Daftar Isi:
  • Sayuran merupakan komoditas hortikultura yang memiliki peran penting. Sayuran dapat memenuhi gizi bagi masyarakat dan meningkatkan ekonomi. Dengan meningkatnya kesadaran untuk memenuhi gizi akan meningkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi sayuran. Cabai merah merupakan produk hortikultura yang menjadi primadona bagi banyak orang karena memiliki cita rasa khusus. Di Indonesia, ada banyak spesies cabai merah yang tersebar di sekitar di setiap pulau di negara ini. Setahun yang lalu, pada tahun 2010, di Desa Kanigoro telah ditemukan penyakit di pangkal batang cabai merah. Hal ini menjadikan pangkal batang cabai merah menjadi kecil dan akar adalah pembusukan. Dalam sebulan, batang dan daun menjadi kering.Dalam kondisi itu, bakal buah cabai merah adalah gagal terbentuk. Pada masa lalu, tanaman masih bisa dipanen walaupun terserang hama, tapi di saat ini berbeda, hama menyerang tanaman cabai merah sampai mati. Dari pengamatan di Desa Kanigoro menunjukkan bahwa ada penurunan dalam produksi dan pendapatan karena iklim ekstrim. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa masalah yang perlu dianalisis yakni. 1) Bagaimana perubahan iklim memberikan dampak pada tanaman cabai merah di lokasi penelitian pada tahun 2006 dan 2010, 2) Bagaimana perubahan iklim memberikan dampak terhadap pendapatan petani pada tahun 2006 dan 2010? Berdasarkan permasalahan, kita bisa mendapatkan tujuan penelitian: 1) Untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produksi cabai merah di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Malang pada tahun 2006 dan 2010. 2) Untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap pendapatan petani pada tahun 2006 dan 2010 di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran. Dari pembahasan sebelumnya, dapat dibuat hipotesis yakni: 1) Diduga, perubahan iklim memberikan pengaruh terhadap penurunan tanaman cabai merah di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. 2) Diduga, perubahan iklim membuat petani memiliki pendapatan yang berbeda pada tahun 2006 dan 2010 di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Dari fenomena perubahan iklim yang terjadi, yakni dengan ditandainya intensitas curah hujan yang tinggi dan terjadi sepanjang tahun, serangan hama yang meningkat dan perubahan pola tanam. Selain itu, fenomena perubahan iklim yang terjadi di daerah penelitian terbukti menurunkan tingkat produksi cabai merah dan pendapatan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi rata-rata cabe merah pada tahun 2006 sebesar 11.772,16 kg. Sedangkan tahun 2010 produksi 8.264,29 kg.. Dari hasil uji rata-rata produksi yang berbeda dari tanaman cabai merah menggunakan sampel uji t berpasangan untuk menentukan apakah ada perbedaan rata-rata antara dua sampel produksi pada tahun 2006 dan 2010. Diperoleh nilai t hitung adalah 6,495 sedangkan nilai t tabel adalah 1,69, dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel nilai yang menolak Ho dan menerima H1. Ini berarti bahwa ada perbedaan nyata antara produksi cabai merah pada tahun 2006 dan 2010. Pendapatan rata-rata pendapatan usahatani pada tahun 2006 sebesar Rp101.784.395,27. Pada tahun 2010 petani pada pendapatan usahatani sebesar Rp151.312.754,14. Dari perhitungan pendapatan dalam bentuk natura pada tahun 2006 nilai 24.862,54 kg beras. Sementara pendapatan natura di 2010 adalah 22.609,51 kg beras. Hasil uji beda rata-rata mendapatkan diperoleh t hitung 7,879 dengan nilai t tabel adalah sebesar 1,69, yang berarti nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel untuk menolak Ho dan menerima H1. Ini berarti bahwa ada perbedaan nyata antara pendapatan cabai merah pada tahun 2006 dan 2010.