Interaksi Genotip Lingkungan pada Jagung Hibrida (Zea mays L.) di Dua Lokasi Kaitannya dengan Keragaman Genetik

Main Author: Widyasari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128853/1/051101659.pdf
http://repository.ub.ac.id/128853/
Daftar Isi:
  • Seiring dengan berkembangnya sektor peternakan yang didukung oleh berkembangnya industri pakan dan pangan yang menggunakan bahan baku jagung, permintaan jagung dalam negeri terus meningkat. Disisi lain, pertumbuhan produksi jagung Indonesia masih agak lamban akibat masih rendahnya tingkat produktivitas (4,2 ton/ha). Strategi utama untuk meningkatkan produksi adalah dengan menggunakan benih hibrida. Perbedaan penotipe pada varietas hibrida belum tentu disebabkan perbedaan genotipe. Penotipe merupakan interaksi antara genotipe dan lingkungan. Interaksi genotipe x lingkungan memberikan keragaan yang berbeda antar genotipe pada lokasi tertentu, sehingga galur yang menunjukkan keragaan yang baik pada suatu lokasi belum tentu baik pada lokasi lainnya, walaupun pada musim yang sama. Heritabilitas merupakan ratio keragaman genotipe terhadap keragaman penotipe. Keragaman genetik memegang peranan penting karena nilai keragaman genetik menentukan karakter tanaman tersebut. Apabila nilai heritabilitas tinggi dan koefisien keragamannya sempit maka galur tersebut dapat dianggap stabil spesifik lokasi. Akan tetapi bilaheritabilitas tinggi dan koefisien keragamannya luas galur tersebut dianggap stabil apabila mampu menunjukkan keragaan yang sama pada berbagai lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Interaksi genotipe x lingkungan pada tanaman jagung hibrida harapan pada dua lokasi. 2. Genotipe jagung hibrida harapan yang sesuai dengan dataran medium dan dataran rendah. Penentuan sesuai tidaknya suatu genotipe ditanam pada suatu lingkungan didasarkan pada karakter potensi hasil dan umur berbunga. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga terdapat interaksi genotipe dengan lingkungan pada genotipe-genotipe jagung hibrida harapan yang diuji. 2. Diduga terdapat beberapa genotipe jagung hibrida harapan yang stabil pada beberapa lokasi. Penelitian dilaksanakan di Desa Ngawonggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang dan Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Penelitian berada pada ketinggian tempat 320 m dan 10 m diatas permukaan laut, pH tanah 7 dan jenis tanah alluvial. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Nopember 2008. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat-alat pengolah tanah, meteran, mistar, bambu, papan nama, dan Panduan Sistem Karakterisasi. Bahan yang digunakan adalah 9 genotipe F1 jagung hibrida dan 4 varietas jagung sebagi pembanding. Pupuk yang digunakan pupuk kandang, Urea, KCl, SP 36. Pengandalian hama tikus menggunakan rodentisida dan penyakit yang disebabkan jamur menggunakan fungisida. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) tersarang pada lokasi, yang diulang 3 kali. Ulangan tersarang pada lokasi. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini berupa 9 genotipe F1 jagung hibrida dan 4 varietas jagung sebagai pembanding, yaitu : GY-50, GY-51, GY-52,GY-53,GY-54, GY-55, GY-56, GY-5P dan GY-60. Varietas pembanding hibrida Bisi-2, Jaya-2 dan P-21. Varietas pembading bersari bebas C-7. Petak percobaan dengan ukuran 3 m X 5 m terdiri dari 4 baris tanaman. Jarak antar baris 75 cm dan jarak antar tanaman dalam baris 20 cm. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman dalam populasi dan terhadap tanaman sampel. Variabel pertumbuhan tanaman (kuantitatif) yang diamati dalam penelitian antara lain : Umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, tinggi tanman, tinggi tongkol, diameter tingkol, panjang tongkol, berat 100 butir, jumlah baris/tongkol, jumlah biji/baris, berat pipilan/plot dan potensi hasil. Data dianalisis dengan analisis ragam taraf 5% dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan 5%. Hasil penelitian diperoleh Interaksi genotip dengan lingkungan nyata pada karakter kuantitatif yang meliputi umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris/tongkol, jumlah biji/baris dan potensi hasil. Genotipe yang sesuai ditanam di dataran rendah saja (Jember) adalah genotip GY52. Genotipe yang sesuai ditanam di dataran medium saja (Malang) adalah GY-55. Genotipe GY-5P dan GY-60 dan sesuai ditanam di dataran medium (Malang) dan rendah (Jember ).