Analisis Perubahan Perilaku Petani Terhadap Penggunaan Bahan Organik Dalam Usahatani Padi (Studi Kasus Di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang)

Main Author: Lina, YurikaFitria
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129102/1/BAB_1.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/2/BAB_4.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/3/BAB_2.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/4/BAB_5-6.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/4/cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/5/BAB_3.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/6/LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/129102/
Daftar Isi:
  • Pembangunan pertanian nasional tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan produksi pangan, terutama beras yang menjadi bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk. Dalam beberapa tahun mendatang kebutuhan pangan akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya penduduk. Hal ini menuntut peningkatan produksi melalui penerapan inovasi teknologi pertanian. Intensifikasi padi dengan masukan pupuk kimia dalam jumlah yang cukup besar dan dalam jangka waktu lama, serta kurangnya penggunaan bahan organik dalam sistem produksi padi sawah telah mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya lahan dan produksi padi. Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan lingkungan yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi. Bahan organik yang digunakan dalam usahatani padi ialah pupuk organik dan pestisida organik. Penyebarluasan teknologi kepada masyarakat tani tidak akan semudah seperti yang sudah diperkirakan karena petani mempunyai kemampuan berbeda dalam mengadopsi teknologi baru. Adanya perbedaan kemampuan pada masyarakat tani dalam mengadopsi suatu inovasi tidak terlepas dari faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya serta akan membuat petani mempertimbangkan teknologi baru yang masuk sebelum petani mengadopsinya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi tingkat adopsi petani terhadap penggunaaan bahan organik, (2) Menganalisis kondisi faktor sosial ekonomi petani dalam penggunaan bahan organik pada usahatani padi, (3) Menganalisis perubahan perilaku petani dalam mengadopsi inovasi penggunaan bahan organik dalam usahatani padi, dan (4) Menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dengan perubahan perilaku petani dalam mengadopsi inovasi penggunaan bahan organik dalam usahatani padi di tempat penelitian. Metode penentuan lokasi penelitian yang digunakan adalah secara sengaja (puposive) dengan lokasi yang dipilih adalah di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Penentuan sampel petani dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Sehingga didapatkan responden yang digunakan yaitu 64 orang dari jumlah populasi sebesar 178 orang. Terdiri dari 17 orang petani organik, 36 orang petani semi organik dan 11 orang petani anorganik. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif kualitatif dengan tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan tingkat adopsi petani dan perubahan perilaku petani terhadap penggunaan bahan organik, (2) Analisis kuantitatif meliputi skoring dan analisis korelasi Rank Spearman. Skoring dengan menggunakan skala likert digunakan untuk mengetahui kondisi karakteristik sosial ekonomi dan perubahan perilaku terhadap penggunaan bahan organik dalam usahatani padi. Sedangkan analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan perubahan perilaku petani terhadap penggunaan bahan organik dalam usahatani padi. Hasil penelitian antara lain: 1. Tahapan adopsi yang dicapai oleh petani organik ialah penerapan yaitu petani mampu menerapkan penggunaan bahan organik di dalam kegiatan usahatani padi yang dilakukan. Tahapan adopsi yang dicapai oleh petani semi organik ialah penerapan pula, tetapi masih ada beberapa petani yang belum mengerti dosis dan aplikasi bahan organik pada usahatani padinya. Sedangkan tahapan adopsi yang dicapai oleh petani anorganik masih berada pada tahap minat untuk pupuk organik dan tahap kesadaran untuk pestisida organik. 2. Kondisi faktor sosial ekonomi untuk petani organik, semi organik dan anorganik tergolong dalam kategori sedang. 3. Perubahan perilaku masing-masing petani meliputi, perubahan pengetahuan petani organik dan semi organik tergolong tinggi yakni pada taraf sintesis dan evaluasi karena petani telah mampu menyerap informasi yang ada dan mampu memberikan penilaian terhadap bahan organik. Sedangkan perubahan pengetahuan petani anorganik masih tergolong rendah yaitu pada taraf pengetahuan dan pemahaman karena petani belum mendapat informasi tentang penggunaan bahan organik. Perubahan keterampilan petani organik dan semi organik tergolong tinggi yakni pada taraf penyesuaian dan penciptaan karena petani telah menerapkan penggunaan bahan organik pada kegiatan usahataninya tetapi untuk petani semi organik masih tergantung oleh kelompok tani. Sedangkan perubahan keterampilan petani anorganik tergolong rendah yakni persepsi, kesiapan dan respon terpimpin karena petani belum menerapkan bahan organik. Perubahan sikap petani organik dan petani semi organik tergolong tinggi yakni pada taraf karakterisasi berdasarkan nilai yaitu memiliki sistem yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. Sedangkan perubahan sikap petani anorganik tergolong sedang yakni penghargaan dan pengorganisasian karena petani masih belum menerapkan bahan organik dalam kegiatan usahataninya. 4. Analisis hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan perubahan perilaku petani terhadap penggunaan bahan organik dalam usahatani padi adalah terdapat hubungan yang signifikan terhadap faktor sosial ekonomi, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, lingkungan sosial, luas lahan garapan dan pendapatan. Hal ini dikarenakan faktor sosial ekonomi di atas merupakan faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan petani. Sedangkan umur dan pendidikan formal tidak terdapat hubungan yang siginifikan. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah (1) Perlu memberikan penyuluhan yang rutin untuk membantu petani dalam memecahkan masalah yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan usahataninya agar kondisi sosial ekonomi petani dapat terus meningkat (2) Perilaku petani organik dan semi organik terhadap penggunaan bahan organik sudah baik, maka di daerah tersebut dapat diberikan teknologi yang dapat mendukung perbaikan usahatani, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan pendapatan petani. (3) Untuk petani semi organik perlu diberikan sarana prasarana yang mendukung yaitu dalam hal pengairan (ketersediaan air yang terbebas dari polusi) agar petani ini dapat menjadi petani organik. (4) Untuk petani organik dapat diberikan penyuluhan tentang bahan organik agar petani dapat sadar dan memahami akan adanya bahan organik dalam ushatani padi.