Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar Paprika (Capsicum annuum) di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
Main Author: | Herlambang, AnggoroKusuma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129132/1/SKRIPSI_ANGGORO_KUSUMA_HERLAMBANG_%280810440183%29.pdf http://repository.ub.ac.id/129132/ |
Daftar Isi:
- Pada saat ini permintaan masyarakat terhadap komoditi paprika cukup tinggi, ditandai dengan semakin banyaknya restoran atau hotel yang menyajikan makanan sehat dan bergaya barat dengan bahan dasar paprika. Selain itu, permintaan produksi paprika untuk kebutuhan ekspor semakin tahun juga semakin bertambah. Di Jawa Timur, salah satu wilayah yang menjadi sentra produksi paprika adalah Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Sebagai sayuran yang hanya memiliki beberapa wilayah sebagai sentra produksi, maka paprika produksi Kecamatan Tutur memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan ke seluruh daerah Indonesia maupun diekspor. Wilayah Kecamatan Tutur yang merupakan tempat ideal sebagai tempat budidaya paprika, ternyata belum dimaksimalkan para petani setempat. Penyebab sedikitnya petani yang melakukan budidaya paprika di wilayah tersebut dikarenakan sistem pemasaran yang ada belum bekerja dengan maksimal dan kurang efisien. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat. Selain itu, kegiatan kelompok tani paprika yang seharusnya menjadi tempat berkumpulnya petani untuk mengakses informasi dan mempermudah pemasaran masih belum berjalan dengan baik, Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Menganalisis struktur pasar paprika di Kecamatan Tutur 2)Menganalisis perilaku pasar paprika di Kecamatan Tutur dan 3) Menganalisis kinerja pasar paprika di Kecamatan Tutur. Alat analisis yang digunakan menganalisis struktur pasar adalah analisis kualitatif dengan perhitungan market share, CR4, Indeks Herfindahl, dan Indeks Rosenbluth. Alat analisis perilaku pasar adalah analisis deskriptif, sedangkan perilaku pasar menggunakan alat analisis kualitatif dengan perhitungan marjin pemasaran, perhitungan share, dan R/C rasio. Berdasarkan hasil analisis diperoleh: Struktur pasar pada pasar paprika di Kecamatan Tutur bersifat pasar persaingan oligopoli, ditandai dengan terdapatnya differensiasi produk berupa jenis dan kualitas. Sedangkan hambatan keluar masuk pasar pada tingkat petani tidak terjadi, namun pada tingkat lembaga pemasaran terjadi hambatan untuk keluar masuk pasar paprika, dikarenakan kurangnya kepercayaan petani terhadap lembaga pemasaran baru, sehingga para lembaga pemasaran tersebut mendapatkan kesusahan dalam melakukan jual beli paprika. Analisis perilaku pasar paprika di Kecamatan Tutur menunjukkan bahwa (1) Di daerah tersebut penetapan harga paprika sangat dipengaruhi oleh lembaga pemasaran, (2) Informasi perdagangan dan harga paprika lebih banyak dipegang oleh lembaga pemasaran, sehingga membuat petani sulit untuk menetapkan harga dan mengikuti harga yang ditetapkan oleh lembaga pemasaran, (3) Lembaga pertanian seperti gapoktan dan poktan hanya membantu petani untuk mengembangkan usaha budidaya paprika namun tidak banyak membantu petani dalam memberikan informasi pasar paprika dan akses petani untuk menjual paprika secara langsung ke pasar, (4) Persaingan yang terjadi diantara para petani tidak terlalu ketat, karena harga jual setiap paprika yang diberikan setiap lembaga pertanian terhadap para petani relatif sama. Namun persaingan antar lembaga ii pemasaran terjadi cukup ketat karena produksi total para petani tidak mencukupi kebutuhan paprika, sehingga para lembaga pemasaran saling berebut hasil produksi paprika para petani. (5) Pendistribusian paprika menuju konsumen akhir melewati beberapa perantara yaitu tengkulak, pedagang pengumpul lokal, dan pedagang pengumpul antar daerah. Analisis kinerja pemasaran pada pemasaran paprika Kecamatan Tutur menunjukkan perbedaan marjin paling besar terdapat pada saluran pemasaran ke III, pada saluran pemasaran ketiga saluran pemasarannya sangat panjang dan daerah pemasarannya cukup jauh. Kemudian share tertinggi yang diterima oleh petani dalam penjualan melalui lembaga pemasaran ada pada saluran II. Pada saluran pemasran ke II petani mendapatkan share yang besar karena harga yang dijual oleh pedagang antar daerah ke pembeli selanjutnya tidak terpaut jauh dari harga petani. Namun besarnya share yang didapatkan oleh petani tidak menandai keuntungan yang diperoleh oleh petani karena melihat dari biaya, tenaga dan waktu yang dikeluarkan petani untuk merawat paprika tidak seimbang dengan biaya, tenaga dan waktu yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Sedangkan menurut perhitungan R/C rasio terhadap seluruh kegiatan pemasaran paprika diketahui jika nilai R/C rasio yang ada memiliki nilai lebih dari satu (R/C≥1), hal tersebut menandai bila seluruh kegiatan pemasaran paprika di Kecamatan Tutur layak untuk dikembangkan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Pertanian paprika harus lebih dikembangkan lagi agar pertanian paprika di Kecamatan Tutur lebih merata, sehingga produksi paprika bisa memenuhi permintaan paprika di pasaran. 2) Kegiatan gapoktan harus lebih diaktifkan lagi sehingga tidak hanya berpusat pada kegiatan pengembangan usahatani saja namun bisa berkembang lagi menjadi pusat informasi kegiatan pemasaran paprika dan membantu petani dalam memasarkan produk paprikanya. 3) Kegiatan promosi paprika harus lebih banyak dilakukan oleh para petani agar produk paprika yang berasal dari Kecamatan Tutur bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. Kegiatan promosi yang meluas dapat meningkatkan permintaan produk paprika dari Kecamatan Tutur.