Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Dalam Pemanfaatan Kredit Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Prima Tani Studi Kasus di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Main Author: WinDarmawi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128794/1/051100512.pdf
http://repository.ub.ac.id/128794/
Daftar Isi:
  • Data BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak daripada perkotaan. BPS mencatat hingga Maret tahun 2010, sebanyak 64,23 persen dari 31,02 juta penduduk miskin dengan tingkat pengeluaran di bawah Rp 211.726 per orang per bulan berada di pedesaan, dan 76 persen penduduk miskin itu menggantungkan hidupnya di sektor pertanian (Anonymous, 2010). Kemiskinan petani (lingkaran kemiskinan) diakibatkan karena petani menjadi korban ketidakberdayaan dalam menghadapi persoalan kebutuhan primernya. Permasalahan mendasar yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan. Kekurangan modal ini sangat membatasi gerak aktivitas usahatani sehingga penerapan teknologi atau investasi dalam usahatani menjadi kecil dan terbatas. Dengan minimnya penerapan teknologi menyebabkan produktivitas petani juga menurun sehingga menyebabkan penerimaan atau keuntungan dari usahatani menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan pada menurunnya tingkat kesejahteraan rumah tangga petani. Minimnya kesejahteraan petani mengakibatkan kebutuhan pendidikan formal keluarga petani menjadi terbatas, sehingga tingkat pendidikan keluarga petani mayoritas hanya mencapai tingkat dasar atau menengah. Hal ini menyebabkan kualitas sumber daya manusia petani menjadi rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan yang dihadapi petani adalah dengan memutus mata rantai lingkaran kemiskinan yaitu dengan adanya pemberian kredit usaha. Kredit mempunyai peran yang sangat penting bagi kelangsungan usahatani, karena dengan mengatasi kendala modal berarti petani dapat menggunakan lebih banyak input pertanian untuk meningkatkan output. Kredit digunakan secara optimal untuk usaha sehingga akan menciptakan modal secara berkelanjutan bagi pengembangan usaha. LKM Prima Tani merupakan lembaga keuangan mikro yang menyalurkan pembiayaan usaha (kredit) bagi petani, pelaku usaha mikro, dan masyarakat pedesaan lainnya. Pemberian kredit oleh LKM Prima Tani ini bertujuan sebagai pembiayaan usaha berbasis pertanian dan pengembangan usaha di luar sektor pertanian yang memberikan kontribusi penting dalam peningkatan pendapatan petani secara khusus dan masyarakat pedesaan secara umum. Desa Wonosari terletak di wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang merupakan daerah yang memiliki potensi alam yang sangat mendukung usahatani (on-farm) khususnya komoditas ubi jalar sebagai trademark Gunung Kawi. Selain itu, masyarakat Desa Wonosari juga mempunyai usaha non-farm yang tidak terlepas dari potensi wilayah Desa Wonosari sebagai pusat wisata ritual Gunung Kawi. Fenomena yang sering dihadapi oleh petani adalah banyak petani yang terperangkap dalam cengkeraman rentenir. Hal itu terjadi karena tidak ada pasar keuangan yang sehat bagi masyarakat pedesaan yang berpenghasilan rendah. Sistem perbankan komersial yang ada tidak berpihak pada masyarakat golongan bawah dengan memberikan beberapa persyaratan yang sangat memberatkan petani seperti keharusan adanya agunan serta pihak perbankan beranggapan bahwa usaha yang dilakukan petani tidak capable dan tidak bankable. Dengan adanya pembentukan LKM Prima Tani diharapkan mampu berperan sebagai lembaga alternatif bagi pengembangan dan pembiayaan usaha mikro. Namun kenyataannya, tidak semua petani mengambil kredit di LKM Prima Tani. Perumusan masalah dalam penelitian ini 1) Apakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan kredit LKM Prima Tani, 2) Bagaimana deskripsi profil LKM Prima Tani, 3) Bagaimana respon petani terhadap skim kredit LKM Prima Tani. Tujuan dari penelitian ini 1) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan kredit LKM Prima Tani, 2) Mendeskripsikan profil LKM Prima Tani, 3) Mengetahui respon petani terhadap skim kredit LKM Prima Tani. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonosari. Penentuan responden ditentukan secara sensus untuk anggota LKM dan simple random sampling (sampel acak sederhana) untuk anggota non-LKM. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan regresi analisis logit. Hasil analisis pada penelitian ini adalah semua parameter dapat dimasukkan ke dalam model (Uji G). Hal itu dapat dilihat dari tabel Omnibus Tests yaitu nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square 2) tabel dimana 71,123 lebih besar dari 11,070 pada tingkat derajat bebas 5 dan α = 0,05. Dari hasil uji goodness of fit di dapat bahwa model regresi yang digunakan sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari tabel Hosmer and Lemeshow Test yaitu nilai signifikansi 0,372 lebih besar dari α = 0,05. Nilai R2 = 0,848 yang artinya bahwa 84,8% variabel yang digunakan dapat menjelaskan variabel dependennya dan 15,2% lainnya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji wald diketahui bahwa ada 2 variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu variabel umur dan variabel jumlah anggota keluarga. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai statistik wald masing-masing faktor dengan nilai chi-square (χ 2) tabel pada derajat bebas 1 dan melihat taraf signifikansi α = 0,05 yaitu 3,841. Nilai statistik wald untuk variabel umur (X1) sebesar 12,966 dan untuk variabel jumlah anggota keluarga (X3) sebesar 5,584 dimana lebih besar dari 3,841. Untuk menentukan faktor mana yang paling dominan dapat dilihat dari nilai koefisien parsial (R) yang terkecil dimana variabel umur (X1) memiliki nilai R yang paling kecil yaitu sebesar 0,337. Hal ini berarti bahwa variabel umur merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan petani dalam mengambil kredit LKM Prima Tani. Variabel umur petani memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan kredit LKM Prima Tani, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien 0,239 dan bertanda positif. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara variabel umur petani dengan pengambilan keputusan pemanfaatan kredit LKM Prima. Dari nilai koefisien sebesar 0,239 berarti setiap kenaikan 1 tahun umur petani maka peluang pengambilan keputusan pemanfaatan kredit LKM Prima Tani adalah sebesar 1,270 kali Variabel jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan kredit LKM Prima Tani, dengan tingkat signifikan sebesar 0,018 dan memiliki koefisien 1,325 dan bertanda positif. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara variabel jumlah anggota keluarga dengan pengambilan keputusan pemanfaatan kredit LKM Prima Tani. Dari nilai koefisien sebesar 1,325 berarti setiap pertambahan 1 orang anggota keluarga maka peluang pengambilan keputusan pemanfaatan kredit LKM Prima Tani adalah sebesar 3,762 kali. Untuk hasil analisa deskriptif mengenai skim kredit LKM Prima Tani, diketahui bahwa sebanyak 70% responden petani LKM Prima Tani mengambil kredit dengan jumlah antara 300.000-500.000. Untuk tingkat bunga, sebanyak 92,5% responden petani LKM Prima Tani tidak merasa keberatan. Untuk sistem pembayaran angsuran, sebanyak 80% responden petani LKM Prima Tani merasa masih memberatkan. Untuk jaminan/agunan, sebanyak 97,5% responden petani LKM Prima Tani menyatakan setuju. Untuk prosedur peminjaman kredit, sebanyak 87,5% responden petani LKM Prima Tani menyatakan bahwa proses peminjaman kredit mudah. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka saran yang diberikan pada penelitian ini adalah hendaknya petani lebih berhati-hati dalam memanfaatkan kredit dimana jika kredit tidak digunakan untuk usaha yang potensial dan pengembangan usaha, justru akan memberatkan