Efikasi Jamur Entomopatogen Lecanicillium lecanii (Zimm.) (Viegas) Zare & Gams terhadap Bemisia tabaci Genn Vektor Soybean Mosaic Virus (SMV) pada Tanaman Kedelai

Main Author: Kusmawati, Anik
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128784/1/051105306.pdf
http://repository.ub.ac.id/128784/
Daftar Isi:
  • Di Indonesia, produktivitas kedelai masih tergolong rendah, yaitu hanya 0,8 ton/ha. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia adalah adanya serangan Soybean Mosaic Virus (SMV). Infeksi SMV di lapangan dari tanaman sakit ke tanaman lainnya terjadi dengan bantuan serangga vektor Bemisia tabaci. Untuk mengendalikan vektor dapat digunakan patogen serangga, salah satunya adalah jamur entomopatogen Lecanicillium lecanii. Jamur entomopatogen L. lecanii sebagai agens hayati berpotensi tinggi, ramah lingkungan, dan dapat diperbanyak secara massal. Selama ini masih sedikit penelitian tentang kerapatan konidia L. lecanii yang efektif untuk mengendalikan B. tabaci sebagai vektor virus, oleh karena itu dilakukan suatu penelitian untuk 1) mengkaji apakah jamur L. lecanii mampu mengendalikan B. tabaci pada tanaman kedelai, 2) mengkaji kerapatan konidia jamur L. lecanii yang efektif dalam mengendalikan B. tabaci , dan 3) mengkaji apakah B. tabaci yang telah diaplikasi dengan jamur L. lecanii masih mampu menularkan SMV . Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Mikologi Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian (BALITKABI) Malang pada bulan September sampai November 2010. Pada penelitian ini digunakan tanaman kedelai varietas Wilis yang ditanam pada polybag (setiap polybag 2 tanaman). Perbanyakan serangga uji B. tabaci dilakukan pada tanaman kedelai dalam sangkar kain kasa. Jamur L. lecanii diperbanyak dengan menggunakan media PDA. Inokulum SMV berupa awetan kering diperbanyak dengan cara ditularkan secara mekanik pada tanaman kedelai sehat. Sebelum imago B. tabaci diinfestasi dipuasakan lebih dulu selama 30 menit dan diberi pakan daun kedelai yang terinfeksi SMV selama 30 menit. Kemudian B. tabaci diinfestasikan ke tanaman kedelai sehat sebanyak 25 ekor/tanaman selanjutnya diaplikasi dengan suspensi jamur L. lecanii dengan konsentrasi sesuai perlakuan sebanyak 2ml/tanaman. Penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan kerapatan konidia jamur L. lecanii, yaitu 10 5 /ml, 10 6 /ml, 10 7 /ml, 10 8 /ml dan 0 (sebagai kontrol) yang diulang sebanyak 4 kali. Pengamatan dilakukan terhadap mortalitas B. tabaci (diamati setiap hari) dan intensitas serangan SMV pada tanaman kedelai (diamati setiap 3 hari sekali). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kerapatan konidia jamur L. lecanii berpengaruh nyata terhadap mortalitas B. tabaci. Persentase kematian B. tabaci yang telah diaplikasi jamur L. lecanii dengan kerapatan konidia 10 5 /ml, 10 6 /ml, 10 7 /ml, 10 8 /ml adalah berturut-turut 20,50%, 24,56%, 96,77%, 55,27%. Kerapatan konidia jamur L. lecanii yang efektif untuk mengendalikan B. tabaci adalah 107/ml. Masa inkubasi jamur L. lecanii dengan kerapatan konidia 10 5 /ml, 10 6 /ml, 10 7 /ml, 10 8 /ml yang ditandai dengan adanya koloni jamur L. lecanii adalah berturut-turut 3,50; 2,75; 2,00; 2,25 HSA (Hari Setelah Aplikasi). Semakin cepat masa inkubasi jamur L. lecanii maka B. tabaci menjadi lebih cepat sakit dan kemampuan untuk menularkan SMV juga menjadi kecil. B. tabaci yang diaplikasikan jamur L. lecanii dengan kerapatan konidia 10 6 , 10 7 dan 10 8 /ml sudah tidak mampu menularkan virus SMV. Sementara itu, dengan aplikasi kerapatan konidia jamur L. lecanii 10 5 /ml, B. tabaci masih mampu menularkan virus SMV dengan intensitas serangan sebesar 0,12%. </