Kajian Pemberian Tanah Liat, Bahan Organik, Mulsa Dan Frekuensi Pengairan Terhadap Kemantapan Agregat Dan Kapasitas Menahan Air Serta Pertumbuhan Dan Hasil Panen Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas l
Main Author: | ChandraAndriyanto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128820/1/051100516.pdf http://repository.ub.ac.id/128820/ |
Daftar Isi:
- Lahan di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo Jawa Timur, difungsikan sebagai daerah pengembangan tanaman jarak pagar. Selain itu daerah tersebut adalah beriklim kering, sehingga untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi jarak pagar yang tinggi perlu dilakukan pengairan. Lahan pertanian yang partikel tanahnya didominasi oleh pasir mempunyai ciri-ciri antara lain kapasitas menahan air dan unsur hara yang rendah. Ketersediaan air pada tanah berpasir di Kebun Penelitian Asembagus diduga dapat ditingkatkan dengan penambahan tanah liat, bahan organik dan mulsa ke dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menguji pengaruh pemberian tanah liat, bahan organik mulsa dan frekuensi pengairan terhadap sifat-sifat fisik tanah berpasir. (2) Menguji pengaruh kombinasi perlakuan tanah liat, bahan organik, mulsa dan frekuensi pengairan terhadap pertumbuhan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian ini menggunakan perlakuan dengan 2 faktor, yaitu (1) Media tanam, dan (2) Frekuensi pengairan dengan 4 kali ulangan. Sebanyak enam kombinasi perlakuan tersebut disusun dalam Rancangan Petak Terbagi. Jenis media tanam yang diujikan sebanyak 3 macam, yaitu: tanah pasir (kontrol); tanah pasir + 10% tanah liat + 1,6% bahan organik; tanah pasir + 10% tanah liat + 1,6% bahan organik + mulsa. Sedangkan perlakuan frekuensi pengairan terdiri dari 10 dan 20 hari sekali. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan media tanam berupa pemberian tanah liat, bahan organik dan mulsa mampu memperbaiki sifat fisik tanah pasir dengan menurunkan nilai berat isi mencapai 14,97%, meningkatkan porositas total mencapai 9,92%, meningkatkan kadar air tersedia mencapai 24,61% dan meningkatkan kemantapan agregat tanah mencapai 73,46% dibanding kontrol (tanah pasir). Kemudian, perbaikan sifat fisik tanah pasir juga meningkatkan tinggi tanaman 35,42%, meningkatkan jumlah daun 67,24%, meningkatkan jumlah tunas 53,70% , meningkatkan luas kanopi 101,94%, meningkatkan jumlah biji panen 186,3% dan meningkatkan berat biji 206,5% dibanding kontrol (tanah berpasir). Sedangkan frekuensi pengairan tidak berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisik tanah berpasir dan pertumbuhan tanaman jarak pagar.