Daftar Isi:
  • Padi (Oryza sativa. L) merupakan sumber makanan yang menghasilkan beras untuk mencukupi kebutuhan primer (makanan) bagi hampir seluruh rakyat Indonesia. Adanya jumlah penduduk yang sangat besar menyebabkan kebutuhan akan pangan menjadi meningkat, terutama terhadap beras. Konsumsi beras pada tahun 2010, 2015, dan 2020 diproyeksikan berturut-turut sebesar 32,13 juta ton, 34,12 juta ton, dan 35,97 juta ton. Jumlah penduduk pada ketiga periode itu diperkirakan berturut-turut 235 juta, 249 juta, dan 263 juta jiwa (Puslitbang Tanaman Pangan, 2012). Kebutuhan padi atau beras untuk konsumsi ini tidak bisa tercapai jika produksi padi menurun karena adanya kendala yang salah satunya disebabkan oleh penyakit penting tanaman utama seperti serangan penyakit blas pada tanaman padi. Salah satu cara yang dapat diupayakan untuk peningkatan produktivitas padi dengan pengembangan varietas unggul baru melalui perbaikan genetik tanaman yang tahan terhadap cekaman biotik penyakit blas melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Penyakit ini disebabkan cendawan Pyricularia oryzae Cavara yang dapat menyebabkan bulir padi menjadi kosong atau hampa sehingga hasil produksi padi dapat menurun hingga 70 %. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat keragaman genotipgenotip padi hibrida yang memperlihatkan sifat ketahanan terhadap cekaman biotik penyakit blas berdasarkan sifat ketahanan tetua jantan. Hipotesis penelitian ini diduga terdapat pengaruh sifat ketahanan dari tetua jantan terhadap tingkat ketahanan pada genotip-genotip padi hibrida yang diuji terhadap cekaman biotik penyakit blas yang dapat digunakan sebagai bahan program pemuliaan. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Penyakit Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan di lahan riset P.T. DuPont Indonesia yang berada di desa Ketawang Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan April sampai Juni 2012 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 80 genotip padi yang terdiri dari 24 tetua jantan, 2 CMS, 24 Hibrida A, 24 Hibrida B dan 6 varietas pembanding yaitu Hipa8, Maro, LP27P31, LP27P53, Ciherang dan IR64. Data dianalisis dengan menggunakan RAK dan apabila terjadi beda antar perlakuan selanjutnya dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Variabel pengamatan yang diamati meliputi ketahanan daun padi terhadap penyakit blas berdasarkan skala penyakit, intensitas serangan dan pendugaan nilai heritabilitas arti luas serta koefisien keragaman genetik. Hasil penelitian antara lain 24 genotip jantan memiliki reaksi tahan sedangkan CMS A dan CMS B yang digunakan sebagai induk betina untuk masing- masing 24 HA dan 24 HB merupakan galur yang sangat rentan terhadap penyakit blas dengan skor masing-masing 8 dan 9 berdasarkan modifikasi skala penyakit Standard Evaluation System for Rice (IRRI, 1996) terhadap serangan Pyricularia oryzae Cav. pada daun padi. Untuk reaksi ketahanan 24 HA dan 24 HB memiliki sifat ketahanan di antara kedua tetuanya terhadap serangan Pyricularia oryzae Cav yang mencirikan adanya sifat intermediet. Untuk variabel ketahanan berdasarkan skor penyakit dan intensitas serangan memiliki nilai heritabilitas arti luas tinggi yang artinya ketahanan tanaman tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor genetik daripada lingkungan. Untuk variabel ketahanan berdasarkan skor penyakit memiliki nilai KKG rendah yang artinya keragaman genetik dari individu-individu tanaman yang teridentifikasi sebagai skor penyakit tertinggi pada genotip-genotip yang diuji memiliki keragaman yang cenderung homogen sedangkan nilai KKG pada variabel ketahanan berdasarkan intensitas serangan termasuk dalam klasifikasi cukup tinggi yang artinya populasi dari genotip-genotip yang diuji memiliki keragaman genetik yang cenderung beragam atau heterogen.