Analisis Keuntungan Dan Srategi Pengembangan Durian (Durio zibethinus Murr.) Di PT. Haraka Kitri Endah - Kabupaten Mojokerto (PT. HKE)
Daftar Isi:
- Indonesia, sebagai Negara agraris yang terletak di daerah tropis, merupakan Negara yang kaya akan buah-buahan. Salah satu buah tropis yang mempunyai nilai jual tinggi adalah durian (Durio zibetbinus Murr.) sehingga sempat mendapat julukan king of the fruit. Buah durian yang banyak mengandung protein dan mengandung gizi tinggi, di Indonesia banyak di manfaatkan sebagai buah segar, walaupun tidak sedikit yang mengelola menjadi berbagai makanan seperti jus durian, dodol durian, keripik durian, kerpik biji durian, sambal durian, kebab durian, durian beku, serta kulit buah durian yang dapat dijadikan obat herbal seperti spa, obat malaria, obat cacing, obat kuning dan anti diabetes. Tim agromedia (2009), menyatakan bahwa peluang pasar durian di Indonesia juga sangat bagus karena harga durian berkualitas dapat mencapai Rp 35.000/kg. Sedangkan untuk buah durian di pasaran dan kualitasnya biasa-biasa saja mencapai Rp 15.000/buah. Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah, durian Indonesia akan mampu menguasai pasar dunia. PT. HKE sebagai salah satu perusahaan yang produksi buah durian, merupakan perusahaan hortikultura yang mengembangkan tanaman seluas 5,5 hektar tanaman durian dengan jumlah lahan keseluruhan kurang lebih 325 hektar yang sisanya dikembangkan menjadi tanaman kayu-kayuan seperti kayu jati, kayu waru, kayu segon, kebun mangga, kebun sirsak, kebun alpukat, kebun pisang dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan menganalisis keuntungan usahatani durian serta merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan usahatani durian. Metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive di perusahaan PT. HKE Desa Jati Dukuh, Kecamatan Gondang-Kabupaten Mojokerto. Metode pelaksanaan secara observasi partisipastif, dimana dalam penentuan responden menggunakan metode non probability yaitu purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu biaya produksi, penerimaan dan keuntungan dan R/C ratio serta untuk prospek pengembangan alat yang digunakan IFAS, EFAS, Matriks IE, Matrik Green Strategy dan SWOT. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa: (1) Total biaya usahatani durian yang ada di PT. HKE dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuatif dari periode tahun 2010-2011, 2011-2012, dan 2012-2013 biaya usahatani durian sebesar Rp 11.596.000, Rp 29.006.000, dan Rp 33.301.000. (2) Total penerimaan perusahaan dalam berusahatani durian rata-rata sebesar Rp 83.550.000 periode 2011-2012. Pada periode tahun 2012-2013 perusahaan mengalami penurunan nilai produksi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 33.318.000. (3) Total keuntungan yang diperoleh PT. HKE periode tahun 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013 menunjukkan Rp -11.596.000, Rp 54.544.000, dan Rp 17.000. (4) Dari perhitungan R/C ratio dapat diketahui bahwa perbandingan antara pendapatan total dengan biaya total produksi selama tiga tahun terahir pada usahatani durian di PT. HKE pada umur tanam 17 tahun sebesar 1,6 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan akan mampu menghasilkan Rp 1,6. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani durian di PT. HKE layak diusahakan dan dikembangkan lebih baik untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Faktor internal yang menjadi kekuatan adalah memiliki HGU yang masih panjang dan pembukuan keuangan sudah terbentuk. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama adalah kurang tenaga kerja dan penentuan harga belum ada perhitungan. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah adanya permintaan tinggi dan harga cenderung stabil. Faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah impor durian mengalami meningkatan dan timbunlya pengusaha baru baik perorangan maupun perusahaan. Untuk analisis matrik IE, pengembangan (product development) dengan kosentrasi melalui intregrasi horizontal dimana kekuatan dan kelemahan perusahaan lebih diutamakan untuk meminimalisir peluang dan ancaman perusahaan. Matrik grand strategy memposisikan usaha pada kuadran I yang merupakan posisi agresif. Sehingga pada matrik SWOT strategi utamanya adalah growth strategy dan aggressive strategy. Saran yang dapat diberikan adalah (1) Tingkat keuntungan usahatani durian sensitif terhadap kasus penurunan produksi. Masalah penurunan produksi tersebut sering disebabkan oleh faktor cuaca yaitu curah hujan yang tidak menentu dan modal untuk kegiatan produksi usahatani durian. Oleh sebab itu diharapkan ada kerjasama yang baik antara pihak pemilik kebun dan pengelolah kebun durian agar target yang diinginkan untuk memenuhi permintaan durian di Indonesia dapat tercapai. (2) Disarankan agar perusahaan memberikan gaji tetap dan gaji variabel untuk tenaga kerja kebun durian khususnya sektor H. Gaji tetap diberikan ketika tidak musim durian serta sesuai dengan UMK Kabupaten Mojokerto sedangkan untuk gaji variabel yaitu berupa kesejahtraan tenaga kerja dan reward agar menumbuhkembangkan etos tenaga kerja untuk usahatani durian. Kedepannya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja muda di Desa Jati Dukuh yang lebih berkompeten untuk pengembangan usahatani durian di PT. HKE. (3) Disarankan agar pemerintah setempat lebih peduli pada perkembangan usahatani durian, terutama melakukan pembinaan dan pengawasan yang intensif dan berkesinambungan terhadap pelaksanaaan usahatani durian. Menyediakan sarana informasi dan infrastruktur untuk peningkatan sentra durian di Kabupaten Mojokerto sehingga diharapkan kedepannya para penghobi maupun para maniak durian dapat berkunjung ke kebun durian tanpa hambatan dan memiliki kepuasan dalam berburu buah durian di Kabupaten Mojokerto. (4) Agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas, disarankan untuk diadakan penelitian-penelitian lanjutan dan lebih mendalam tentang penerapan usahatani durian baik aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan.