Aplikasi Dosis Pupuk Kalium Dan Kompos Limbah Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar ( Ipomea Batatas L.)
Main Author: | WinandrieAnekeIka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129208/1/SKRIPSI%2C_ANEKE_IKA_W_%280710410044%29.pdf http://repository.ub.ac.id/129208/ |
Daftar Isi:
- Kompos limbah organik ialah sumber bahan organik yang jika diberikan dalam tanah akan dapat membantu memperbaiki kualitas tanah. Kompos limbah organik mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium (Suntari dan Syekhfani, 2003). Kandungan nitrogen pada kompos limbah organik ialah 1,2%, sedangkan fosfat dan kalium sebesar 1,4% dan 0,9%. Penggunaan pupuk kompos limbah sebagai bahan organik dapat memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman (Sugito dan Warsiati, 2004). Kalium ialah unsur logam yang paling banyak terdapat dalam cairan sel, dalam mengatur tekanan osmotik dalam (sel) tanaman sehingga memungkinkan pergerakan air ke dalam akar, tanaman yang kekurangan kalium akan kurang tahan kekeringan dibandingkan dengan tanaman yang cukup kalium. Selain itu Juanda dan Cahyono (2000) menyebutkan bahwa, tanaman ubi jalar membutuhkan lebih banyak unsur hara K daripada N dan P, karena kalium unsur yang sangat penting dan paling banyak dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas umbi dan meningkatkan bobot umbi. Peranan ubi jalar sebagai komoditi pangan di Indonesia belum setaraf dengan padi atau jagung. Padahal potensi ekonomis umbi ubi jalar cukup tinggi antara lain sebagai bahan pangan yang efisien pada masa mendatang, pakan ternak, dan bahan baku industri. Hal tersebut juga terkait bahwa bila dilihat dari potensi hasilnya tanaman ubi jalar mampu menghasilkan umbi 30-35 ton ha -1 , sedangkan hasil di tingkat petani hanya berkisar antara 9-10 ton ha -1 (Anonymous a , 2010). Oleh karena itu, produktivitas tanaman ubi jalar perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh dosis pupuk kalium dan dosis kompos limbah organik yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. Hipotesis yang diajukan ialah 1). Pemberian kombinasi dosis pupuk kalium dan kompos limbah organik yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dan hasil yang tinggi dari tanaman ubi jalar ( Ipomea batatas L. ). 2). Pemberian kompos sampah organik 6,6 ton ha -1 dapat mengurangi penggunaan dosis pupuk anorganik hingga 50 %. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 hingga bulan Agustus 2011 Penelitian dilaksanakan di desa Tejowangi, + 500 m dpl, jenis tanah vertisol dan suhu rata-rata bulan 24 o C, garis lintang 27° LU. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, timbangan analitik, penggaris, oven, hand refraktometer, kamera dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan ialah bibit ubi jalar var. Ayamurasaki, kompos limbah organik yang di dapat dari UPT kompos Universitas Brawijaya, pupuk NPK kalium. Penelitian menggunakan percobaan faktorial yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. Dosis pemberian pupuk kalium sebagai factor pertama yang terdiri dari 3 level, (K 1 )100 kg ha -1 dosis pupuk kalium, (K 2 )150 kg ha -1 dosis pupuk kalium, (K 3 ) 200 kg ha -1 dosis pupuk kalium. Sedangkan kompos limbah organik sebagai faktor kedua terdiri dari 3 level: (S 0 ) tanpa pemberian kompos limbah organik, (S 1 ) kompos limbah organik 3,3 ton ha -1 , (S 2 ) kompos limbah organik 6,6 ton ha -1 . Dari 2 faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 27 perlakuan. Variabel pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan secara destruktif dan non destraktif dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 30, 45, 60, 75, 90 dan 105 hst. Parameter pengamatan pertumbuhan meliputi panjang sulur, jumlah daun, luas daun, laju pertumbuhan relatif (LPR) dan bobot kering total tanaman. Parameter pengamatan hasil panen ialah jumlah umbi per tanaman diameter umbi, panjang umbi, dan hasil panen (ton ha -1 ). Selain itu juga dilakukan pengamatan pendukung ialah analisis tanah awal dan akhir. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.