Daftar Isi:
  • Pembangunan Pertanian di Indonesia menargetkan program swasembada beras sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 yang difokuskan pada peningkatan produksi padi. Sementara itu, petani dengan keterbatasan pendanaan/ modal merupakan kendala yang cukup signifikan dalam mencapai swasembada beras. Kemitraan usaha bertujuan untuk mengikut sertakan modal perusahaan besar/ menengah dalam pembangunan pertanian. Disinilah peran kemitraan erat kaitannya dalam membantu petani mengatasi masalah keterbatasan modal. Sehubungan dengan hal tersebut, PT Petrokimia Gresik sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang memproduksi pupuk dan benih mengadakan kerjasama dengan kelompok tani Morodadi di Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang melalui program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi). Program GP3K adalah program BUMN yang diadakan sejak bulan Maret tahun 2011 dalam rangka mencapai ketahanan pangan melalui peningkatan produksi padi dengan cara melakukan pengawalan budidaya pemupukan berimbang serta bantuan pinjaman saprodi pupuk dan benih. Teknologi pemupukan berimbang menggunakan pupuk Petroganik, Phonska, dan Urea (5:3:2) telah terbukti mampu meningkatan produksi padi dan pendapatan petani melalui demplot-demplot di seluruh Indonesia. Namun demikian, tidak semua petani padi yang tergabung dalam kelompok tani Morodadi di Desa Banjararum memilih menjadi peserta program GP3K. 48 dari 69 petani anggota kelompok tani Morodadi justru menolak menjadi peserta program GP3K. Melihat rendahnya tingkat partisipasi petani dalam program GP3K di Desa Banjararum dan besarnya peluang petani untuk memperoleh hasil produksi padi yang tinggi, dengan demikian, secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana program GP3K dapat meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan program GP3K pada usahatani padi di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. (2) Menganalisis faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan garapan, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan rumah tangga) yang mempengaruhi keputusan petani padi mengikuti program GP3K di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. (3) Menganalisis pendapatan usahatani padi pada petani peserta program GP3K dan petani non peserta program GP3K di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kegunaan penelitian: (1) Sebagai tambahan informasi dalam mengatasi permasalahan keterbatasan pengetahuan petani akan inovasi teknologi dan keterbatasan modal produktif petani. (2) Sebagai tambahan informasi dalam pengambilan keputusan untuk ikut serta dalam program GP3K dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani padi. (3) Sebagai tambahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah keputusan bermitra terhadap pendapatan usahatani. Metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive. Penentuan responden penelitian dilakukan dengan metode pencacahan penuh, berjumlah 69 petani. 21 petani adalah responden petani peserta program GP3K, 28 petani adalah responden petani non peserta program GP3K. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis model logit, dan analisis uji beda rata-rata. Dari hasil penelitian diperoleh: 1. Pelaksanaan program kemitraan GP3K di Desa Banjararum berpola inti plasma dengan sistem bayar saat panen. Kemitraan ini dilakukan untuk peningkatan produktivitas usahatani padi di Desa Banjararum. Namun pelaksanaan dilapang masih terkendala dengan sedikitnya tenaga penyuluh sehingga kegiatan budidaya tidak berjalan dengan optimal dan berdampak pada hasil produktivitas usahatani yang tidak maksimal. 2. Faktor sosial ekonomi (usia, pengalaman usahatani, dan luas lahan garapan) berpengaruh nyata terhadap keputusan petani padi menjadi peserta program GP3K, artinya semakin muda usia petani; semakin lama pengalaman berusahatani; semakin luas lahan garapan petani, maka semakin besar kemungkinan petani memutuskan menjadi peserta program GP3K. 3. Program GP3K di Desa Banjararum dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 24,65% per 1 hektar karena adanya peningkatan hasil Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 603 kg per 1 hektar. Saran yang disampaikan oleh peneliti: (1) Agar pelaksanaan program GP3K berjalan baik, perlu ada penambahan tenaga penyuluh sehingga pendapatan petani meningkat sebagai dampak dari peningkatan produktivitas lahan. (2) Agar hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor pengambilan keputusan petani lebih informatif, perlu dilakukan penelitian yang tidak hanya terbatas pada faktor sosial ekonomi saja, juga perlu untuk meneliti faktor karakter individu dan faktor lingkungan petani. (3) Agar peserta program GP3K bertambah, perlu meningkatkan kegiatan sosialisasi secara intensif dan efektif mengingat program GP3K secara nyata dapat meningkatkan pendapatan petani.