Daftar Isi:
  • Kedelai edamame ialah kedelai yang dipanen sebagai sayuran pada saat polong masih muda dan berwarna hijau. Edamame dipanen dengan bijian yang masih muda dan bijinya telah mengisi 80% - 90% lebar polong pada umur 60-70 hari. Kedelai edamame ini mengandung protein sebesar 48%, lebih tinggi dibanding kedelai biasa yang hanya 30-40%. Kedelai edamame termasuk tanaman yang membutuhkan banyak unsur hara. Pemupukan dengan pupuk anorganik secara terus menerus menyebabkan penurunan kesuburan tanah karena kadar bahan organik tanah menjadi rendah. Oleh karena itu, perlu adanya kombinasi antara pupuk anorganik dan pupuk organik, karena peran pupuk organik yang sangat penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik ialah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik dari tanaman dan hewan melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan penggunaan pupuk organik, terjadi pengembalian bahan organik kedalam tanah yang akan berpengaruh pada kesuburan tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk. Pupuk organik yang dapat digunakan ialah berupa pupuk kandang sapi. Penggunaan pupuk organik tersebut diharapkan dapat memberi peningkatan pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame. Hipotesis yang diajukan ialah 1). Penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi penggunaan dosis pupuk anorganik. 2).Penggunaan pupuk kandang sapi 20 ton ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame . Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011 hingga bulan Juli 2011 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 303 m dpl. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, meteran, alat tugal, tali rafia, timbangan analitik, penggaris, oven, dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas E02, pupuk kandang sapi, pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk Urea, SP-36 dan KCL. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor 1 ialah dosis pemberian pupuk anorganik dengan 3 level, ialah: Dosis pupuk anorganik 100 % (A1), Dosis pupuk anorganik 75% (A2), Dosis pupuk anorganik 50% (A3). Faktor 2 ialah pemberian pupuk kandang sapi dengan 3 level, ialah: Tanpa pupuk kandang sapi (O0), dengan pupuk kandang sapi 10 ton ha -1 (O1), dengan pupuk kandang sapi 20 ton ha -1 (O2). Dari 2 faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 27 perlakuan. Variabel pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan secara destruktif dan non destruktif dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 24, 34, 44, 54 dan 64 hst. Parameter pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,jumlah cabang, luas daun, indeks luas daun (ILD) dan bobot kering total tanaman. Parameter pengamatan hasil panen ialah jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong/100 g, hasil panen perhektar dan persen polong isi 1,2 dan 3/tanaman. Selain itu juga dilakukan pengamatan pendukung ialah analisis tanah awal dan akhir. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukan interaksi antar perlakuan dosis pupuk anorganik dengan pupuk kandang sapi terdapat pada parameter pertumbuhan variabel bobot kering tanaman dan laju pertumbuhan tanaman, sedangkan pada parameter hasil ialah pada jumlah polong/100 g. Pupuk kandang sapi 10 ton ha-1 dengan dosis pupuk anorganik 75% menghasilkan rerata bobot kering yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis pupuk anorganik 100% tanpa pupuk kandang sapi dan dosis pupuk anorganik 50% dengan pupuk kandang sapi 20 ton ha-1. Pupuk kandang sapi nyata meningkatkan hasil bobot segar edamame. Pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton ha-1 menghasilkan rerata bobot segar polong edamame 8,02 ton ha-1, dari pupuk kandang sapi 10 ton ha-1 menghasilkan rerata bobot segar edamame 7,34 ton ha-1 sedangkan tanpa pupuk kandang sapi menghasilkan rerata bobot segar hasil edamame 6.62 ton ha-1.