Karakteristik Fisiologis Fenotip F5 Potensi Hasil Tinggi Kedelai Persilangan Varietas Brawijaya dengan Argomulyo
Main Author: | Wijayanti, HayuMurtiPadma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128882/1/051102156.pdf http://repository.ub.ac.id/128882/ |
Daftar Isi:
- Sebagian besar pemenuhan kebutuhan kedelai di Indonesia masih tergantung pada impor akibat produksi kedelai nasional yang rendah. Produksi kedelai nasional tahun 2010 sebesar 962.540 ton (BPS, 2010), hanya cukup untuk memenuhi 43% dari kebutuhan nasional sebesar 2,2 juta ton. Memperhatikan permasalahan diatas maka upaya membudidayakan varietas kedelai dengan produktivitas tinggi perlu dilakukan. Penelitian dan pemuliaan untuk meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia telah banyak dilakukan. Hasil pengembangan varietas kedelai yang dilakukan selama ini belum berhasil di tingkat petani ditinjau dari produktivitas rata rata nasional yang hanya 1,3 ton ha -1 (Anonymous, 2008). Pendekatan melalui karakter fisiologis tanaman seperti laju fotosintesis, klorofil, kadar nitrogen daun, jumlah polong dan bobot biji dapat digunakan dalam pengujian produktivitas kedelai. Pada penelitian ini seleksi F5 dilakukan dengan tetua var. Brawijaya dan Agromulyo. Var. Brawijaya memiliki sifat jumlah polong tinggi laju fotosintesis sedang, sedangkan Argomulyo memiliki sifat jumlah polong sedang dan laju fotosintesis tinggi. Persilangan antara dua varietas diharapkan menghasilkan kedelai dengan jumlah polong dan laju fotosintesis tinggi. Seleksi pada F2, F3, F4 telah dilakukan dan hasilnya masih menunjukkan tingkat keragaman yang tinggi. Oleh karena itu seleksi F5 perlu dilakukan. Bahan tanam F5 yang digunakan ialah hasil seleksi F4 yang memiliki potensi hasil tinggi pada jumlah polong. Tujuan penelitian ini ialah mempelajari keragaman genetik pada kedelai F5 hasil persilangan var. Brawijaya dengan Argomulyo dan karakteristik fisiologis fenotip F5 meliputi jumlah polong per tanaman, berat kering biji per tanaman, berat kering biji per polong, jumlah biji per tanaman, jumlah biji per polong, kadar klorofil, nitrogen daun, transpirasi dan laju fotosintesis. Hipotesis yang diajukan ialah tanaman kedelai F5 hasil persilangan var. Brawijaya dengan Argomulyo akan menunjukkan keseragaman genetik dan perbedaan karakteristik fisiologis tanaman F5 diakibatkan oleh interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni sampai 1 September 2010 di kebun percobaan Fakutas Pertanian di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan ialah metode grid (petak) dimana kondisi lingkungan tetap sama (homogen). Setiap petak percobaan ditanami biji kedelai yang berasal dari satu individu tanaman yang sama ( ear to row ). Metode grid digunakan untuk memperkecil heterogenitas lingkungan. Perlakuan terdiri atas 3 fenotip F4 meliputi 19 nomor tanaman hasil persilangan var. Argomulyo dengan Brawijaya dan satu perlakuan var. argomulyo sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan pada pertumbuhan, polong dan biji, fotosintesis dan tranpirasi, dan nitrogen dan klorofil daun. Pengamatan pertumbuhan meliputi pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun pada 15, 30, 45, dan 60 hst. Pengamatan polong dan biji meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah polong biji 1, 2, 3 dan 4 per tanaman, berat kering biji per tanaman, per polong, jumlah biji per polong dan per tanaman. Pengukuran laju fotosintesis dan transpirasi menggunakan LI-6400 Portable photosynthesis system pada daun ketiga dari atas yang telah membuka sempurna, dilakukan pada saat pembentukan polong (60 hst). Pengamatan nitrogen dan klorofil dilakukan bersamaan dengan pengukuran laju fotosintesis. Pengambilan sampel daun dilakukan setelah daun diukur laju fotosintesisnya. Untuk nitrogen dan klorofil masing masing diambil dua daun. Analisis kadar nitrogen daun dilakukan dengan metode labu Kjeldahl melalui tiga tahap yaitu: destruksi, destilasi dan titrasi, klorofil daun menggunakan spectrophotometer spectronic 20 genesys. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terjadi interaksi atau pengaruh maka dilanjutkan dengan uji perbandingan menggunakan uji Duncan pada taraf = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat keragaman genetik pada tanaman kedelai F5 hasil persilangan var. Brawijaya dengan Argomulyo yang ditunjukkan pada distribusi frekuensi berdasarkan kelas jumlah polong dan berat kering biji per tanaman. Perbedaan karakteristik fisiologis tanaman F5 diakibatkan oleh interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan. Berat kering biji dan jumlah biji meningkat dengan peningkatan jumlah polong. Demikian pula dengan berat kering biji yang memiliki hubungan erat dengan jumlah biji. Jumlah polong, berat kering biji dan jumlah biji meningkat dengan peningkatan jumlah daun dan laju fotosintesis.