Peran Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Komoditas Padi (Oryza sativa) (Studi Kasus Kelompok Tani Rukun Makmur di Desa Selopanggung

Main Author: Bhaktiar, Syarifudin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/128716/1/bab_I-5_skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/2/COVER_skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/3/DAFTAR_ISI_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/4/DAFTAR_PUSTAKA_skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/5/Bab_6_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/5/lampiran_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/6/Bab_7_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/128716/
Daftar Isi:
  • Tantangan dunia penyuluhan dan pembangunan pertanian ke depan salah satunya adalah kebutuhan bahan pangan khususnya tanaman padi yang belum mencukupi sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun memerlukan pasokan bahan pangan khususnya tanaman padi yang terus bertambah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan khususnya tanaman padi yang diolah menjadi beras, pemerintah mengeluarkan terobosan baru berupa program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Program SL-PTT merupakan salah satu model atau pendekatan pengelolaan usaha tani padi dengan mengimplementasikan berbagai teknologi budidaya dan menggabungkan semua komponen usaha tani terpilih yang serasi dan komplementer yang memberikan efek sinergis untuk meningkatan hasil produktivitas padi secara optimal dan kelestarian lingkungan. Keberhasilan program ini tidak akan lepas dari suatu konsep peranan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang merupakan ujung tombak pembangunan pertanian dan pihak yang paling dekat dengan sasaran yaitu petani. Kemampuan PPL dan peranannya dalam dunia penyuluhan dan pembagunan harus diperhatikan, karena dengan dukungan tersebut maka akan terjadi suatu kerjasama antara pemberi program dengan sasaran program (petani) yang akhirnya akan mencapai tujuan program pembangunan. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai peranan penyuluh pertanian lapangan (PPL) pada kelompok tani dalam program SL-PTT padi. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini: 1) Sejauh mana peranan Penyuluh Pertanian Lapangan pada kelompok tani melalui program SL-PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) dalam merubah perilaku petani padi?; 2) Fungsi-fungsi apa saja yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam membina kelompok tani melalui program SL-PTT?; 3)Apa saja kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian dalam mencapai keberhasilan program SL-PTT?. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menganalisi peranan Penyuluh Pertanian Lapangan pada kelompok tani melalui program SLPTT dalam merubah perilaku petani padi; 2) Menganalisis fungsi-fungsi apa saja yang dilakukan Penyuluh Pertanian (PPL) Lapangan dalam membina kelompok tani melalui program SL-PTT; 3) Menganalisis kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian dalam mencapai keberhasialn program SL-PTT. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bahan informasi bagi petani dalam meningkatkan kemampuan untuk pengelolaan tanaman terpadu khususnya komoditi padi; 2) Bahan informasi bagi instansi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan meningkatkan peranan Penyuluh Pertanian lapangan; 3) Bahan informasi bagi pihak peneliti dan lembaga bidang pertanian dalam rangka pembinaan kelompok tani. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian Descriptive Research. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive ) yaitu di Desa Selopanggung, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Penentuan responden dilakukan dengan sengaja ( purposive ) yaitu pada peserta SL-PTT anggota kelompok tani ‘Rukun Makmur’ yang beranggotakan 60 orang yang semua ikut menjadi anggota peserta SL. Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi, kemudian yang kedua dengan pengumpulan data sekunder dengan data tertulis dan dokumentasi dari dinas-dinas terkait. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, Menurut Miles dan Hiberman (1992) dalam Arikunto (2002), Analisis data ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data diantaranya adalah melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut: 1) Reduksi data (pemilihan data) meliputi editing (penulisan kembali data) , coding (pengelompokkan data) , dan tabulasi (data dimasukkan ke tabel); 2) Penyajian data, data yang sudah direduksi kemudian di sajikan; 3) Menarik kesimpulan dan verivikasi, data yang sudah direduksi kemudian disajikan kemudian ditarik kesimpulan akhir dan mengarah pada menjawab fokus permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peranan PPL pada kelompok tani Rukun Makmur dalam SL-PTT di Desa Selopanggung menunjukkan petugas PPL dalam SL-PTT menguasai kemampuan dalam metode pendidikan orang dewasa dan menjalankan perannya sebagai fasilitotor, dinamisator, teknisi dan mediator yang sebagian besar dilakukan melalui pendampingan terhadap petani peserta SLPTT, yang dimana hasilnya petani telah mau menerima dan menerapkan anjuran PTT dalam mengoptimalkan sumber daya pertanian padi ciherang di lahan petani. Fungsi-Fungsi PPL dalam SL-PTT telah menjalankan fungsinya dilihat dari petani di Desa Selopanggung telah merubah pola pikir dan perilakunya baik dari pengetahuan patani yang bertambah tentang budidaya tanaman padi yang dianjurkan PTT, sikap petani yang mau menerima, mencoba dan menerapkan teknologi PTT serta keterampilan petani yang bertambah dalam kegiatan PTT walaupun belum menerapkan jarak tanam jajar legowo. Kegiatan-kegiatan PPL pada dalam SL-PTT adalah mendampingi petani pada pelaksanaan program SLPTT telah melakukan kegiatan-kegitaan seperti pengolahan lahan yang baik, penggunaan benih unggul dengan menggunakan varietas ciherang, penggunaan pupuk berimbang selama tiga kali pemupukan dalam satu musim tanam, sistem pengairan berselang dan pengendalian hama penyakit sesuai dengan anjuran PTT. Keberhasilan Program SL-PTT Kelompok tani Rukun Makmur dilihat dalam pencapaian hasil produtivitas yang meningkat dari sebelum adanya program adalah 65 kw/ha menjadi 69-73 kw/ha dan perubahan perilaku petani menerapkan teknologi PTT di lahan sawahnya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disarankan sebagai berikut, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan harus lebih meningkatkan keterampilan petani dalam budidaya taman padi sesuai dengan anjuran PTT. Salah satunya adalah keterampilan petani dalam penerapan jarak tanam jajar legowo.Petugas penyuluh pertanian harus lebih meningkatkan perannya sebagai pendamping setelah program SL-PTT selesai, agar keberhasilan program bisa konsisiten dan lebih intensif (petani terus menerapkan teknologi PTT).