Kajian Hidrolika Pelimpah Samping pada Model Fisik Bendungan Pasuruhan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dengan Skala 1 60

Main Author: Alam, Rizki Robbi Rahman
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12870/
Daftar Isi:
  • Sesuai dengan persyaratan pembangunan Bendungan di Indonesia, maka sebelum dilaksanakan tahapan kegiatan pembangunan fisik, perlu dilakukannya perencanaan rinci dan terarah sehingga pada tahapan kegiatan selanjutnya yaitu Sertifikasi Desain Bendungan Pasuruhan seluruh kajian pendukung perencanaan telah terakomodir sesuai dengan Kriteria Perencanaan Bendungan. Pada tahapan kegiatan saat ini akan dilaksanakan kegiatan uji model (test) fisik bangunan pelimpah rencana Bendungan Pasuruhan serta kajian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku hidrolika (performance hydraulic) pada bangunan pelimpah tipe pelimpah samping (side channel spillway), pola aliran pada saluran transisi dan peluncur, dan kerja bangunan peredam energi, serta kondisi aliran dan gerusan yang terjadi pada bagian hilir bangunan peredam energi, dan memberikan hasil kajian secara teknis terhadap keamanan tubuh bendungan pada beberapa kondisi yang disyaratkan. Pada analisis profil muka air, debit yang dikaji yaitu Q100th , Q1000th , dan QPMF , dengan data debit sekunder. Kajian yang dilakukan pada pelimpah menggunakan metode Iwasaki dan USBR untuk mencari nilai koefisien debit, lalu dibandingkan dengan hasil uji model. Selanjutnya perhitungan untuk tinggi muka air pada, saluran Transisi, dan saluran peluncur dilakukan dengan prinsip kehilangan energi, yaitu dengan metode tahapan standar. Sedangkan untuk perhitungan yang dilakukan pada saluran samping, dan kolam olak menggunakan pendekatan hukum momentum. Untuk gerusan lokal, analisis yang digunakan yaitu dengan pendekatan model. Dari hasil analisis profil muka air, diperoleh kondisi profil muka air pada pelimpah dengan metode perhitungan pada saat mengalirkan debit QPMF tidak terjadi limpasan pada tubuh bendungan (ovetopping), dengan perbedaan elevasi muka air dan elevasi puncak tubuh bendungan yaitu 0,91 m, dan pada pendekatan uji model perbedaan elevasi muka air dan elevasi puncak bendungan yaitu 1,5 m. kondisi pada saluran samping tidak terjadi aliran balik (back water). Keadaan aliran pada saluran transisi yaitu subkritis dan tidak terjadi aliran silang. Pada saluran peluncur, kondisi aliran dengan pendekatan model dan perhitungan yaitu superkritis, tidak terdapat kavitasi dan aliran getar. Tekanan pada pelimpah, saluran transisi, dan saluran peluncur tidak terjadi tekanan tekan. Kolam olak yang digunakan yaitu USBR tipe IV, dengan efisiensi kolam olak untuk mereduksi energy yaitu 60%. Pada hilir sungai, setelah saluran pengarah hilir (Escape Channel), gerusan terdalam yang terjadi yaitu 6 m, sehingga diperlukan upaya perlindungan. Untuk menguragi kedalaman gerusan tersebut, maka ditambahkan rip-rap pada setelah saluran pengarah hilir (Escape Channel) dan ditambahkan ground sill pada hilir sungai.