Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Gula Kelapa (Studi Kasus di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar)

Main Author: Susilo, Theodorus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128733/1/Lampiran_1.pdf
http://repository.ub.ac.id/128733/2/skripsi_setelah_kompre_revisi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128733/2/ringkasan_dan_daftar_isi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128733/3/cover_dan_pernyataan.pdf
http://repository.ub.ac.id/128733/
Daftar Isi:
  • Agroindustri merupakan suatu bentuk keterpaduan antara sektor pertanian dan sektor industri yang diharapkan tidak saja menciptakan kondisi yang dapat mendukung industri maju dengan pertanian yang tangguh, tetapi juga memberikan efek positif yang lain melalui penciptaan lapangan kerja baru, perbaikan distribusi pendapatan, nilai tambah serta pembangunan di sektor pertanian yang luas. Salah satu agroindustri yang keberadaannya sudah mendapat tempat di masyarakat adalah agroindustri yang mengolah nira kelapa yang diambil dari pohon kelapa menjadi produk olahan gula kelapa. Gula kelapa itu sendiri adalah gula kelapa merah yang terbuat dari bahan dasar nira bunga kelapa (manggar) atau nira kelapa (legen) dan gula kelapa sering disebut sebagai gula merah atau gula jawa. Menurut Sarengat (1986), kehadiran gula kelapa tidak dapat digantikan oleh pemanis jenis lain, karena memiliki cita rasanya yang khas menyebabkan gula kelapa banyak digunakan dalam industri-industri tertentu yang sebagian besar menggunakan gula kelapa sebagai bahan dasarnya. Desa Karangbendo merupakan salah satu sentra penghasil gula kelapa di Kecamatan Ponggok dikarenakan di daerah tersebut masih banyak tersedia sumberdaya alam nira kelapa sebagai bahan baku pembuatan gula kelapa. Di Desa Karangbendo sebagian besar usaha yang dilakukan merupakan sumber penghasilan utama dari pengolahnya. Keberadaan agroindustri ini mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja serta pemerataan pendapatan. Namun dalam pengembangannya agroindustri gula kelapa masih dihadapkan pada beberapa kendala seperti terbatasnya modal, terbatasnya keterampilan tenaga kerja, teknologi produksi yang masih sederhana dan kurangnya pengetahuan tentang manajemen dalam menjalankan sebuah usaha. Dari hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan kuantitas produksi gula kelapa yang dihasilkan masih rendah sehingga keuntungan yang diperoleh produsen gula kelapa rendah. Padahal permintaan akan gula kelapa terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan peningktan konsumsi baik untuk industri maupun konsumsi rumah tangga. Hal tersebut menjadikan peluang bagi agroindustri gula kelapa di daerah tersebut untuk lebih berkembang untuk dapat memenuhi kuantitas permintaan gula kelapa untuk daerah tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis besarnya biaya produksi, penerimaan dan keuntungan agroindustri gula kelapa di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar; (2) Menganalisis kelayakan finansial agroindustri gula kelapa di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar; (3) Menganalisis sensitivitas agroindustri gula kelapa terhadap perubahan biaya produksi, harga produk dan jumlah produksi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : (1) Anlisis arus uang tunai; (2) Analisis kelayakan finansial; dan (3) Analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri gula kelapa di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar menguntungkan untuk dijalankan. Hal tersebut dapa dilihat dari perhitungan arus uang tunai diperoleh biaya produksi rata-rata sebesar Rp 17.621.830,04,- per tahun; penerimaan rata-rata sebesar Rp 20.647.036,27,-per tahun; dan pendapatan ratarata yang diperoleh produsen sebesar Rp 2.890.405,32,- per tahun. Hasil analisis kelayakan finansial usaha gula kelapa pada tingkat suku bunga 14,8% adalah usaha tersebut layak untuk dikebangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari parameter kriteria invesasi yaitu: nilai Net B/C sebesar 2,54; NPV sebesar Rp 5.560.406,87,-; IRR sebesar 58,91%; Dan payback period selama 3 tahun 1 bulan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas yang diukur dari perubahan yaitu kenaikan biaya produksi, penurunan harga produk dan penurunan tingkat produksi untuk perubahan terbesar yang pernah terjadi didaerah penelitian maka usaha gula kelapa ini tidak layak untuk dilakukan sedangkan untuk perubahan rata-rat parameter yang digunakan menunjukkan bahwa usaha gula kelapa ini masih layak untuk dilakukan dalam perubahan kenaikan rata-rata biaya produksi sebesar 7%, penurunan rata-rat harga jual produk sebesar 4%, dan penurunan rata-rata tingkat produksi sebesar 5%. Sedangkan untuk asumsi terjadi dua perubahan yang bersamaan terjadi yaitu pada kenaikan rata-rata biaya produksi sebesar 7% disertai penurunan rata-rata tingkat produksi sebesar 5% maka hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pada kondisi terebut usah ini tidak layak untuk dilakukan. Saran yang muncul dari penelitian ini adalah: (1) Mengingat kegiatan usaha agroinustri gula kelapa di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabapaten Blitar memenuhi kriteria kelayakan finansial, maka diharapakan masyarakat dapat mengembangkan kegiatan usaha agroindustri tersebut secara profesional, mengingat masih tingginya permintaan yang belum dapat terpenuhi. (2) Untuk meningkatkan profesionalitas kegiatan usaha perlu dibentuk kelompok usaha bersama dalam wadah organisasi, sebagai bentuk kerjasama antar produsen gula kelapa dalam memperoleh informasi - informasi yang berhubungan dengan pemasokan bahan baku sampai pemasaran produk gula kelapa. Sehingga dapat memperlancar produsen gula kelapa dalam menjalankan usahanya. (3) Pemerintah daerah setempat diharapakan untuk lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada agroindustri gula kelapa di Desa Karangbendo. Bentuk dukungan dapat berupa pelatihan-pelatihan kepada produsen untuk peningkatan kualitas SDM maupun manjemen usaha yang baik