Infiltrasi Tanah di Berbagai Penggunaan Lahan di DAS Bango Peran Seresah dan Sifat Fisik Tanah terhadap Laju Infiltrasi

Main Author: Midiyaningrum, Riza
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129098/1/isi_skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129098/2/Halaman_Depan_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129098/3/Judul.pdf
http://repository.ub.ac.id/129098/
Daftar Isi:
  • Kemampuan sistem penggunaan lahan dalam menyerap air hujan sangat tergantung kepada karakteristik sistem tajuk dan perkaran tipe vegetasi penutupnya. Vegetasi serta seresah penutup tanah dapat menghalangi jalannya aliran permukaan dan memperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah, yang akan menurunkan laju limpasan permukaan. Sistem pertanaman dengan beberapa jenis tanaman yang dirotasikan secara tepat dapat memperbaiki laju infiltrasi serta porositas tanah. Vegetasi dan lapisan seresah melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung tetesan air hujan yang dapat menghancurkan agregat tanah, sehingga terjadi pemadatan tanah. Hancuran partikel tanah akan menyebabkan penyumbatan pori tanah makro sehingga menghambat infiltrasi air tanah, akibatnya limpasan permukaan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mempelajari pengaruh penggunaan lahan terhadap masukan seresah (ketebalan) dan sifat fisik tanah (kemantapan agregat, berat isi, ruang pori), (2) Mempelajari pengaruh tutupan seresah di permukaan tanah dan sifat fisik tanah terhadap laju infiltrasi. Hipotesis dari penelitian ini adalah (1) Semakin intensif penggunaan lahan, masukan seresah semakin sedikit, (2) Semakin intensif penggunaan lahan akan meningkatkan berat isi dan menurunkan ruang pori tanah, (3) Semakin sedikit masukan seresah dan semakin padat tanah (berat isi tinggi, ruang pori rendah), laju infiltrasi akan menurun. Penelitian ini dilakukan di DAS Bango Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada bulan Februari - Maret 2011. Penelitian dilakukan pada 6 SPL, LU-1 ( tegalan tekstur lempung); LU-2 (sawah irigasi tekstur liat); LU-3 (tegalan tekstur liat); LU-4 (pemukiman tekstur lempung); LU-5 (kebun tekstur lempung); LU-6 (semak belukar tekstur lempung). Hasil penelitian menunjukkan ketebalan seresah tertinggi terdapat pada sistem penggunaan lahan tegalan dengan tekstur lempung yaitu sebesar 4,2 cm dan ketebalan seresah terendah terdapat pada sistem penggunaan lahan pemukiman sebesar 0,29 cm. Berat isi pada sistem penggunaan lahan tegalan dengan tekstur lempung memiliki nilai terendah yaitu sebesar 1,27 g cm-3 pada kedalaman 0-20cm dan 1,19 g cm-3 pada kedalaman 20-40cm dengan pori makro sebesar 9,29 %, sedangkan pada sistem penggunaan lahan pemukiman memiliki nilai berat isi 1,38 g cm-3 pada kedalaman 0-20cm dan 1,36 g cm-3 pada kedalaman 20-40cm dengan pori makro sebesar 1,85 %. Pada sistem penggunaan lahan tegalan dengan tekstur lempung mempunyai nilai laju infiltrasi konstan tertinggi juga sebesar 0,33 cm menit-1. Sedangkan pada sistem penggunaan lahan pemukiman memiliki nilai laju infiltrasi konstan terendah juga sebesar 0,03 cm menit-1.