Potensi Genetik Dan Ragam Fenotipe F2 Hasil Persilangan Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.)

Main Author: Arsitaningtyas, Elsa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128946/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/128946/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merr) merupakan tanaman pangan penting di Indonesia sebagai sumber protein nabati. Rendahnya produksi kedelai nasional disebabkan oleh penggunaan varietas unggul kedelai yang belum optimal di kalangan petani. Salah satu usaha untuk memperoleh varietas unggul kedelai ialah dengan melakukan kegiatan pemuliaan tanaman melalui persilangan-persilangan yang dilanjutkan dengan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ragam fenotipe F2 hasil kombinasi persilangan tanaman kedelai untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam pengembangan varietas unggul kedelai dan mempelajari potensi genetik F2 hasil kombinasi persilangan tanaman kedelai berdasarkan nilai koefisien keragaman genetik, heritabilitas dalam arti luas, dan kemajuan genetik harapan sehingga diketahui efektifitas seleksi pada generasi selanjutnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat ragam fenotipe F2 yang mempunyai hasil tinggi antara populasi tanaman kedelai hasil kombinasi persilangan dan terdapat populasi tanaman kedelai F2 hasil kombinasi persilangan yang mempunyai potensi genetik tinggi berdasarkan koefisien keragaman genetik, heritabilitas dalam arti luas dan kemajuan genetik harapan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 hingga Februari 2012, di kebun percobaan Fakultas Pertanian di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 303 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah Alfisol. Suhu minimal berkisar 18 – 21°C, suhu maksimal antara 30 – 33°C, curah hujan 100 mm/bln dan pH tanah 6 – 6,2. Alat yang digunakan pada penelitian ialah penggaris, sprayer, rol meter, cangkul, alat tulis, label, kamera dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai galur Brawijaya, galur AP, varietas Anjasmoro, varietas Tanggamus, varietas Grobogan dan varietas Argopuro sebagai tetua, benih F2 hasil kombinasi persilangan tanaman kedelai yaitu Brawijaya x AP; Brawijaya x Anjasmoro; Brawijaya x Tanggamus; Brawijaya x Grobogan dan Brawijaya x Argopuro, karbofuran, serta sarana produksi berupa pupuk Urea 50 kg ha-1, SP-36 100 kg ha-1, KCl 50 kg ha-1, dan insektisida berbahan aktif Deltamethrin 0,5 l ha-1. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode single plant, yaitu dengan menanam semua generasi F2 hasil kombinasi persilangan dan tetua dalam satu populasi di lingkungan pertanaman yang sama tanpa ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap setiap individu tanaman yang meliputi bobot kering biji per tanaman, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah buku subur dan tinggi tanaman saat panen. Data yang diperoleh kemudian dihitung nilai ragam fenotipe, KKG, heritabilitas dan kemajuan genetik untuk setiap karakter yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F2 hasil persilangan Brawijaya x Argopuro mempunyai rata – rata yang tinggi dalam karakter bobot kering biji, jumlah polong total dan jumlah polong isi dibandingkan kombinasi persilangan lainnya. Keragaman fenotipe F2 pada semua kombinasi persilangan sangat bervariasi dan lebih tinggi dari kedua tetua. Nilai KKF pada semua kombinasi persilangan berkisar antara cukup tinggi hingga tinggi pada karakter bobot kering ii biji, jumlah polong total, jumlah polong isi dan jumlah buku subur kecuali karakter jumlah buku subur pada persilangan Brawijaya x AP yang mempunyai nilai agak rendah, tinggi tanaman untuk semua kombinasi persilangan mempunyai nilai agak rendah. Nilai KKG pada persilangan Brawijaya x Anjasmoro, Brawijaya x Tanggamus, Brawijaya x Grobogan dan Brawijaya x Argopuro pada karakter bobot kering biji, jumlah polong total, jumlah polong isi dan jumlah buku subur berkisar antara cukup tinggi hingga tinggi kecuali pada karakter jumlah buku subur pada persilangan Brawijaya x Grobogan yang mempunyai nilai agak rendah. Persilangan Brawijaya x AP pada semua karakter berkisar rendah hingga cukup tinggi, sedangkan untuk karakter tinggi tanaman semua kombinasi persilangan mempunyai nilai agak rendah kecuali persilangan Brawijaya x AP yang rendah. Nilai heritabilitas dalam arti luas pada kombinasi persilangan Brawijaya x Anjasmoro dan Brawijaya Argopuro pada semua karakter mempunyai nilai tinggi dibandingkan kombinasi persilangan lainnya. Kemajuan genetik pada semua kombinasi persilangan juga mempunyai nilai tinggi pada semua karakter kecuali karakter jumlah buku subur dan tinggi tanaman pada persilangan Brawijaya x AP yang mempunyai nilai rendah.