Uji Aktivitas Ekstrak Kasar Alga Coklat (Turbinaria Conoides) Sebagai Antibakteri Terhadap Salmonella Typhi

Main Author: Kinanti, Arif
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12923/
Daftar Isi:
  • Rumput laut mengandung senyawa aktif hasil dari metabolism sekunder yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan nutraseutikal. Hasil penelitian dilaporkan aktivitas alga dapat digunakan sebagai antiviral, antibakteri, dan antifungal yang berpengaruh terhadap beberapa pathogen, seperti Salmonella typhi yang merupakan bakteri batang Gram negative, yang tidak memiliki spora. Alga coklat jenis Turbinaria conoides merupakan alga coklat yang satu marga dengan Sargaum vulgare, Turbinaria ornata, Sargassum tenerrium dan lain-lain. Alga-alaga tersebut sudah diteliti daya aktivitas antibakterinya terhadap S.aureus dan E.coli yang bersifat pathogen, sehingga dapat diduga bahwa Turbinaria conoides juga mempunyai potensi sebagai antibakteri. Antibakteri merupakan zat yang berfungsi membunuh atau menekanpertumbuhan dan reproduksi bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak Turbinaria conoides, yang menggunakan pelarut polar (etanol dan methanol) yang dapat menghambat Salmonella typhii dengan menggunakan metode uji cakram. Data pendukung yaitu uji fitokimia dan GC-MS untuk menggetahui kadar terendah mampu menghambat dan kadar terendah mampu membunuh. Penelitian ini dilakasankan pada bulan januari 2016 sampai maret 2016, yang dilaksanakan dilaboratorium keamana hasil pangan dan penangan hasil pangan fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Briawijaya Malang. Dan PT Gelora Djaja Surabaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL) factorial analisa menggunakan anova dilanjutkan uji jarak Duncan 5%. Hasil menunjukana metabolism sekunder Turbinaria conoides mampu digunakan sebagai antibakteri, hal ini ditujukkan dengan terbentuknya zona hambat pada kosentrasi terendah sekalipun (500 ppm). Pelarut yang terbaik adalah methanol dengan kosentrasi 10000 ppm. Hasil dari uji fitokimia menunjukanan adanya senyawa steroid, flavonoid, terpenoid, dan saponin. Untuk kadar terendah yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri adalah 50% dan kadar terendah membunuh adalah 75%. Untuk hasil GC-MS menunjukkan adanya senyawa dugaan sebagai antibakteri yaitu Tetradecanoic acid, Undecadien acid, Octadecadienal, dan Hexadecanoic acid.