 / kg. Hasil analisis distribusi margin menunjukan bahwa distribusi margin pada pemasaran kentang di daerah penelitian belum merata. Hal ini dapat dilihat dari adanya lembaga pemasaran yang mengambil keuntungan lebih besar. Sedangkan dari hasil analisis share atau bagian harga yang diterima petani didapatkan hasil untuk saluran pemasaran I adalah sebesar 68.63 %, saluran pemasaran II sebesar 60.34 % dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 68.63. Hal ini menunjukan bahwa secara share harga yang didapatkan petani semua saluran pemasaran belum efisien karena farmers share masih kurang dari 90%. Berdasarkan indikator manajemen rantai pasok, distribusi margin, share yang didapatkan petani, saluran III adalah saluran yang paling efisien dan layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Saran untuk para petani desa Ngadas adalah sebaiknya para petani sealu mencari informasi terkait Informasi harga dan Informasi consumer preference terhadap produk kentang yang manjadi keinginan konsumen, selain itu sebaiknya mereka melakukan kegiatan pasca panen meliputi sortasi dan grading dan processing untuk meningkatkan nilai kentang.