Perbaikan Manajemen Gudang untuk Penanganan Inventory Bahan Baku Defect dengan Pendekatan Lean Warehousing
Main Author: | Syafirin, Khairina Hazimah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12876/ |
Daftar Isi:
- Agronas Gizi Food merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi keripik kentang. Kapasitas produksi perusahaan Agronas Gizi Food perhari sebesar 200-300 Kg atau 6-9 ton/bulan. Pada setiap proses produksinya, Agronas Gizi Food juga menghasilkan sejumlah waste. Keberadaan bahan baku reject saat penerimaan dan reject saat proses produksi yang harus tetap disimpan untuk diproses menjadi downgrade product. Penyimpanan bahan baku reject untuk downgrade product tersebut berkaitan dengan tiga macam waste yaitu defect, unnecessary inventory, dan unnecessary motion. Waste defect terdapat pada bahan baku reject baik saat penerimaan maupun saat proses produksi. Waste unnecessary inventory terdapat pada persediaan bahan baku reject tersebut yang menjadi unexpected inventory. Waste unnecessary motion terdapat pada aktivitas pengaturan dan penataan ulang pada persediaan bahan baku reject tersebut sebelum diproses menjadi downgrade product. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan yang harus dilakukan untuk meminimasi waste yang terjadi. Terutama pada penanganan inventory bahan baku reject. Metode yang dapat digunakan dalam mengurangi waste adalah pendekatan lean. Tujuan dari penerapan lean adalah mengeliminasi pemborosan yang terjadi pada saat melakukan proses produksi serta mengurangi biaya pemborosan. Untuk mengilustrasikan keberadaan inventory dari bahan baku reject digunakan metode Value Stream Mapping. Setelah melakukan analisa waste menggunakan Value Stream Mapping (VSM), dilakukan identifikasi terhadap waste yang ada, analisis akar permasalahan dan memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan menggunakan mind map, dan eliminasi waste menggunakan tools dalam Lean untuk merancang usulan perbaikan penanganan inventory bahan baku, terutama untuk bahan baku downgrade product. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waste defect yang berupa reject bahan baku saat penerimaan dan proses produksi akan disimpan sementara di Gudang (unexpected inventory). Waste unnecessary inventory yang berupa persediaan bahan baku reject menunggu untuk diproses lanjut setelah grade utama selesai diproduksi untuk menjadi downgrade product. Waste unnecessary motion berupa pengaturan dan penataan ulang yang ada di Gudang terkait persediaan bahan baku defect yang disimpan. Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang dapat diterapkan untuk memperbaiki manajemen Gudang untuk penanganan inventory bahan baku defect yaitu dengan menerapkan Kaizen, 5S, dan merancang SOP untuk menjalankan sistem First in first out (FIFO) pada gudang melalui Kaizen pada peralatan FIFO, yang dilakukan dengan menggunakan tag FIFO pada material dan lokasi penempatan, membuat standarisasi FIFO yang berfungsi sebagai pedoman penerapan FIFO dan penggunaan alat FIFO tersebut.