Daftar Isi:
  • Jagung manis ialah komoditas pertanian yang sangat digemari oleh masyarakat. Jagung manis banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan industri. Kebutuhan nasional akan jagung manis semakin meningkat dari tahun ke tahun . Produktivitas jagung manis nasional pada tahun 2010 adalah 9 ton ha -1 tongkol berkelobot. Padahal, potensi produksi jagung manis dapat mencapai 12 ton ha -1 tongkol berkelobot. Dengan potensi hasil jagung manis yang ada maka diperlukan peningkatan produksi jagung manis hingga mencapai potensi produksi yang ada. Faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung manis cukup banyak, salah satu ialah gulma. Gulma yang dibiarkan tumbuh pada tanaman jagung manis dapat menurunkan hasil 20% hingga 80%. Pengendalian gulma pada tanaman budidaya sangat diperlukan karena mampu menurunkan potensi hasil, salah satunya dengan pengaplikasian orok-orok yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pengendali gulma dalam budidaya tanaman. Oleh karena itu, diperlukan cara aplikasi orok-orok yang paling tepat sehingga orok-orok dapat dimanfaatkan sebagai keduanya. Tujuan penelitian ialah untuk mempelajari dan mengetahui cara pengaplikasian C. juncea L. yang paling tepat dalam upaya menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman jagung manis. Hipotesis yang diajukan ialah aplikasi C. juncea L. yang ditanam bersama dengan penanaman jagung manis dapat menekan pertumbuhan gulma serta memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang baik. Penelitian dilaksanakan desa Dadaprejo, kecamatan Junrejo, kota Batu dengan ketinggian tempat 560 m dpl dan suhu rata – rata 24 o C pada bulan Juli 2010 hingga November 2010. Alat yang digunakan cangkul, tugal, sabit, timbangan analitik, meteran, penggaris, Leaf Area Meter (LAM), jangka sorong, tali rafia, petak kuadran ukuran 50 x 50 cm, timbangan, oven dan kamera. Bahan yang digunakan ialah benih jagung manis var. BISI sweet, benih C. juncea L., Furadan 3G dan fungisida Antracol. Pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk Urea (45% N), SP-18 (18% P 2 O 5 ) dan KCL (60% K 2 O). Rancangan yang akan digunakan ialah rancangan acak kelompok (RAK) sederhana yang terdiri dari 9 level yang diulang 3 kali. Sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi tanpa aplikasi C. juncea L. (A 0 ), C. juncea L. sebagai pupuk hijau dengan dosis 10 ton ha -1 (A 1 ), C. juncea L. sebagai pupuk hijau dengan dosis 20 ton ha -1 (A 2 ), C. juncea L. sebagai pupuk hijau dengan dosis 30 ton ha -1 (A 3 ), C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 5 ton ha -1 (A 4 ), C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 10 ton ha -1 (A 5 ), C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 15 ton ha -1 (A 6 ), C. juncea L. sebagai tanaman penutup tanah yang ditanam bersama dengan penanaman jagung manis (A 7 ), C. juncea L. sebagai tanaman penutup tanah yang ditanam 1 minggu sebelum penanaman jagung manis (A 8 ). Varibel pengamatan meliputi pengamatan gulma dan tanaman jagung manis. Variabel pengamatan pertumbuhan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi dan menimbang bobot kering gulma. Analisis vegetasi dilaksanakan pada saat tanah belum diolah, 14, 28, 42, 56 dan 70 hst. Variabel pengamatan tanaman jagung dilakukan secara destruktif pada saat umur tanaman jagung manis adalah 14, 28, 42, 56, 70 hst dan panen. Komponen pertumbuhan yang diamati ialah tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, ILD, LPR. Komponen hasil yang diamati ialah jumlah tongkol/tanaman, bobot tongkol berkelobot/tanaman, bobot tongkol tanpa kelobot/tanaman, diameter tongkol, panjang tongkol, bobot hasil biji (ton ha -1 ). Analisis penunjang yang dilakukan ialah analisis tanah dan analisis C. juncea L.. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Aplikasi C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 15 ton ha -1 dan perlakuan C. juncea L. sebagai tanaman penutup tanah mampu menekan pertumbuhan gulma dengan lebih baik dibandingkan cara aplikasi C. juncea L. yang lain pada pertanaman jagung manis. Aplikasi C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 15 ton ha -1 mampu menghasilkan bobot kering gulma yang lebih rendah dibandingkan cara aplikasi C. juncea L. yang lain pada pengamatan 14 – 28 hst. Sedangkan perlakuan C. juncea L. sebagai tanaman penutup tanah menghasilkan bobot kering gulma yang rendah pada pada pengamatan 42 – 70 hst. Aplikasi C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 15 ton ha -1 dan perlakuan tanpa aplikasi C. juncea L. dengan penyiangan 2 kali mampu memberikan bobot segar tongkol berkelobot dan tanpa kelobot, serta hasil tongkol (ton ha -1 ) yang tinggi dibanding cara aplikasi C. juncea L. yang lain. Aplikasi C. juncea L. sebagai mulsa dengan dosis 15 ton ha -1 menghasilkan hasil tongkol tanpa kelobot (ton ha -1 ) sebesar 9,71 ton ha