Analisis Efisiensi Teknis Faktor Produksi Tanaman Teh (Camellia sinensis) di PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari Kabupaten Malang
Main Author: | FajarinaHardiyanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128839/1/051100489.pdf http://repository.ub.ac.id/128839/ |
Daftar Isi:
- Perkebunan mendukung pembangunan pertanian di Indonesia. Komoditi perkebunan yang menjadi andalan Indonesia antara lain adalah teh. Jumlah produksi teh di Indonesia menduduki peringkat ke-enam setelah karet, kopra, kopi, kakao dan lada. Menurut data (Food and Agriculture Organization) FAO 2008, Indonesia adalah negara produsen teh terbesar ke-7 di dunia, sementara China tercatat sebagai produsen teh terbanyak di dunia. Produksi teh di Indonesia sebesar 65% untuk kebutuhan ekspor. Pasar ekspor Indonesia terus digerogoti oleh negara lain, misalnya dengan masuknya Vietnam ke pasar teh dunia. Sementara itu, konsumsi teh dalam negeri juga tidak kunjung membaik. Tingginya produksi teh di Indonesia tidak sejalan dengan tingkat konsumsi teh di Indonesia yang terbilang masih sangat rendah. Konsumsi teh Indonesia sekitar 300 gram per kapita per tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi teh Inggris 2.260 gram dan Jepang 1.140 gram. Saat ini produksi teh dunia adalah sebesar 3,32 juta ton per tahun. Namun tingginya tingkat produksi teh dunia tidak sebanding dengan tingkat konsumsinya. Tingkat konsumsi teh dunia hanya sebesar 3,27 juta ton per tahun, sehingga ada over supply sebesar 0,05 juta ton per tahun. Kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya persaingan antar produsen teh di dunia. Persaingan ini juga dialami oleh produsen teh dalam negeri. Sebagai salah satu penghasil teh terbesar di dunia, pengelolaan perkebunan teh di Indonesia sebagian besar dikelola oleh BUMN perkebunan yang tersebar di Indonesia. Perkebunan teh di Jawa Timur dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Sebagian besar hasil produksinya untuk pasar ekspor. Misalnya pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun Wonosari, 90% hasil produksinya adalah mutu I dan mutu II. Teh hasil produksi PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun Wonosari dikenal di pasaran dunia dengan teh CTC Wonosari. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yakni (1) menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani teh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun Wonosari. (2) Menganalisis efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi di PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun Wonosari. Untuk menghindari luasnya pokok bahasan dalam penelitian ini, diperlukan batasan masalah sebagai berikut : (1)Penelitian hanya dilaksanakan di Afdeling Wonosari PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kebun Wonosari. (2) Penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor produksi dan analisis efisiensi teknis faktor produksi tanaman teh. Penelitian dilakukan di PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) Sampel terdiri dari petak teh TP 1 dan petak teh TP 2, Oleh karena itu, digunakan stratified sampling, yaitu dengan mengambil sampel dari strata petak teh dengan tanaman teh TP 1 dan tanaman teh TP 2. Metode penentuan sampel petak yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu dengan memilih petak yang berada pada blok 2R dan 2S yang mewakili tanaman teh TP 1 dan petak teh yang berada pada blok 3T dan 4S yang mewakili tanaman teh TP 2. Analisis yang dilakukan meliputi (1) analisis faktor produksi yang mempengaruhi usahatani tanaman teh dan (2) analisis efisiensi teknis menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Faktor – faktor yang dianalisis dalam pengaruhnya terhadap produksi tanaman teh meliputi : luas lahan, tenaga kerja, pupuk daun, pupuk lewat tanah, dan pestisida. Hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1) uji asumsi klasik, didapatkan bahwa pada model yang diuji, baik pada petak teh TP 1 maupun petak teh TP 2 tidak terdapat adanya autokorelasi, heteroskedastisitas, serta multikolinearitas. (2) uji regresi, didapat nilai R2 untuk petak teh TP 1 adalah sebesar 0,673 dan dari hasil uji t didapat hasil bahwa faktor –faktor produksi yang mempengaruhi usahatani teh di afdeling Wonosari PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari pada petak teh tanaman TP 1 adalah luas lahan, pupuk daun shemura, dan pestisida. Sedangkan nilai R2 untuk petak teh TP 2 adalah sebesar 0,638 dan dari hasil uji t didapat hasil bahwa faktor –faktor produksi yang mempengaruhi usahatani teh di afdeling Wonosari PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Wonosari pada petak teh tanaman TP 2 adalah luas lahan dan tenaga kerja. (3) efisiensi teknis yang diukur dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) menunjukkan bahwa rata- rata efisiensi teknis petak teh TP 1 adalah sebesar 94,550 %. Sedangkan untuk petak teh TP 2 adalah sebesar 98,859 %. Nilai efisiensi teknis tersebut cukup tinggi, tetapi belum mencapai full efisiensi, hal ini mengindikasikan masih adanya peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan output produksi pucuk teh dengan mengoptimalkan faktor produksi yang dimiliki, misalnya dengan penerapan teknologi, pelatihan tenaga kerja, atau penerapan manajemen yang lebih baik. Petak teh yang belum efisien, beroperasi pada skala efisiensi DRS (Decreasing Returns to Scale). Agar petak teh tersebut dapat beroperasi pada skala yang optimal (CRS), maka perusahaan dapat melakukan minimalisasi penggunaan input atau maksimalisasi output yang didapat. Petak teh yang belum efisien, beroperasi pada skala efisiensi DRS (). Agar petak teh tersebut dapat beroperasi pada skala yang optimal (CRS), maka perusahaan dapat melakukan minimalisasi penggunaan input atau maksimalisasi output yang didapat.