Analisis Penilaian Kinerja Karyawan pada Industri Otomotif berdasarkan Pertimbangan Aspek Human Error dengan Metode Behavioral Observation Scale

Main Author: Saputri, Anita Galih
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12886/
Daftar Isi:
  • PT. Meshindo Alloy Wheel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif sebagai produsen aluminium alloy wheels untuk berbagai pembuat dan model mobil di Indonesia. Diperlukan manajemen sumber daya manusia yang baik untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu diperlukan proses penilaian kinerja untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai oleh setiap pekerja. Salah satu permasalahan yang ada di perusahaan adalah banyaknya kejadian kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Departemen machining adalah salah satu dari 11 departemen pada perusahaan yang mengalami kenaikan kejadian kecelakaan kerja secara signifikan. Penyebab utama dari permasalahan kejadian kecelakaan kerja pada perusahaan ini adalah tinggi nya unsafe action yang diakibatkan dari tindakan pelanggaran pekerja atau human error yang dilakukan pekerja. Oleh karena itu perlu adanya penilaian kinerja karyawan yang mempertimbangkan aspek human error sebagai bentuk kedisiplinan dalam bekerja. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan metode Behavioral Observation Scale (BOS) untuk melakukan penilaian berdasarkan kejadian-kejadian kritis dan frekuensi dari kejadian tersebut. Behavioral Observation Scales (BOS) adalah metode untuk menilai kombinasi dari kejadian kritis (critical incidents) serta frekuensi dari kejadian tersebut dengan cara observasi pada pekerja kemudian dinilai secara keseluruhan. Penilaian dilakukan dengan melakukan identifikasi human error yang dilakukan oleh supervisor menggunakan form penilaian human error. Langkah selanjutnya dilakukan transformasi nilai kinerja operator yang sudah ada di perusahaan untuk menyamakan range nilai 1 sampai dengan 5. Setelah kedua nilai ditemukan, maka dilakukan pembobotan nilai yaitu 10% untuk human error dan 90% untuk nilai kinerja perusahaan. Pembobotan nilai 10% dilakukan berdasarkan aspek kedisiplinan pada penilaian kinerja perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa nilai human error yang tertinggi adalah 4.21 yang dimiliki oleh operator A2.5 dan C2.2, sedangkan nilai human error yang terendah sebesar 2.53 yang dimiliki oleh operator A2.4. Setelah mendapatkan nilai human error maka dilakukan konversi nilai kinerja perusahaan dan didapatkan nilai tertinggi untuk keseluruhan operator departemen machining adalah 4.56 yang dan nilai terendah sebesar 3.77 dan range keseluruhan nilai berada pada kategori cukup hingga sangat memuaskan. Hasil perbandingan antara nilai existing performance appraisal dengan nilai kinerja yang dilakukan penelitian, didapatkan 16 dari 54 operator mengalami penurunan predikat nilai. Error mode yang paling banyak terjadi dari 16 operator tersebut adalah C2 atau check incomplete. Saran untuk penelitian ini adalah diharapkan masa penelitian yang dilakukan dapat lebih lama sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi acuan yang lebih baik untuk penelitian selanjutnya. Selain itu disarankan perusahaan dapat menerapkan proses penilaian kinerja seperti yang dilakukan pada penelitian untuk dapat terus meningkatkan kedisiplinan kepada seluruh operator produksi.