Analisis efisiensi alokatif agroindustri chip ubi kayu sebagai bahan baku mocaf (Modified Cassava Flour )di Kabupaten Trenggalek.

Main Author: Pradana, AbidEka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128725/1/051104061.pdf
http://repository.ub.ac.id/128725/
Daftar Isi:
  • Indonesia sebagai negara agraris tampaknya perlu mengadakan pengembangan nilai komoditi – komoditi pertaniannya menjadi produk – produk yang mempunyai daya saing lebih kompeten menghadapi persaingan global . Pengembangan agroindustri merupakan salah satu pilihan yang perlu dipertimbangkan.. Solusi untuk mewujudkan tujuan pengembangan agroindustri bisa dilakukan dengan mengembangkan cluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra produksi bahan baku serta sarana penunjangnya, mengembangkan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan skala menengah dan besar, dan mengembangkan industri pengolahan yang punya daya saing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penyelarasan antara pertanian dengan industri sudah barang tentu diperlukan lembaga sosial sekaligus lembaga ekonomi yang menjadi “penyambung” diantaranya, salah satu lembaga maupun organisasi yang kompeten dalam hal ini adalah koperasi. Salah satu contoh bentuk kerjasama yang selaras dengan pengembangan agroindustri berbasis klaster adalah kemitraan sinergis antara PT. Bangkit Cassava Mandiri (BCM), petani ubi kayu dan kelompok usaha pembuat chip ubi kayu sebagai binaan Koperasi Serba Usaha Gemah Ripah Loh Jinawi Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek yang mengembangkan potensi Kota Trenggalek sebagai sentra produksi ubi kayu menjadi produk yang mempunyai nilai tambah, yaitu Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai substitusi maupun komplementer tepung terigu. Permasalahan utama dalam usaha produksi chips Mocaf adalah masih rendahnya jumlah chips ubi kayu yang dapat diproduksi oleh kelompok agroindustri ubi kayu. Hal ini berbanding terbalik dengan bahan baku utama chips yaitu berupa ubi kayu yang tersedia di Trenggalek, mengingat bahwa ubi kayu merupakan salah satu tanaman palawija dengan produksi terbanyak di kota ini. Produksi Mocaf di Kabupaten Trenggalek antara Juni - Oktober 2008 menurut Dinas Kominfo Jawa Timur telah mencapai rata-rata 100 ton per bulan sedangkan pada tahun 2009 kelompok agroindustri dapat menambah kapasitas produksinya hingga mencapai 110 ton per bulan namun pada penelitian pendahuluan didapatkan data bahwa produktifitas dari chips ubi kayu hanya mencapai 62 ton per bulannya. Hal ini ditengarai adanya penggunaan faktor produksi yang belum efisien sehingga produksi tidak bisa optimal dan mengakibatkan keuntungan maksimal belum bisa diraih. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan kelayakan agroindustri chip Mocaf. (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi chip Mocaf. (3) Menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor produksi di daerah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok usaha Agroindustri chip ubi kayu sebagai bahan baku Mocaf yang berjumlah 15 kelompok dimana keseluruhan jumlah populasi digunakan sebagai obyek penelitian yang ditentukan secara purposive dikarenakan jumlah kelompok yang masih aktif memasok chip ubi kayu pada rentang waktu penelitian (November – Desember 2010) berjumlah 15 kelompok. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensia dengan fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Rata-rata total penerimaan usaha chip ubi kayu di daerah penelitian sebesar Rp. 1.847.186,667 dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 1.696.003,559 sehingga diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,089. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usaha Agroindustri chip Mocaf sudah mengguntungkan, karena rata-rata nilai R/C rationya lebih dari 1. Dalam hal ini setiap Rp. 1,00 yang diinvestasikan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,089. 2. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha pembuatan chip ubi kayu di daerah penelitian adalah bahan baku ubi kayu, tenaga kerja dan volume kolam perendaman. Dari ketiga variabel tersebut yang berpengaruh nyata pada usaha ini adalah bahan baku ubi kayu. Hal ini berarti bahwa dengan adanya penambahan bahan baku utama ubi kayu akan berpengaruh lebih besar terhadap produksi chip dibandingkan faktor produksi lainnya. 3. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai NP Mx / Px alokasi ubi kayu sebesar 1,28 dimana angka tersebut lebih besar dari satu, sehingga alokasi bahan baku ubi kayu di daerah penelitian belum efisien. Dengan nilai rasio tersebut menunjukkan bahwa alokasi bahan baku ubi kayu sebanyak 2220 kg/kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kay u masih belum efisien. Dengan demikian penambahan alokasi penggunaan bahan baku ubi kayu dapat dilakukan jika kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kayu di daerah penelitian masih menginginkan keuntungan yang lebih besar lagi. Penggunaan alokasi baku ubi kayu dapat dioptimalkan dengan melakukan penambahan bahan baku ubi kayu, sebesar 2.835 kg/kelompok agroindustri pengolahan chip ubi kayu. Saran untuk penelitian ini adalah (1) Dalam rangka mengoptimalkan produksi chips ubi kayu, kelompok agroindustri chips