Analisis Posisi Persaingan Produk Fungisida Antracol Berdasarkan Persepsi Petani Studi Kasus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu

Main Author: RahmaDeviP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128835/1/051100900.pdf
http://repository.ub.ac.id/128835/
Daftar Isi:
  • Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2008), potensi ini merujuk pada tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi pada komoditi buah-buahan terjadi peningkatan sebesar 4,29% dan pada komoditi sayuran naik sebesar 1,03% dan juga secara keseluruhan produksi hortikultura Indonesia yang menunjukkan peningkatan sebesar 7,43% sedangkan untuk pencapaian luas panen mengalami peningkatan sebesar 7,86%. Menurut Sugito (1994), jumlah manusia yang semakin banyak dan hasil pertanian tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk yang semakin bertambah pesat mengakibatkan kekurangan pangan dan bahkan bencana kelaparan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Dengan keadaan itu teknologi pertanian dan input produksi memang perlu dilakukan peningkatan untuk memperoleh hasil panen yang setinggi-tingginya. Penggunaan input berupa pupuk kimiawi (anorganik), irigasi, pestisida, dan herbisida merupakan alternatif yang penggunaannya terus ditingkatkan. Menurut Sulistyono (2004), sudah menjadi rahasia umum baru bagi para pengguna pestisida untuk keberhasilan usaha tani manusia, mengingat tingkat efektifitas dan efisiensinya cara kerjanya dalam pengendalian hama maupun penyakit yang menjadikan pestisida sebagai dewa penyelamat produksi pertanian dalam usaha mencegah gangguan tanaman terhadap penyakit. Salah satu jenis pestisida yang digunakan petani pada usaha tani sayursayuran adalah fungsida. Fungisida antracol merupakan salah satu jenis pestisida yang sering digunakan oleh petani di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Namun berdasarkan kenyataan terdapat banyak pesaing fungisida yang beredar di pasaran beberapa pesaing dari fungisida antracol adalah Dhitane dan Daconil. Hal ini menjadikan persaingan produk fungisida semakin kompetitif, sehingga setiap produk semakin bersaing mendapatkan posisi yang ada di dalam pasar berdasarkan persepsi petani. Saat ini belum diketahui bagaimana posisi Antracol di pasaran bila dibandingkan dengan produk yang sejenis. Karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Posisi Persaingan Produk Fungisida Antracol Berdasarkan Persepsi Petani. Untuk melihat bagaimana posisi fungisida Antracol pada persepsi petani apakah sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan petani di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu atau belum. Tujuan penelian ini adalah (1) Untuk menganalisis atribut-atribut apa yang mempengaruhi petani dalam menggunakan fungisida. (2) Untuk menganalisis posisi persaingan Antracol dan merek fungisida lain berdasarkan persepsi petani. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, pemilihan daerah tersebut dengan pertimbangan bahwa petani di Desa Sidomulyo memiliki keheterogenan dan memiliki masalah penyakit yang sama dan memerlukan penambahan input fungisida untuk menghalau penyakit yang dapat menurunkan kualitas produksi. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa tempat ini sangat representatif sebagai tempat penelitian karena responden yang didapat juga sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 32 responden dengan menggunakan accendential sampling. Metode analisis data menggunakan analisis Cochran Q Test yang digunakan untuk mengetahui atribut yang dianggap sah sebagai bahan analisis persepsi, uji validitas dan reliabilitas sebagai alat pengukur kevalidan dan reliabel suatu instrument penelitian, serta analisis Correspondence yang digunakan untuk mengetahui posisi persaingan setiap produk. Berdasarkan hasil uji Cochran Q Test, terdapat 5 atribut yang dipertimbangkan dari 8 atribut yang telah ditetapkan. atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen yaitu harga, konsentrasi formulasi, efektifitas, bahan aktif, dan ketersediaan.. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa 5 atribut menghasilkan nilai yang valid dengan nilai r hitung lebih besar dari 0,349 (n = 32, = 0,05). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh data yang dikumpulkan dari hasil kuisioner adalah reliabel. Berdasarkan hasil analisis Antracol memiliki keunggulan pada atribut konsentrasi formulasi, efektifitas dan bahan aktif. Keunggulan ini ditunjukkan dari jarak Antracol yang berdekatan dengan ketiga atribut tersebut dibandingkan dengan kedua atribut lainnya. Akan tetapi Daconil yang berada pada kuadran berbeda dengan Antracol juga memiliki kedekatan dengan atribut konsentrasi formulasi yang berarti Daconil juga unggul pada konsentrasi formulasinya. Hasil analisis Correspondence Analysis (CA) menunjukkan bahwa persepsi petani di Desa Sidomulyo terhadap antracol memiliki keunggulan pada atribut konsentrasi formulasi, efektifitas dan bahan aktif dan memiliki kelemahan pada ketersediaan dan harga. Dari hasil penelitian disarankan bagi perusahaan fungisida bahwa petani mempertimbangkan atribut-atribut tersebut yang akhirnya digunakan untuk pemilihan dan pembelian merek fungisida serta sebagai bahan evaluasi untuk menyusun strategi pemasaran produk fungisida di masa yang akan datang.