Analisis Efisiensi Alokatif Input Produksi Usahatani Jagung (Zea mays L.) Di Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan
Main Author: | Setiawan, RiyanAdiPutra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/129047/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/129047/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah potensial penghasil jagung di Jawa Timur. Kabupaten Bangkalan memiliki potensi yang besar untuk pengembangan jagung. Hal ini dapat dilihat pada daerah penghasil jagung dengan luas panen yang dominan pada tahun 2010 di beberapa kabupaten, yakni di Kabupaten Sumenep sebesar 167,04 ribu hektar (13,28%), Tuban 90,20 ribu hektar (7,17%), Sampang 75,70 ribu hektar (6,02%), Bangkalan 73,64 ribu hektar (5,86%), dan Kabupaten Probolinggo sebesar 73,03 ribu hektar (5,81%) (BPS,2011). Permasalahan utama yang terdapat pada Kabupaten Bangkalan adalah produktivitas jagung yang dihasilkan tergolong rendah apabila dibandingkan dengan Kabupaten Pamekasan. Luas panen pada Kabupaten Bangkalan lebih luas dibandingkan dengan Kabupaten Pamekasan dengan selisih luas panen sebesar 36.220 ha pada tahun 2010, namun produktivitas Kabupaten Bangkalan lebih rendah dari pada produktivitas Kabupaten Pamekasan dengan produktivitas masing-masing sebanyak 22,82 ku/ha dan 31,23 ku/ha. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu penyebab dari rendahnya produktivitas disebabkan oleh penggunaan input produksi usahatani jagung dan berakibat pada belum maksimalnya hasil produktivitas yang didapat. Rendahnya produktivitas usahatani salah satunya disebabkan belum efisiensinya penggunaan input produksi yang akan berpengaruh pada pendapatan petani. Pentingnya konsep efisiensi yaitu untuk mengoptimalkan penggunaan sarana produksi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) Untuk menganalisis pengaruh penggunaan input produksi usahatani jagung di Kecamatan Bangkalan. 2) Untuk menganalisis tingkat efisiensi alokatif input produksi usahatani jagung di Kecamatan Bangkalan. 3) Untuk menganalisis kelayakan usahatani jagung di Kecamatan Bangkalan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Desa Kramat Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan. Teknik purposive dilakukan dengan alasan di daerah tersebut merupakan daerah penghasil komoditas tanaman pangan khususnya jagung serta memiliki luasan panen yang cukup besar yaitu 73.654 Ha (BPS, 2011). Pemilihan responden dilakukan dengan metode Simple random sampling. Kriteria petani yang dipilih adalah petani yang menanam jagung pada satu musim tanam. Berdasarkan jumlah petani yang terdapat pada kelompok Tani Ambudi Makmur seluruhnya berjumlah 70 orang, dan dipilih 32 orang sebagai responden. Pemilihan sampel sebanyak 32 orang dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif (analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dengan regresi linier berganda). Hasil penelitian ini antara lain: 1) Input produksi yang digunakan dalam usahatani jagung di daerah penelitian adalah lahan, benih, pupuk kimia, pupuk organik, pestisida dan tenaga kerja, serta varietas benih. Input produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi yaitu lahan, benih, dan pupuk kimia dengan nilai thitung 3,761 untuk input lahan, dan 3,987 untuk benih pada taraf kesalahan 1% > ttabel 2,738, dan nilai thitung 2,341 untuk pupuk kimia pada taraf kesalahan 5% > ttabel 2,036. Nilai koefisien regresi lahan sebesar 0,543, koefisien benih sebesar 0,491, dan koefisien pupuk kimia sebesar 0,089. Sementara itu, variable yang tidak signifikan adalah pupuk organik, pestisida, tenaga kerja, dan varietas benih. 2) Nilai NPMx/Px untuk alokasi penggunaan lahan < 1 yaitu sebesar 0,67 sehingga penggunaan luas lahan di daerah penelitian belum efisien. Nilai NPMx/Px untuk penggunaan benih < 1 yaitu 0,79 sehingga alokasi penggunaan benih di daerah penelitian belum efisien. Nilai NPMx/Px alokasi pupuk kima < 1 yaitu 0.086 sehingga alokasi pupuk kimia di daerah penelitian belum efisien. 3) Rata-rata total penerimaan petani jagung lokal di daerah penelitian sebesar Rp. 11.768.750/ha dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 3.006.375/ha, sehingga diperoleh pendapatan bersih usahatani jagung lokal sebesar Rp. 8.762.375/ha dalam satu musim tanam. Nilai dari RC ratio sebesar 3,91 berarti rata-rata usahatani jagung lokal di daerah penelitian sudah layak untuk diusahakan dan menguntungkan karena rata-rata nilai RC ratio lebih dari 1. Dalam hal ini setiap Rp. 1,00 yang diinvestasikan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 3,91. Sedangkan rata-rata total penerimaan petani jagung hibrida sebesar Rp. 9.172.917/ha dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 2.153.000/ha, sehingga diperoleh pendapatan bersih usahatani jagung hibrida sebesar Rp. 7.019.917/ha dalam satu musim tanam. Nilai dari RC ratio sebesar 4,26 berarti rata-rata usahatani jagung hibrida di daerah penelitian sudah layak untuk diusahakan dan menguntungkan karena rata-rata nilai RC ratio lebih dari 1. Dalam hal ini setiap Rp. 1,00 yang diinvestasikan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 4,26. Saran yang berkenaan dengan hasil penelitian ini adalah perlu adanya penyuluhan terkait dengan budidaya tanaman jagung dari dinas pertanian agar produksi dan pendapatan petani semakin tinggi. Untuk mengatasi kurang optimalnya penggunaan lahan, benih serta pupuk kimia dapat dilakukan dengan perbaikan manajemen sistem budidaya. Perbaikan sistem budidaya akan mengoptimalkan penggunaan lahan, pengefisienan penggunaan benih dan pupuk kimia karena dilakukan dengan petunjuk teknis yang tepat serta sesuai dosis anjuran.