Estimasi Cadangan Karbon Melalui Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Kabupaten Blitar, Malang dan Jember
Daftar Isi:
- Peningkatan gas rumah kaca (GRK) berdampak pada perubahan iklim global sehingga mempengaruhi fungsi ekosistem dalam hal layanan lingkungan terhadap masyarakat. Penyebab utama peningkatan GRK ialah konsentrasi CO2 yang semakin besar. Keberadaan tanaman tahunan khususnya agroforestri dapat mengurangi konsentrasi CO2 di udara melalui mekanisme penyimpanan karbon dalam bentuk biomassa. Namun permasalahan yang muncul ialah belum adanya data dasar karbon agroforestri. Data ini penting sebagai dasar perhitungan cadangan karbon. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui dinamika perubahan tutupan lahan, mengestimasi cadangan karbon pada tingkat bentang lahan dan menentukan faktor emisi beserta distribusi cadangan karbon. Manfaat penelitian ini untuk menentukan data dasar karbon pada lahan agroforestri dan cadangan karbon pada tingkat bentang lahan sebagai upaya mitigasi GRK. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni-Oktober 2012 berlokasi di Kabupaten Blitar, Malang dan Jember Propinsi Jawa Timur. Penelitian estimasi cadangan karbon dilakukan melalui dua tahap yaitu pengukuran tingkat plot dan ekstrapolasi pada tingkat bentang lahan dengan metode penginderaan jauh. Data citra yang digunakan untuk ekstrapolasi meliputi citra Landsat yaitu tahun 1994, 2001 dan 2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa cadangan karbon tertinggi berada di Kabupaten Jember dibandingkan Kabupaten Blitar dan Malang berdasarkan cadangan karbon hutan sebesar 177 Mg/ha dengan luasan hutan sebesar 46646 ha. Penyerapan karbon di Kabupaten Malang terjadi karena adanya peningkatan luasan perkebunan sebesar 62% pada periode 1994-2001 dengan nilai faktor emisi sebesar -0,57 Mg/ha/th, sedangkan pada periode 2001-2012 peningkatan terjadi pada luasan agroforestri sebesar 35 % dari luas total periode sebelumnya dengan nilai faktor emisi sebesar -0,03 Mg/ha/th. Di periode 1994-2001 Kabupaten Blitar terjadi sequestrasi dengan nilai faktor emisi sebesar -0,75 Mg/ha/th karena adanya luasan perkebunan yang meningkat sebesar 78% berbeda dengan periode 2001-2012 Kabupaten Blitar mengalami emisi karena penurunan luasan perkebunan. Di Kabupaten Jember selama dua periode tersebut terjadi emisi karena adanya pengurangan luasan perkebunan dan agroforestri.