Analisis Usahatani Bunga Mawar Sebagai Tanaman Hias Pada Petani Anggota Dan Non-Anggota Gapoktan (Studi Kasus Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu)
Main Author: | Nugroho, AnggieAribowo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/128763/1/051104900.pdf http://repository.ub.ac.id/128763/ |
Daftar Isi:
- Komoditas Hortikultura khususnya tanaman hias adalah komoditas penyumbang devisa yang tidak kalah pentingnya dibandingkan tanaman pangan maupun industri dimana tingkat ekspor dari tanaman hias Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan ekspor tanaman hias dari luar negeri (Deptan, 2009). Salah satunya yang berpotensi untuk dikembangkan adalah bunga mawar hias sebagai salah satu komoditas florikultura yang mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Permintaan bunga mawar hias setiap tahun meningkat mencapai 36% (BPS, 2010). Salah satu pusat agribisnis bunga mawar hias adalah di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu dengan luas tanam dan produksi bunga mawar hias yang terbesar. Usahatani mawar hias dilakukan oleh dua kelompok petani yaitu petani yang merupakan anggota Gapoktan dan petani yang bukan anggota Gapoktan. Masing-masing terbagi lagi menjadi petani pemilik penggarap dan petani penyewa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis struktur biaya dan pendapatan keluarga usahatani bunga mawar hias pada petani anggota Gapoktan dan petani non-anggota Gapoktan. (2) menganalisis perbedaan pendapatan dan biaya dalam usahatani mawar hias pada petani anggota Gapoktan dan petani nonanggota Gapoktan. Gross Farm Family Income (GFFI) atau pendapatan kotor keluarga petani adalah penerimaan total dikurangi dengan seluruh biaya pemakaian input produksi yang terbayarkan. Sedangkan Net Farm Family Income (NFFI) atau pendapatan bersih keluarga petani yaitu selisih dari pendapatan kotor keluarga petani dengan penyusutan. Pendapatan kotor keluarga petani (GFFI) pada petani pemilik penggarap adalah selisih dari nilai output dengan jumlah pembayaran upah tenaga kerja dan input lancar (current input), sedangkan pada petani penyewa pendapatan kotor keluarga petani adalah selisih nilai output dengan jumlah pembayaran upah tenaga kerja, input lancar ( current input ) serta dikurangi dengan sewa lahan. Pendapatan bersih keluarga petani (NFFI) pada petani pemilik penggarap adalah selisih dari pendapatan kotor keluarga petani dengan penyusutan modal, lahan dianggap sewa ( imputed sewa lahan) dan pajak. Sedangkan pendapatan bersih keluarga petani pada petani penyewa adalah selisih antara pendapatan kotor keluarga petani dengan penyusutan modal. Tes statistik uji beda rata-rata digunakan untuk membandingkan pendapatan kotor (GFFI) dan pendapatan bersih (NFFI) keluarga petani usahatani bunga mawar hias dari dua kelompok petani yaitu petani anggota Gapoktan dan petani non-anggota Gapoktan, serta membandingkan biaya diantaranya.